1

121 16 0
                                    

Sebelum membaca alangkah baiknya kalian vote, dan komen tentang chapter ini yaa




Kriiiiiingggg

Seorang gadis terbangun dengan malasnya, tak kala alarm rutin miliknya tepat menunjukan pukul 06.00 itu berbunyi. Wajah lelah nan lesuh tergambar jelas terlihat disana. Dengan malas ia menekan tombol off pada benda berisik itu.

Hoam

Dia menguap dengan lebarnya tanpa khawatir akan Hewan kecil yang Aan masuk kedalam mulutnya.  Dia menoleh kekanan dan kekiri mencari benda pipih kesayangan gadis itu.
Setelah beberapa menit ia mendapatkannya di bawah selimut tebal yang menyelimuti dirinya.

Jari lentik itu dengan leluasa menekan tombol pasword pada layar handphone yang menyala. Entah apa yang ia lakukan, namun ekspresi yang ia tunjukan cukup memicu pertanyaan disana.

"Kemana dia?" Gumam Gadis itu pelan, keningnya sedikit berkerut seakan sedang berfikir keras.

"Aish sudalah, aku akan terlambat jika memikirkannya". Lanjutnya, gadis itu melempar benda pipih ditangnya dengan sembarangan di atas kasur.

Iya beranjak menyingkirkan selimutnya menuju kamar mandi.
Gadis itu memiliki jam kuliah, pukul 07.00, tak khayal jika ia menyalakan alarm pada pukul 06.00.

* * *

Di salah satu kampus ternama Korea Selatan lebih tepatnya pada kota Seoul, kampus yang dimana menjadi impian semua anak muda yang ingin menempuh pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Namun tak banyak juga yang mengeluh akan bagaimana susahnya untuk bisa diterima kampus tersebut.

Hanya golongan-golongan orang kaya dan berprestasi tinggilah yang dapat berpendidikan disana. Dapat dilihat saat ini Halaman kampus pagi ini cukup ramai akan mahasiswa-wi, yang berlalu lalang disana.

Parkiran mobil yang sangat luas itu hampir penuh dengan berbagai macam mobil mewah milik pelajar atau bahkan dosen. Tak kalah dengan mobil mewah, penampilan merekapun dapat dinilai berapa uang yang mereka pakai untuk membelinya.

Brrmm

Suara motor sport terdengar memasuki area kampus menuju parkiran khusus pengendara motor. Suara itu mengambil atensi para mahasiswa disana dan menatap takjub pengendara tersebut.

Berbalut jaket kulit hitam dengan celana jeans sedikit robek dibagian lutut menambah kesan cool pada orang tersebut. Helm full face dilepasnya, rambut panjang sebahu ia kibaskan kekanan kekiri tak kala helm miliknya sudah terlepas.

"Huft"
Gadis itu menghela nafas sejenak sembari melepas kaus tangan hitam miliknya. Serba hitam, itu lah yang tergambar pada dirinya saat ini.

"Lisa-yaa!"
Seseorang berteriak dari kejauhan berjalan mendekati gadis itu yang sedang mengerutkan jidatnya.

"Ya! Kenapa kau berteriak hah?" Tanya gadis itu melirik temannya yang sedikit kecapean.

"Huh, kita hampir terlambat, ayo cepat jika tak ingin ibu itu mengusirmu dari kelas" jawab orang itu segera menarik tangan panjang gadis yang dia panggil 'lisa' tadi.

"Ck baiklah pelan²" desisnyapasrah ditarik oleh temannya itu.

*

Tak butuh beberapa lama dua orang itu kiji sudah berada didalam kelas dan untungnya dosen yang mereka anggap kiler itu belum datang.

"Lisa apa kau tau jika kau menjadi pusat perhatian sekarang?" Tanya seorang yang menarik sosok Lisa.

"Aku tidak peduli jadi aku tidak tau" jawab Lisa datar.

"Emm, mereka seperti ingin menerkamku" lanjutnya melihat sisi ruang kelas sedang memperhatikan mereka. Dengan penasaran gadis bernama Lisa itupun mendongakkan kepalanya dan melihat sekitar. Yah benar apa kata temannya itu dirinya sedang menjadi pusat perhatian.

"Kenapa dengan kalian?" Gadis itu berucap dengan sedikit lantang, entah kenapa ia merasa tidak nyaman dengan tatapan mereka semua.

Wah dia berbicara saja membuat jantungku berdebar

Omo, suaranya merdu sekali

Keren sekali dia

Dan masih banyak lagi bisikan2 yang menyatakan kagum akan sosok Lisa tersebut. Kenapa ka begitu di kagumi ? Apakah dia semenarik itu?

Tak lama dosen datang membuat fokus mereka beralih dari Lisa.

"Makanya jangan terlalu cool kalau di kampus" bisik temannya sedikit mengejek.

"Hais, diamlah chaeng" balasnya malas dengan wajah datar fokus akan dosen didepan.

* * *

Alunan musik piano mengalun indah didalam ruang khusus nan sunyi. Not piano dimainkan dengan mudahnya oleh jari lentik sesosok gadis yang duduk dikursi piano.

Mata indah ia pejamkan menikmati indahnya alunan piano yang hampir setiap hari ia mainkan. Wajah anggun tanpa ekspresi menggambarkan kepedian tercetak jelas disana. Semua emosi ia curahkan kedalam piano kesayangan miliknya.

"Tuhan apakah ini adil untukku?" Gumamnya pelan dengan tatapan mata yang masih terpejam fokus akan permainan pianonya.

Klik

Suara pintu terbuka dalam ruangan itu memperlihatkan sosok priaa berbalut kemeja rapi nan elegan tampak disana. Ia mendekati gadis itu dengan senyum manis yang selalu ia perlihatkan kepada siapapun.

"Halo sayang, tidakkah kau bosan berada disini sepanjang hari?" Tanyanya mengelus rambut bersurai panjang milik gadis tersebut.

"Jauh lebih baik daripada harus keluar menyaksikan keharmonisan kalian" jawab gadis itu dengan malasnya.

"Kapan kau akan menerima ini semua?" Senyum pria itu tergantindengan wajah sedikit menahan emosi setelah mendengar jawaban putrinya.

"Sudah aku bilang, aku tak akan menerimanya tuan" setelah mengatakan itu, sang gadis pergi meninggalkan pria itu yang mencoba bersabar akan sikap sang putri terhadapnya.

"Kau seperti eomma mu Jen"








Halo halo, apa kabar? Hehe lama ya update nya?.

Maaf yah, oh iya jangan lupa vote yah.
Love u guys, and i hope kalian suka sama chapter ini.

Sory kalau singkat






Ruang sunyiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang