Pelecehan

345 37 33
                                    

Satu minggu sudah terlewati, Cecilion sudah berbaikan dengan Lancelot, sedikit dari murid akhirnya berbicara kalau Selena tidak dilecehkan.

Namun derita Xavier bukan berarti selesai, ia melihat orang orang berkerumun di mading sekolah, ia yang tak begitu ingin tahu hanya melewati kerumunan itu.

"Hey lihat, bukannya dia? " Bisik salah satu murid.

" Eh iya gasih? Wajahnya mirip banget, ih ganyangka, bikin nama sekolah buruk aja sih" Murid murid berbisik bisik, walau berbisik sama saja akan terdengar.

Beberapa preman sekolah menghadang jalan Xavier.

"Hei jalang, mau puaskan nafsu kami? Kami lihat di mading kalau kau jual diri ya? " Ucap salah satu preman itu.

"Jangan jangan kau bersetubuh dengan beberapa guru agar nilaimu ditambah? Iyakan? " Timpal temannya.

"Tatap kita kalau kita lagi bicara" Salah satu preman itu mencengkram rahang Xavier dan mengangkat kepalanya.

"Wah wah, lihat jalang ini wajah biasanya saja sudah seperti pelacur" Mereka mendorong Xavier, nyeri di bokong nya.

"Ah.. " Ringis nya.

Awalan pagi yang kurang mengenakan didengar bukan?.

Saat dikelas pun ia mendapati mejanya dicoret-coret dengan kata tak senonoh.

Beberapa murid memegang ponsel, sepertinya mereka memutar video.

"Ihhhh, geli bangett" Ucap salah satu murid sambil gemetar.

"Iya ih, jijik" Timpal teman nya.

Xavier yang penasaran sekarang, membuka ponsel nya dan melihat video tak senonohnya tersebar di grup sekolah.

"A-apa ini.. " Ucpa Xavier lirih.

Xavier merasa pusing, ia pergi berlari menuju kamar mandi, kenapa disana? UKS biasanya ramai jam segini.

Xavier memilih bilik paling pojok, menulis kata 'RUSAK' dan memasuki kamar mandi itu.

Ia menangis untuk menghilangkan rasa pusing nya.

"Apa ini, penderitaan apa lagi yang aku dapat, aku lelah" Xavier duduk di kloset.

Tak tahu berapa lama Xavier menangis disana, ia tak ingin keluar sama sekali.

Sekumpulan laki laki preman tadi datang, ia menghampiri bilik kloset Xavier.

"Pilih bilik lain" Ucap Xavier, suara Xavier bergetar.

"Oo, kau mengusir? " Ucap preman itu, ia menendang pintu itu dan terbuka memperlihatkan Xavier yang meringkuk.

Ia mengangkat kepala Xavier.

" Hei jalang, buka mulutmu aku ingin kencing" Xavier menggeleng cepat.

Preman itu menutup hidung Xavier, mau tak mau ia membuka mulutnya.

Sang preman tak menyia nyiakan waktu, ia langsung memasukan penis kotornya itu kemulut Xavier.

"Nghh mhh ". " Hei kau, rekam dia" Ujar sang preman.

Mereka merekam kegiatan kotor itu, sampai sang preman mengeluarkan cairannya kedalam mulut Xavier, " telan itu" Suruh nya.

Xavier hendak menggeleng namun rambutny di cengkram oleh sang preman.

Glup

Xavier menelan cairan kotor itu, preman-preman itu membuka mulut Xavier dan menarik lidahnya.

"Haha, kau pintar ya manusia toilet" Sebuah hinaan baru pun muncul dalam buku hinaan.

Preman itu pergi meninggalkan Xavier dengan penampilan kotor.

A Short Xavier's Sad Story Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt