The Lovely Bones (2009) • Supernatural, Thriller • Saoirse Ronan, Mark Wahlberg, Stanley Tucci, dkk.
🚨Spoiler ALERT!Film ini tuh termasuk dalam daftar film yang pernah saya nonton tapi tidak pernah tahu endingnya seperti apa. Pertama nonton karena tayang di Box Office Trans TV tengah malam. Sungguh film yang membuat saya penasaran karena belum setengah film, tapi tokoh utamanya udah mati. Waktu itu saya masih bocil sekali, saya pikir; "Bagaimana bisa film ini berlanjut kalau tokoh utamanya mati? Apa yang mau diceritakan?"
Ya, begitulah efek jika nonton film tidak dari awal. Saya, sih, nontonnya pas adegan Susie Salmon berusaha kabur dari ruang bawah tanah. Sebagai bocah, adegan ini bikin saya geli sekali takut. Kebayang ada om-om mesum yang berusaha menjebakmu di ruang bawah tanah. Iyuuuuh! Sekarang usia saya sudah kepala dua pun saya masih mual membayangkan adegan itu.
Kalau menontonnya dari awal, sebenarnya di awal sudah dikasih tahu sama Susie sendiri;
“My name is Salmon. Like the fish. First name, Susie. I was 14 years old when i was murdered on December 6, 1973.”
Gadis belia bernama Susie Salmon (Saoirse Ronan) dibunuh oleh om-om bejat. Narator yang bercerita di sini adalah Susie sendiri. Dia bercerita tentang bagaimana dirinya ketika masih hidup, bagaimana dirinya dibunuh, dan bagaimana dirinya setelah dibunuh. Dengan kata lain, plot menceritakan perjalanan Susie di dunia maupun di alam baka! Kalau pake istilah di filmnya ‘the in-between’. Dunia di antara bumi dan langit. Dunia sebelum surga.
Menurut saya, film ini menyentuh bukan hanya Supranatural, tetapi juga aspek Spiritual meski tidak secara gamblang. Apalagi bagi orang yang mempercayai adanya kehidupan setelah kematian. Apa yang terjadi setelah kematian diperlihatkan dan bagaimana yang mati ini ternyata tidak mati. Melainkan hidup di dunia baru. Tempat di mana Susie masih dapat menyaksikan keluarganya, teman, bahkan pembunuhnya masih hidup.
Dari Google saya jadi tahu naskah The Lovely Bones dikerjakan oleh Peter Jackson bersama Fran Walsh dan Phillippa Boyens. Tim yang juga mengadaptasi Trilogi The Lord of the Rings. Pantas saja visual efek film ini sungguh mengagumkan. Penggambaran alam baka yang ajaib, misterius, indah tapi juga sepi dan menakutkan. Seperti di alam mimpi tak berujung. Tiada yang namanya waktu.
Setting yang berganti-ganti dengan cepat dipadu dengan musik Cocteau Twins Alice rasanya perfecto! Yes, itu bagian favoritku. Quote favoritku adalah apa yang diucapkan Holly; "He does not own you. You can be free of him. But not this way. You will see, Susie. You will understand. Everybody dies."
ŞİMDİ OKUDUĞUN
Review To The Bone
RastgeleWhen Pamungkas said; kalau makan mungkin enggak bisa sampai ke tulang. Tapi kalau sama kamu, aku mau review sampai ke tulang-tulangnya🍗🍖 Halaman ini berisi tentang ulasan film, drama, series, anime, dan lain-lain. Awalnya dibuat sebagai salah satu...