Chapter 3

259 47 13
                                    

⚠️⚠️ANDA BERADA DI ZONA BAHAYA YANG MUNGKIN MENYEBABKAN KETIDAK NYAMANAN BAGI BEBERAPA PEMBACA⚠️⚠️

.

Satu hari setelah keluar dari rumah sakit, Jisoo yang masih memiliki hari 'libur istirahat' hanya bisa diam di apartemennya. "Aku sangat merindukan anak-anak," gumam Jisoo. Dia menghela napasnya, karena bosan hanya berbaring di atas kasurnya sejak pagi. Akhirnya Jisoo memutuskan untuk menonton sesuatu di ponselnya.

Dia meraih ponselnya, saat dia baru saja menyalakan ponselnya, dia tiba-tiba mendapatkan sebuah panggilan dari seseorang yang tidak dia kenal. Awalnya Jisoo ragu untuk menerima panggilan itu karena tak mengenalnya, namun karena tak enak dia akhirnya menerima panggilan itu.

"Ha-halo," sapa Jisoo. "Ini Kim Jisoo alumni dari SMA Dowook bukan?" Tanya seorang wanita di seberang telepon. Jisoo meng'iyakan pertanyaan itu.

"Jisoo-ya, ini aku, Choi Yenha, apa kau masih mengingatku? Dulu kita satu kelas dan menghadiri reuni SMA beberapa bulan yang lalu,"

"Ah, Choi Yenha, aku masih mengingatmu, maafkan aku ponselku yang dulu hilang, jadi aku kehilangan kontakku, ada apa?" Tanya Jisoo

"Tak apa, Jisoo-ya, apa kau sudah melihat berita?"

"Berita? Berita apa?"

Terdengar helaan napas di seberang telepon "kau masih ingat dengan Kang Seulmi? Gadis yang selalu mengganggumu itu,"

"Kang Seulmi? A-ah, a-aku masih mengingatnya, memangnya ada apa?"

"Dulu dia benar-benar keterlaluan mengganggumu, bahkan dia hampir mendorongmu dari rooftop,"

Jisoo menggigit bibir bawahnya dan menggesekkan kuku ibu jari ke kuku telunjuknya, dia sedikit terganggu ketika dia tiba-tiba saja kembali mengingat kenangan buruknya ketika di SMA.

Saat itu Jisoo hanya menyatakan cintanya pada orang yang dia sukai di kelas lain, tapi ternyata orang yang dia sukai juga disukai oleh Kang Seulmi yang terkenal dengan kenakalan bersama dua orang temannya.

Setelah tahu Jisoo menyatakan perasaannya pada orang yang Kang Seulmi sukai, tentu jelas Seulmi marah dan sejak saat itu selalu merundung Jisoo, meskipun pada akhirnya pria yang disukai Jisoo dan Seulmi pindah ke kota lain.

Meskipun seharusnya sudah selesai, tapi entah mengapa Seulmi selalu merundung dan menggangu Jisoo. Hingga yang paling parah adalah hampir mendorong Jisoo dari rooftop bangunan 3 lantai.

Sejak kejadian Seulmi memang di berhentikan sementara, tapi setiap pulang sekolah dia masih tetap berulah pada Jisoo hingga mereka lulus dan Seulmi dikabarkan pindah ke kota lain.

"Jisoo-ya, Kim Jisoo, apa kau mendengarku?" Tanya Yenha. "Ah, maafkan aku, ada apa?" Tanya Jisoo balik.

"Aku tahu ini kau pasti teringat kembali pada wanita jahat itu, tapi pagi tadi tersebar kabar bahwa dia dan kedua temannya yang juga ikut mengganggumu ditemukan tidak bernyawa di sebuah lahan kosong," jelas Yenha.

Jisoo membelalakkan matanya, "Me-mereka sudah tiada?" Tanya Jisoo dengan terbata-bata. "Iya, apa kau tahu yang lebih seramnya apa?" Tanya Yenha. "Me-memangnya apa?" Tanya Jisoo.

Yenha menghela napasnya, "Aku harap ini tidak menakutimu, tapi ... Kedua tangan, kepala, dan kedua kaki mereka dipotong, tapi ... Tidak hanya itu saja ... Pembunuhnya menukar bagian tubuh mereka yang dipotong lalu menjaitnya,"

Jisoo membelalakan matanya, dia menutup mulutnya. Hanya membayangkannya saja sudah membuatnya mual. Sungguh Jisoo sangat terkejut saat ini.

"Astaga, hanya mengatakannya saja sudah membuatku kembali mual, kau tahu, ditemukan juga sebuah kertas yang bertuliskan 'sampah keji tidak berguna, memang pantas untuk mati,' dan yang mengejutkannya adalah tulisan itu, tulisan tangan dari Kang Seulmi, tapi anehnya tidak ditemukan jejak apapun dari pembunuhnya,"

Her Last Desire | VSOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang