II. Penyebaran

0 1 0
                                    

"Grr......" Suara zombie memenuhi seisi kota, Reyhan beserta Raffi sedang berlari mencari tempat persembunyian terdekat agar mereka terhindar dari para zombie yang menyerang mereka.

Mereka terus berlari hingga akhirnya dia menemukan Anggie,yang pada saat itu sedang berusaha kabur dari kejaran zombie namun sayangnya ia tertangkap dan hampir digigit.

"FI,RAFFI! ITU ANGGIE KETANGKAP SAMA ZOMBIE,BENTAR LAGI MAU DIGIGIT!" Ujar Reyhan panik.

"EH IYA ANGGIE DI SITU,CEPAT KITA BANTU!" Balasnya.

Mereka sesegera menghampiri Anggie yang kesulitan, mereka segera menarik Anggie yang tangkapan zombie dan kemudian mereka membunuhnya.

"Anggie! Lo baik-baik aja kan? Gak ada yang kegigit kan?" Tanya Reyhan.

"Oh iya baik-baik banget, saking baiknya gua hampir berubah jadi zombie." Balas Anggie.

"Sorry ya Gi, kami baru keluar dari tempat persembunyian kami,tadi zombienya berhasil menerobos tempat persembunyian kami, jadi kami sesegera mungkin kabur." Ujar Raffi.

"Iya gapapa, untung kalian berdua juga baik-baik aja,sekarang ayo kita lanjutin perjalanan kita buat cari tempat persembunyian baru." Ujar Anggie.

Mereka mengangguk, sembari melanjutkan perjalanan, mereka pergi menyusuri toko-toko yang sudah ditinggalkan untuk mencari persediaan dan barang-barang lainnya.

Tak disangka, di toko tersebut terdapat banyak sekali zombie yang mengepung mereka, baik dari luar maupun dalam toko.

"Sial, kita terkepung." Ucapan terakhir Reyhan sebelum akhirnya mereka akhirnya gagal bertahan hidup jadi penyerangan zombie tersebut.

*Tringgg....

Suara alarm pun berbunyi, jam sudah menunjukkan pukul 06:15. Reyhan terbangun dari tidurnya, merasa tidak percaya dengan hal yang baru saja ia alami di dalam mimpinya.

"REYYYYYY, LO KE SINI BENTAR DEH!" Ucap Raffi.

Reyhan pun menghampiri Raffi yang tengah menonton siaran TV, melihat ekspresi Raffi, Reyhan segera menyadari bahwa sesuatu yang buruk telah terjadi.

"Napa Fi? Kok lu panik banget?" Tanya Reyhan.

"INI REY! COBA LIAT BERITA TV! MEREKA BILANG KALAU JASAD-JASAD KEMARIN YANG DITEMUKAN SAMA WARGA TIBA-TIBA BANGKIT TERUS MENGGIGIT ORANG-ORANG!" Balas Raffi panik.

"Hah? Yang bener lu, gak cayak gua." Ujar Reyhan.

"Serius Rey! Mereka benar-benar jadi mayat hidup! Aduh gimana ni...." Tutur Raffi.

"Tenangin diri lu dulu Fi, kita bakal cari cara buat bisa bertahan dari "mereka" yang disebutin di siaran TV itu." Jawab Reyhan.

*Tok, tok, tok

Ketukan pintu pun terdengar, sontak mereka menjadi kaget disertai takut yang menyerang mereka secara tiba-tiba.

"Aduh,Rey...."

"Tenang-tenang, gua bakal coba tanya dulu."

Reyhan pun segera menghampiri pintu tersebut dan kemudian mulai bertanya,"Ini siapa?"

"RAFFI, REYHAN! INI GUA,ANGGIE! CEPAT BUKA PINTUNYAAA!!!!!"

"Kok Anggie panik banget,apa ada sesuatu yang terjadi?" Ucap Reyhan dalam hati.

"REYHAN, RAFFI, KOK KALIAN DIAM AJA? BANTU GUAAA, BUKAIN PINTUNYAAA!"

"Iya Gi, tunggu gua bukain dulu."

"Lu napa Gi? Kok panik banget?" Tanya Reyhan.

"Aduh bentar-bentar biarin gua istirahat bentar.... Oke... Jadi tadi gua kan rencananya mau ke apartemen kalian hangout-hangout gitu, tapi tadi waktu perjalanan gua ke tempat kalian, mendadak ada orang gigit orang woe! Gua seketika panik, mana ada yang hampirin gua, mulutnya pun udah berdarah-darah, jadi gua gas motor gua secepat-cepatnya ke tempat kalian." Ujar Anggie.

"Tapi lu baik-baik aja kan? Gak kegigit kan?" Tanya Raffi.

"Nggak, gua gak digigit, belum sempat "dia" gigit gua udah gua tabrak duluan." Ujar Anggie.

"Oke-oke, sekarang kita kejebak di apartemen ini, gimana kita mau keluar sekarang? Banyak sekali "mereka" di luar sana, kalau kita keluar tanpa persiapan bisa mati duluan kitanya." Ujar Raffi.

"Mending kita cari perlengkapan atau gak baju-baju yang bikin kita aman dari gigitan zombienya, sekalian kita siapin senjata buat kita bertahan hidup dulu." Jelas Reyhan.

Saat sedang membereskan barang-barang dan bersiap-siap untuk pergi,terdengar suara teriakan yang berada di luar disertai suara permintaan tolong dari seorang gadis sembari mengetuk pintu apartemen mereka.

"Huh? Itu siapa?" Ucap Raffi.

"Kayaknya dia perlu bantuan deh, gua bukakan pintu aja deh." Ujar Anggie.

"Gi! Jangan gegabah, kalau perempuan itu udah keinfeksi gimana? Mending dicek dulu." Ungkap Reyhan.

"Betul tu kata Reyhan." Balas Raffi.

"Yaudah deh,gua coba cek dulu lewat lubang pintu nya."

Perlahan-lahan Anggie mulai mendekati pintu dan kemudian mulai mengintip...

Terlihat seorang gadis remaja terciprat darah di gaun sekolah nya dan muka yang tampak pucat di depan pintu apartemen mereka, namun Anggie menyadari bahwa perempuan tersebut memiliki bekas gigitan di tangannya yang berusaha gadis tersebut sembunyikan.

Tanpa basa-basi, Anggie langsung kembali ke ruangan mereka berkumpul dan memutuskan untuk menyampaikan yang sebenarnya terkait kondisi gadis tersebut.

"Rey, Fi, kayaknya emang deh perempuan itu udah keinfeksi, kita gak bisa bukain pintu nya lagi, kalau kita bukain malah bahayain kita sendiri, lagipula gua juga takut dia perempuan yang berbahaya." Tutur Anggie.

"Yaudah deh, mau gimana lagi, kita gak bisa ngelakuin apa-apa di kondisi seperti ini buat nyelamatin dia." Balas Reyhan.

"Tapi sekarang yang jadi masalah, kalau perempuan itu di depan pintu kita terus, kalau dia keburu berubah gimana kita mau keluar dari apartemen?" Jawab Raffi.

"Tenang dulu Fi, jangan panik, gua yakin dia bakal pergi juga nanti setelah fokusnya teralih sama hal lain." Ucap Reyhan sembari menuju dapur untuk mengambil sesuatu.

Setelah menunggu beberapa saat, mereka sudah tidak mendengar suara dari gadis tersebut, untuk memastikan, Anggie memutuskan untuk mengintip melalui lubang pintu untuk mengecek keadaan di luar.

"Waduh Rey, Fi, perempuan itu belum pergi, dia udah jadi zombie pula kita kejebak ini." Ungkap Anggie.

"Gapapa, gua ada ide, gua udah ada barang yang bisa kita gunain buat alihin perhatiannya." Sembari mengeluarkan barang tersebut, Reyhan kembali berkata," nah, panci yang isinya perkakas-perkakas dapur buat narik perhatian mereka." Katanya.

Akhirnya tanpa berbasa-basi lagi, Reyhan kemudian melancarkan aksinya dalam menjauhkan para zombie dari jalan mereka untuk keluar, Reyhan kemudian memanjat ke ventilasi kamar yang mengarah langsung ke depan apartemen, sambil menggoyangkan panci ia sambil meneriakkan zombie tersebut agar pergi dari pintu apartemen mereka.

Selagi Reyhan melakukannya, Raffi dan Anggie kemudian diam-diam pergi secara diam-diam keluar apartemen yang kemudian disusul Reyhan.

"Akhirnyaaa, keluar juga." Ujar Anggie lega.

"Iya ni, tapi gila ya... Kondisi kota udah seberubah ini." Balas Reyhan.

"Aduh firasat gua kok gak enak banget ya, udah keluar apartemen tetap rasanya gak aman, mending kita cepat-cepat cari tempat perlindungan dulu." Ungkap Raffi.

"Iya Fi, kita bentar lagi bakal cari tempatnya tenang dulu ya." Jawab Reyhan.

Kemudian mereka mulai menyusuri kota yang tampak sudah sangat sepi tersebut. Tak lama setelah berkelana, mereka menemukan tempat perlindungan yang telah disediakan oleh pemerintah agar para warga dapat berlindung dari serangan zombie.

"Fi, Rey itu tempat perlindungan nya gak si?" Tanya Anggie.

"Eh iya itu, yok kita masuk, tunggu apa lagi?" Ujar Raffi sembari buru-buru masuk.

*Aduh, kok perasaan gua gak enak ya... (Ucap Reyhan dalam hati)

"Ayo deh, kita cepat-cepat masuk sebelum para zombie liat kita." Balas Reyhan.

Sembari berlari, mereka pun akhirnya memasuki tempat "perlindungan" tersebut...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 04, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Full Of DeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang