01.

2.2K 281 9
                                    

Keesokannya setelah kejadian kemarin, [Name] sudah lebih dulu sampai di sekolah dari murid yang lainnya. Dia sedang sibuk mengerjakan tugas yang belum ia selesaikan semalam.

Saat pandangannya menuju ke arah pintu, dia melihat Rin yang masuk kelas dengan sedikit luka di sudut bibirnya. [Name] mencoba untuk mengabaikan hal itu dan terus fokus untuk menyelesaikan tugasnya.

Orang pertama yang Rin lihat saat memasuki kelas adalah [Name], dia menghampirinya dan menatap [Name] dengan sedikit emosi di hatinya.

"Kenapa tidak sekalian kerjakan tugasku?"

"Kau kan punya tangan, Rin?"

[Name] berbicara sambil menatap Rin, dan luka itu seperti menganggu penglihatannya untuk sementara waktu.

"Apa yang terjadi padamu?" Tanya [Name] sambil melanjutkan tugasnya.

Rin terlihat kaget saat [Name] menanyakan hal itu, dia memalingkan wajahnya merasa aneh ketika ada orang yang peduli padanya. Rin kemudian berjalan ke bangku sebelah dan duduk di sana. [Name] melirik ke arah Rin karena tidak ada jawaban yang keluar dari mulutnya setelah dia bertanya.

Rin masih memalingkan wajahnya agar pandangannya tidak bertemu dengan [Name]. "Bukan urusanmu." Katanya dengan sedikit ketus.

[Name] melanjutkan tugasnya dan saat bell berbunyi, tugasnya selesai dia kerjakan. Sebenarnya itu adalah tugas yang harus di kumpulkan lusa, dia sengaja menyelesaikannya lebih dulu agar tidak kerepotan nantinya.

Selang beberapa waktu, guru yang mengajar jam pertama datang, jam pertama ini di isi dengan materi sejarah. [Name] dan Rin mendengarkan penjelasan gurunya dengan serius, sesekali [Name] menulis hal-hal penting yang di ucapkan oleh guru tersebut.

Pandangannya masih tidak bisa membiarkan luka Rin yang terlihat, [Name] mencoba untuk membisikkan sesuatu di tempatnya. "Jika di biarkan bisa infeksi"

"Sudah ku bilang ini bukan urusanmu" kata Rin tanpa melihat ke arah [Name] dan dia hanya fokus pada penjelasan gurunya.

Ketika jam ke-2 dan ke-3 selesai, sekarang sudah waktunya jam istirahat. Rin tetap berada di tempatnya, hari ini sepertinya mood Rin sedang tidak bagus, dia hanya duduk diam sambil menenggelamkan kepalanya diatas meja.

[Name] merogoh sesuatu di dalam tasnya, dia mengambil satu buku novel dan plester. Tangannya terulur untuk menaruh plester itu di meja Rin. Rin yang menyadari ada sesuatu di mejanya pun mendongak melihat sesuatu, ada plester di mejanya? Siapa? Dia melihat ke arah [Name] yang masih membaca buku novelnya.

"Gunakan itu jika tidak ingin infeksi" katanya dengan nada dingin.

Rin mengernyitkan dahinya heran. "Tidak mau" katanya dengan acuh tak acuh.

[Name] menutup bukunya dan bergerak ke samping untuk mendekatkan bangkunya dengan bangku Rin. Dia mengambil plester itu dan membukanya.

"Kau keras kepala, ya?" [Name] menempelkan plester itu perlahan dan setelahnya ia kembali ke tempat awalnya dan kembali membaca buku novelnya.

Rin menatap [Name] dengan ekspresi terkejutnya, setelah [Name] selesai dia juga kembali menenggelamkan kepalanya di atas meja dan melihat ke arah lantai dengan senyum kecil terpancar di wajahnya.

***

Tak terasa waktu sudah menunjukkan waktunya untuk pulang, sudah banyak murid yang keluar dari sekolah. [Name] berencana untuk pergi ke ruang seni dan menyelesaikan lukisannya yang belum selesai.

Dari ruang seni bisa terlihat ke luar jendela, Rin dan yang lainnya sedang berlatih dan banyak siswi disana untuk hanya sekedar melihat latihan anak bola. Banyak siswi yang bersorak-sorak kegirangan melihat Rin dan kawan-kawan yang berlari mengejar bola.

Saat matahari sudah mulai tenggelam, [Name] keluar dari ruang seni dan berjalan melewati koridor. Dia melihat ke sekeliling masih ada beberapa murid yang sedang berkegiatan club nya masing-masing, mereka terlihat seperti bersiap untuk menyelesaikan latihan club mereka.

[Name] berhenti sejenak dan melihat ke luar jendela, dia tersenyum ketika pandangannya melihat para siswi tertawa karena tingkah temannya.

Rin melihat hal itu saat dia berjalan untuk mengambil tasnya di kelas, dia terlihat kesal saat melihat [Name] tersenyum.

"Oh, jadi kau adalah orang buangan yang kesepian dan tidak mendapatkan teman sejati di kelas, ya?" Tanya Rin dengan seringan di wajahnya.

"Entahlah, apa kau berpikir seperti itu?" Tanya [Name] lembut dan masih memandang ke luar jendela.

"Seharusnya kau lebih tersiksa lagi sehingga kau tidak bisa tersenyum seperti itu" kata Rin pelan dan langsung melangkahkan kakinya pergi menuju kelas.

[Name] juga pergi, dia ingin segera sampai rumah sebelum larut dan merebahkan tubuhnya. Untungnya hari ini cukup baik, tidak ada gangguan seperti biasa dari Rin, mungkin dia lelah? Entahlah.

***

Halo halo?!?!? Jangan lupa vote gengs😱

Senyum author :

Senyum author :

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Forget Me Not || Itoshi Rin Where stories live. Discover now