14-Sakit Tak Berdarah

955 120 10
                                    

Tw : Harsh word









Bagaimana rasanya dihianati berkali-kali oleh orang yang sama? Rasanya seperti telah jatuh dari gedung bertingkat berulang kali, tapi tidak mati. Tak ada setetes darah pun yang mengalir keluar, tapi seluruh rangkaian tulang rasanya remuk tak berbentuk. Sakit tak berdarah.

Mungkin seperti itulah gambaran yang ingin Fourth jelaskan kepada papa dan ayah yang sedari tadi memeluknya erat, berusaha menenangkan putra tunggal yang mereka jaga segenap nyawa dari kejamnya dunia. Hal apa lagi yang lebih menyakitkan daripada melihat seseorang yang dicintai menangis pilu di atas kehancuran dirinya sendiri?

Bahkan New tidak pernah memikirkan hal itu dalam benaknya.

Sejuta tanya di benak pasangan Vihokratana untuk ditanyakan kepada putra tunggal mereka yang belum berhenti menangis dan tantrum dalam pelukan Tay. Fourth berseru sekuat tenaganya meluapkan rasa sedih dan amarahnya malam ini. Rasa sakit di tenggorokan dan sakit kepala yang mendalam sudah tak dihiraukan omega kecil tersebut, yang Fourth pikirkan hanyalah bagaimana cara meluapkan kekecewaannya malam ini.

"Fourth...anak papa, udahan yuk nangisnya? Emang nggak capek?" New berujar lembut, berusaha berbicara seperti kepada Fourth saat usianya empat tahun. New begitu kalut melihat putranya tiba-tiba tantrum di kamarnya sendiri.

Namun Fourth masih tetap menangis hingga tubuhnya lemas kehabisan tenaga. Belum lagi rasa sakit di kepalanya membuat Fourth akhirnya jatuh pingsan.

"Fourth!"

***

1 minggu kemudian

Gemini memarkirkan motor kesayangannya di area parkir sekolah. Akhirnya setelah satu minggu menyelesaikan fase rut nya, Gemini diizinkan kembali masuk sekolah. Hari ini alpha itu tidak bersama Fourth karena omega itu menitip surat izin heat padanya.

Tidak ada yang aneh ketika New memberikan surat izin tadi pagi, karena Gemini juga mencium feromon Fourth sejak kepulangannya dari rumah sakit. Namun yang aneh adalah tatapan Aun yang tak sengaja berpapasan dengannya, seakan bisa melukai Gemini kapan saja. Biasanya Aun akan bersikap ramah dan segan, menghormati Gemini sebagai keturunan Ruangroj karena keluarga Aun juga berasal dari klan yang dipimpin paman Gemini.

"Gem! Lo udah baikan? Gimana? Lo sakit apa?"

Milk dan Mark juga View memusatkan atensi mereka kepada Gemini yang muncul di kelas semenjak hampir dua minggu tidak mengikuti pelajaran.

"Gue overdosis suppressan, tapi udah gapapa, sih, aman!"

Tuk!

"Aman bapak lo aman! Kalo misalkan lo kelewat gimana, hah?!" View gemas memukul bagian kepala Gemini dengan buku yang sengaja di gulung. Jawaban Gemini terlalu remeh untuk ditambahkan kata 'cuma' di depannya.

Milk dan Mark juga khawatir dengan temannya satu ini, ketiga remaja itu paham bagaimana perasaan Gemini untuk Fourth, dan juga bagaimana anak itu berani merelakan apapun untuk Fourth, mungkin termasuk nyawanya.

"Maaf, hehe,"

Kekehan Gemini membuat Mark menahan View untuk tidak memukul teman mereka lagi, Mark hanya tersenyum tipis.

Keempat remaja itu kemudian kembali sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing. Mark dan View yang asyik menyalin tugas individu dari Milk, sedangkan si empunya buku duduk di sebelah Gemini, tenggelam dalam sosial media di ponselnya.

"Eh, gue kayaknya ketinggalan sesuatu, deh," Ujar Gemini pada Milk yang mengalihkan fokusnya hanya untuk meladeni Gemini.

"Aun, hts-an nya Fourth. Barusan gue papasan sama dia, tapi kok kaya sinis gitu sama gue, ya? Terus orang-orang pada ngeliatin Aun terus,"

Brak!

View menghentikan pekerjaannya hanya untuk menggebrak meja Gemini, "Lo harus tau!" View lalu memeriksa ponselnya dengan heboh sebelum memberikan ponselnya pada Gemini, "Dia harusnya kena drop-out dari sekolah! Anjing gue kesel banget ama nih anak!" Oceh View kesal, "Masa gara-gara bapaknya politikus klan, nih anak gak jadi drop-out!"

Pemberitaan sekolah telah ramai memperbincangkan Fourth yang hampir di lecehkan oleh Aun dan seseorang yang diketahui sebagai alpha. Video berdurasi dua puluh detik itu menampilkan Fourth yang terpojok di sudut belakang ruang musik, terintimidasi dan Aun berusaha mencumbunya. Menurut keterangan yang Gemini baca, Alpha di dalam video berusaha menekan Fourth dengan feromonnya sehingga omega itu tunduk.

Gemini yang baru mengaktifkan ponselnya setelah kembali dari rumah sakit itu langsung menerima berbagai rentetan pesan dari Fourth. Amarah alpha itu memuncak, wajahnya memerah menahan amarah, seakan ada asap yang keluar dari telinganya.

Feromon menusuk juga menguar, membuat teman-temannya tak bisa bernapas karena merasa tercekik, "Gem...udah Gem!" Milk menepuk bahu sahabatnya keras, "Woy, anjeng! Kontrol emosi lo! Temen lo sekarat semua!" View memprotes. Meskipun Gemini berada di kelas yang berisi lima puluh persen alpha, tapi tetap saja teman-temannya tersiksa, apalagi feromon yang menguar bersamaan dengan amarah yang memuncak.

Seketika Gemini tersadar, ia kembali menetralkan sekitarnya, "Astaga! Sorry guys!"

Milk yang ada di sebelahnya itu menepuk bahu Gemini pelan, "Tenang, si Aun sama Grey dikasusin sama ayahnya Fourth ke polisi. Lo harusnya udah tau nggak, sih?"

"Gue baru nyalain hp," Ujar Gemini menyesal karena baru mengaktifkan ponselnya.

"Bukan salah lo juga, sih," Sahut Mark.

"Tapi, Gem... seenggaknya lo harusnya tau, dong? Walaupun lo di rumah sakit dan gak pegang hp, kak Dunk kan aktif banget tuh di sosmed?" View menelaah, tugasnya sudah selesai di salin dan memilih untuk menggosip dengan teman belakang kursinya.

Gemini mengerutkan keningnya, tersadar sesuatu, "Iya juga, ya? Eh tapi kemaren gue kan di ruang isolasi, bahkan perawat aja gak bisa kontak langsung sama gue,"

"Pas balik dari rumah sakit?" Selidik Mark.

"Nah! Itu dia!" Gemini berseru, "Semua orang kaya nyembunyiin sesuatu tentang Fourth. Gue kan ngertinya Fourth emang lagi heat, soalnya kecium banget feromon dia di kamar gue," Alpha itu mencoba memecahkan masalahnya, "Terus hp gue baru di balikin sama papi baru aja pas berangkat sekolah, kaya aneh banget. Biasanya papi gak bakal peduli soal hp gue,"

Milk mengerutkan keningnya, ikut bingung dengan masalah sahabatnya, "Gini aja, kan kita gak ngerti-ngerti amat sama masalah lo, nih. Kalo misalkan kita ikut campur tuh rasanya enggak banget," Papar Milk menengahi, "Jadi kata gue, mending lo tanya orang rumah, atau Fourth-nya langsung,"















Bersambung, menurut kalian, alurnya terlalu lambat, nggak?

Rumah CemaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang