Bab 24

43.3K 4K 306
                                    

Runa sadar ia baru saja membiarkan Devan menyentuh dirinya. Benar-benar menyentuh selayaknya mereka sepasang suami istri. Hal yang memang harusnya mereka lakukan dari awal, baru terjadi dua jam yang lalu. Entah apa yang merasuki Runa, sehingga ia bisa begitu pasrah di bawah kendali Devan. Ia bahkan menikmati apa yang dilakukan Devan padanya. Yang membuatnya heran, laki-laki yang saat ini tengah tertidur di dekatnya, tidak seperti seorang penyuka sesama jenis.

Runa melarikan tangannya mengusap rambut Devan. Saat ini ia sedang bersadar pada headboard dan Devan tengah tidur tengkurap di setengah badannya. Tubuh telanjang Devan tertutupi oleh selimut.

"Apa yang harus aku lakuin sekarang?" gumam Runa sembari mengusap rambut Devan. Gerakan tangannya tidak membuat Devan terganggu dari tidurnya.

Runa bahkan tidak benar-benar mengerti perasaan yang dimiliki Devan untuknya. Bisa saja semua yang dirasakan Devan hanya sebuah rasa nyaman sesaat. Rasa nyaman sebagai teman yang terbiasa tinggal bersama. Ia bahkan juga tidak mengerti dengan apa yang dia rasakan.

Lagi-lagi Runa menghela napas keras, berharap beban yang saat ini ada di pikirannya bisa hilang semua. Lama kelamaan tubuhnya terasa berat karena ditindihi oleh tubuh Devan. Perlahan ia berusaha menyingkir, tapi hal itu justru membuat Devan terbangun.

"Mau kemana?" tanya Devan yang menatap Runa sedang memakai tanktop-nya.

"Kamar mandi."

Devan hanya mengangguk, lalu kembali memejamkan matanya.

Secepat kilat Runa mandi membersihkan tubuhnya terasa lengket. Setelah selesai mandi, Runa langsung memakai kaos dan celana panjang. Ia masih melihat Devan berbaring tengkurap di tengah kasur. Tidak ada tanda-tanda laki-laki itu akan bangun. Selagi menunggu Devan bangun, Runa memilih memesan beberapa makanan dari aplikasi online. Jam sudah hampir menunjukkan pukul sebelas siang, tapi ia belum makan apapun dari pagi.

Begitu makanan datang, Runa berusaha membangunkan Devan. Laki-laki itu pasti juga lapar sama seperti dirinya. Setelah berhasil membangunkan Devan, laki-laki itu memilih untuk membersihkan dirinya terlebih dulu. Runa harus memalingkan wajahnya saat melihat tubuh telanjang Devan berjalan ke arah kamar mandi.

"Mentang-mentang tadi aku udah lihat, Mas Devan jadi seenaknya aja telanjang kayak nggak ada dosa," gerutu Runa pelan begitu kamar mandi sudah tertutup.

Sepuluh menit menunggu, akhirnya Runa melihat Devan sudah keluar dari kamar mandi.

"Pesan apa?" tanya Devan berjalan ke arah Runa dengan handuk di kepalanya.

"Bento," jawab Runa. Ia memberikan bento milik Devan dan mulai memakan miliknya sendiri.

Devan mulai memakan dengan tenang. Beberapa kali ia melirik Runa, yang nampak fokus dengan makanannya sendiri. 

"Kita perlu bahas yang tadi kita lakuin?" tanya Runa membuat Devan tersedak.

Devan buru-buru mengambil minum yang ada di hadapannya. "Ini egg roll-nya enak," komentarnya tanpa menjawab pertanyaan Runa.

Runa menghela napas pelas. Ia langsung paham kalau Devan tidak ingin membahas topik itu. Ia segera menghabiskan makanan miliknya dan langsung pergi dari hadapan Devan menuju kasur.

Devan hanya bisa tersenyum sedih saat melihat Runa meninggalkannya begitu perempuan itu selesai makan. Ia buru-buru menghabiskan makanannya dan menyusul Runa yang sedang bermain ponsel di kasur.

"Mau bahas soal tadi?" tanya Devan yang tidak dihiraukan sama sekali oleh Runa. Perempuan itu nampak masih sibuk dengan ponselnya. "Kamu nggak mau ngomong sama aku?" tanyanya berusaha merebut ponsel Runa, tapi perempuan itu dengan gesit menyembunyikannya.

Conquered Mr. Gay [Completed]Where stories live. Discover now