Chapter 10 : Sudah siap

174 18 0
                                    

Hari ini Haruna berencana untuk pergi café untuk menghadiri reuni kecil berasama para peserta Red Lock lainnya diantaranya yaitu Itou dan Takara. Haruna kini sedang merias sedikit wajahnya sebelum pergi ke pertemuan kemuadian suaminya masuk ke kamar dan melihatnya yang baru saja selesai merias wajah.

"Kau mau pergi ke mana ?" Tanya Yoichi.

Haruna menghampirinya kemudian mencium pipinya lembut, "Aku akan bertemu teman-temanku sebentar. Aku janji akan pulang lebih awal" jawab Haruna, kemudian ia mencium pipi suamimya.

"Hati-hati di jalan" kata Yoichi.

Haruna hanya mengangguk lalu pergi ke pintu keluar kamar apartement mereka.

● ● ●

Sementara itu di café sudah ada Itou dengan Takara yang sedang duduk di meja yang sama sambil menikmati minuman dan makanan yang mereka pesan di café itu.

"Haruna lama sekali" gumam Takara.

"Bersabarlah. Di pesan dia bilang kalau dia sedang dalam perjalanan di sini" ucap Itou sambil memperhatikan layar handphonenya.

Haruna dan Takara hanya menanggapi ucapan Itou dengan anggukan, kemudian seorang pelayan wanita datang menghampiri meja mereka sambil membawa buku menu.

"Does Miss want to order something?* (Apa nona ingin pesan sesuatu ?)" Tanya pelayan itu.

"I want order orange cake and one cup of tea please* (Aku ingin pesan kue jeruk dan satu cangkir teh jeruk)" jawab Haruna sambil melihat isi menu.

Pelayan kemudian mencatat semua pesanan Haruna, "OK, I have recorded all your orders. Please wait for your order* (Baik saya sudah mencatat semua pesanan Anda. Mohon di tunggu pesanannya)" ucapnya kemudian ia pergi meninggalkan meja milik ketiga gadis itu.

"Rupanya kau masih maniak jeruk seperti dulu ya Haruna" kata Itou setelah menyesap kopi miliknya.

"Habisnya itu makanan kesukaanku" kata Haruna.

"Haruna apa kau sudah berencana untuk memiliki anak ?" Tanya Takara.

Haruna langsung tersedak ludahnya sendiri sedangkan Itou tidak jadi memasukan sesendok pancake ke dalam mulutnya, dan memilih diam sambil menatap tajam ke arah gadis berambut kelabu itu. "Kau bisa tidak sih, kalau bertanya jangan hal yang sensitif" gerutu Itou.

Takara hanya diam sambil mengembungkan pipinya sedangkan Haruna hanya diam sambil menundukan kepalanya agar wajah merahnya tidak terlihat oleh Itou, dan Takara. "Sudahlah Haruna. Pertanyaan Takara tidak usah di-"

"Aku tidak tahu" potong Haruna.

"Bagaimana kau bisa tidak dengan jawabanmu sendiri ?" Tanya Takara sambil mengunyah wafflenya.

"Di sisi lain aku ingin memberikan Yoichi keturunan seperti istri lainnya. Tapi di sisi lain mentalku belum siap untuk itu" jawab Haruna dengan lesu.

"Menurutku kau jangan dulu mengandung karena kau masih 19 tahun. Tapi ya itu terserah kau mau pilih yang mana, lagipula kau yang lebih berhak menentukan keputusan" kata Itou setelah mengunyah pancakenya.

Kemudian sebuah suara anak kecil menarik perhatian Haruna, Haruna lalu mencari sumber suara itu hingga ia melihat salah satu meja di café yang di tempati sepasang pasutri dan satu anak perempuan di antara mereka. Terlihat betapa bahagianya keluarga itu, sebuah pemandangan yang sama saat Haruna dan Yoichi mengunjungi taman yang di mana ia melihat secara langsung keluarga kecil dari idolanya yaitu Kate Lin yang kini wanita itu menjadi istri dari mantan striker pria terbaik dunia yaitu Noel Noa.

Haruna terus memandangi satu keluarga itu hingga pada akhirnya ia di kagetkan dengan pelayan tadi yang sekarang datang sambil membawa pesanannya.

"This is your order* (Ini pesanan anda)" ucap pelayan itu sembari meletakan secangkir teh jeruk hangat, dan satu potong orange cake.

Pelayan itu kemudian kembali pergi meninggalkan meja mereka lagi. Haruna menyendok kuenya lalu memakannya.

"Apa aku perlu bicarakan ini dengan Yoichi nanti ?" Batin Haruna.

● ● ●

Pulangnya Haruna membawakan suaminya makanan dan minuman yang ia pesan lalu di bungkus untuk di bawa pulang, "Tadaima!" Ucap Haruna.

Yoichi yang sedang menonton televisi di ruang tengah langsung menghampiri istrinya, "Kau sudah pulang ?" Tanya Yoichi sambil berjalan menghampiri Haruna.

Gadis itu mengangguk lalu dia memberikan kantong plastik, "Ini makanan dan minuman yang aku pesan untukmu tadi" kata Haruna.

"Arigato na! Rupanya kau masih ingat suami ya ?" Ucap Yoichi.

Yoichi lalu membawa makanan dan minuman itu ke dapur sedangkan Haruna sedang melepas sepatunya. Saat Yoichi baru mengambil piring kecil dan garpu kecil Haruna menghampirinya, "Euh... Yoichi" panggilnya.

Yoichi lalu melihat ke arah istrinya, "Ya ada apa ?".

"A-aku sudah siap untuk melakukannya" kata Haruna dengan pipinya yang sudah memerah.

"Wajahmu kenapa tiba-tiba merah ?" Tanya Yoichi.

Haruna tidak menjawab, dia masih diam sambil memainkan jarinya hingga dekik ke enam dia kembsli berbicara, "Me-melakukan itu y-yang itu lho" jawab Haruna dengan terbata-bata.

Yoichi terdiam, otaknya berusaha memproses ucapan jawaban istrinya. Otaknya mulai berpikir keras mau memgarah kemana jawaban istrinya yang tadi ?

Sampai akhirnya dua alis yang tadinya menekuk mulai terangkat, dan dua netra biru tuanya membulat saat melihat kembali ke arah Haruna wajahnya kini ikut memerah.

"Kau yakin ingin melakukannya ?" Tanya Yoichi lagi.

"Um. Lagipula aku sebagai istri harus memberikanmu keturunan" ucap Haruna.

"Tapi..." perkataan Yoichi terhenti, sebenarnya bisa saja dia melarang tapi mengingat kalau istrinya ini sudah memiliki ke inginan pasti sudah tidak bisa di larang, sangat mirip dengannya. Yoichi membuang nafasnya lalu berkata, "Kau ingin melakukannya kapan ?".

"Hari Minggu. Karena kita harus melakukan persiapan dulu" kata Haruna.

"Baiklah kita akan melakukannya hari Minggu".

Menjelang hari Minggu mereka berdua mulai rutin melakukan pengecekan ke dokter kandungan dengan rutin. Selain itu Haruna juga harus melakukan diet, mengonsumsi supleman tambahan, vaksinasi lengkap, pemeriksaan gigi dan mulut, rutin melakukan olahraga, dan lain lain.

Begitu juga dengan Yoichi ia juga harus olahraga rutin untuk pengecekan sperma nanti. Kalian harus tahu selain wanita yang di wajibkan melakukan pengecekan kesuburan rahim, pria juga wajib melakukan pengecekan sperma agar dapat mengetahui spermanya ini abnormal atau tidak.

Hari minggu pun tiba. Malamnya mereka berdua berada di kamar dengan pencahayaan yang keluar dari lampu yang di simpan di nakas samping tempat tidur.

Yoichi kemudian mematikan lampunya sedangkan Haruna berbaring di tempa tidur. Setelah mematikan lampu Yoichi mendekati istrinya itu, "Kau siap ?" Tanya Yoichi sembari melepas kancing yang ada di kemeja tidur istrinya.

Haruna mengangguk kemudian Yoichi mencium bibir Haruna dengan lembut. Setelah melepas ciumannya Yoichi berkata, "Aku tidak akan bersikap lembut".

● ● ●

Paginya Haruna terbangun karena cahaya matahari yang masuk lewat jendela kamar, saat ingin bangun Haruna merasakan pinggangnya yang sakit setelah di gempur semalaman oleh Yoichi. Yoichi kemudian bangun dari tidurnya, dan kedua lengannya memeluk pinggang Haruna yang ramping.

"Selamat pagi Haru" kata Yoichi dengan sedikit mengantuk.

Haruna tidak menjawab sapaan pagi suaminya dan malah menjitak kepalanya, "Kau bilang kau akan melakukannya dengan lembut!" Bentak Haruna.

"Maaf tadi malam aku terbawa nafsu, ayolah jangan marah, yang pentingkan sekarang kita bisa punya anak" ucapnya sambil memelas.

Haruna hanya menghela nafasnya, kepala dan pinggangnya terlalu sakit untuk protes lebih jauh.

"Terserahlah" gumam Haruna.

Bersambung...

Next Chapter: Garis dua

Marriege Life Isagi Yoichi x Oc Where stories live. Discover now