Chap 1

227 38 7
                                    

Adakah yang nungguin kelanjutan cerita ini ?
Hehehe...maaf ya klo mae jarang up, karena sibuk dengan real life 😁

Oke deh kita lanjut...
Buat yang mau order pdf nya bisa langsung dm mae.

Happy reading

Perth Tanapon, lahir dan besar di keluarga yang kaya raya bahkan harta yang di miliki oleh keluarga nya tak akan pernah habis sampai tujuh turunan mendatang.

Di usia nya yang menginjak 25 tahun ia tumbuh menjadi seorang pria yang tampan dan juga sukses di karir nya.
Banyak gadis yang mengantri ingin di persunting oleh nya, namun Perth tipe pria yang pemilih dan sangat selektif memilih apa pun yang menyangkut tentang diri nya. Sikap nya yang terkesan dingin membuat orang berpikir kalau Perth sosok yang angkuh dan juga kasar, tapi kalau di pikir iya juga sih karena terkadang ucapan nya terdengar ketus dan membuat sakit hati orang lain.

Perth tinggal di rumah besar itu bersama kedua wanita yang paling ia cintai, ibu yang melahirkan nya dan nenek dari pihak ayah nya. Sedangkan kakek dan ayah nya sudah lama meninggal, sejak Perth masih kecil.

*

Saint Supapong, seorang gadis biasa dan terlahir dari keluarga miskin. Ayah nya sudah lama meninggal, sedangkan ibu nya hanya bekerja sebagai buruh cuci.

Kehidupan Saint jauh dari kata mewah, karena ia memang hanya seorang gadis yatim yang tinggal di rumah reyot bersama ibu dan kedua adik nya.

Nim Supapong, wanita itu jatuh sakit dan kini hanya bisa berbaring di atas kasur tipis nya. Keadaan Nim yang sakit dan tak berdaya membuat Saint sebagai anak sulung mau tak mau harus bisa mengatasi semua masalah yang ada di rumah.


Gadis berusia 19 tahun, dia bisa apa ?
Hanya lulusan sma dan kini bekerja di toko sembako yang ada di pasar dekat lokasi rumah nya. Jangankan untuk membawa ibu nya pergi ke dokter, bahkan untuk makan sehari-hari saja ia harus putar otak dulu dan terkadang demi kedua adiknya maka Saint rela menahan rasa lapar nya asalkan kedua adik nya bisa makan.

*

" Ada apa ?" Pond menatap wajah sendu Saint dari samping, ia tau gadis itu sedang memikirkan sesuatu tapi selalu di pendam sendirian.

" Ibu semakin drop..." lirih Saint, menunduk dalam dengan kedua mata yang sudah berkaca-kaca. Mungkin sekali kedip maka likuid bening itu akan menetes dari kedua mata nya.

" Kita bawa ke dokter ya ?" Ucap Pond, namun lagi-lagi Saint menggeleng pelan.

" Saint...ku mohon, sekali ini saja...jangan tolak bantuan ku." Melas Pond.

" Aku_aku tidak mau merepotkan mu terus Pond, kau selalu membantu ku selama ini...dan aku_aku tidak tau bagaimana cara nya untuk membalas semua kebaikan mu."

" Dengar, aku tidak minta balasan dari mu...bisa membantu mu saja aku sudah merasa senang. Jadi...ayo kita ke rumah sakit, dan bawa ibu mu ke dokter."

Melihat kesungguhan Pond dalam membujuk nya, akhirnya Saint mau juga menerima bantuan Pond entah untuk yang ke berapa kali nya karena pemuda itu selalu membantu Saint saat gadis itu sedang kesusahan.

Pond langsung menyalakan mesin motor nya, lalu Saint duduk di belakang pemuda itu. Motor langsung melesat pergi menuju ke rumah Saint.

Sepuluh menit kemudian motor itu berhenti tepat di depan sebuah rumah, Saint langsung turun dari motor dengan tatapan heran nya karena banyak orang berkumpul di depan rumah nya.

I'm Give Up On YouWhere stories live. Discover now