About Sara

139 8 1
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.






"who are you?"

Pertanyaan itu cukup mengejutkan bagi Sara. Dia memandang seluruh orang yang ada di sana. Dia bingung harus menjawab seperti apa.

Erlan menatap Sharon dan Sara secara bergantian. Dia merasa tertarik dengan pembahasan ini.

"Aku temen satu SMP nya Naren".
Jawab Sara. Jawabannya adalah hal umum yang seharusnya mereka tau kan?

"Oh pantes. Gimana Naren dulu waktu SMP, cupu ngga?"
Tanya Erlan penasaran. Dia bahkan sudah memajukan tubuhnya menaruh atensi penuh pada Sara.

"Emm dia pinter. Anaknya rajin dan mudah bergaul. Naren juga suka basket".
Jelas Sara menjabarkan hal-hal yang ada di dalam diri Naren. Rasanya kenangan itu masih terasa kemarin. Nyatanya sudah berlalu beberapa tahun yang lalu.

"Gue pikir dia main basket waktu SMA. Ternyata udah dari SMP ya. Pantes cara mainnya keliatan udah ahli. Cuma kenapa dia diem aja ya? Ngga pernah cerita sama gue?"
Ucap Dante pada dirinya sendiri. Jika menyangkut Naren, banyak hal yang masih membuat Dante penasaran.

Mitha yang melihat obrolan itu merasa salah tempat. Mereka kan remaja yang masih suka have fun dengan pembahasan masa remaja. Sedangkan dirinya sudah melalu itu beberapa tahun yang lalu. Dia mendengkus pelan.

Dia seperti Tante bagi anak-anak remaja itu. Perempuan yang menikah secara tiba-tiba. Dengan suami yang ngga ada romantisnya. Sedih sekali nasib dirinya.

"Ohh gitu. Jadi Lo masih berhubungan baik ya sama Naren sampe sekarang?"
Tanya Sharon. Sara hanya tersenyum menanggapi itu. Apakah bisa dibilang berhubungan baik jika Naren selalu menghindar terhadap dirinya.

"Udah makan dulu. Banyakan interogasi Lo. Nih aaaa".
Dante menyodorkan sesendok nasi ke depan mulut Sharon. Sharon yang melihat itu tersenyum masam. Dengan terpaksa dia menerima suapan itu.

Sharon mengunyah dengan malas. Jika bukan karena paksaan Dante, dia malas harus keluar dari kamar hotel. Tetapi setidaknya Sharon bisa bertemu seseorang yang mampu membuat Naren pasrah dengan keberadaan orang itu.

Walaupun Sara sudah menjelaskan, Sharon merasa jika hubungan keduanya lebih dari sekedar teman. Tetapi baik Sara maupun Naren, keduanya tidak mau mengaku. Sharon hanya perlu mengulik lebih dalam. Menjadi teman Sara mungkin?

"Kalian abisin makannya di sini ya. Kakak harus balik ke hotel".
Jelas Mitha yang sudah berdiri dari duduknya. Perempuan itu memberikan beberapa lembar uang seratusan untuk membayar makanan mereka.

"Ditungguin Kak Sabil ya?"
Ucap Erlan mengedipkan sebelah matanya. Mitha melotot mendengar itu. Erlan hanya tertawa renyah mendapatkan raut wajah galak milik teman kakaknya.

"Oke, see you guys. Have fun!"
Mitha berlalu meninggalkan para remaja itu. Biarlah mereka sesuka hati mau melakukan apa. Ada urusan penting yang harus dia kerjakan.

Falling Into You [END]Where stories live. Discover now