PROLOG

219 23 104
                                    

Shafiyyah terisak dia tidak pernah menyangka akan menginjakkan kaki di tanah suci mekkah, air matanya tak terbendung lagi membuat niqab yang di pakainya basah. Rasanya baru kemarin Shafiya membayangkan ka’bah di pelupuk mata, saat ibunya mengatakan ingin sekali ke mekkah. Ternyata Tuhan mengizinkan untuk membawa ibunya ke sini.

“ Bunda.” Suara Shafiyyah bergetar memperhatikan ibunya yang  terisak menatap pusat kiblat umat muslim beribadah di depannya.  untuk keberapa kalinya Sofia sujud di sajadah dengan lirih menyebut mekkah, dan akhirnya kini dirinya benar-benar berada di kota yang di impikannya ini.

Sofia menatap anaknya penuh haru tangannya menarik Shafiyyah ke dalam pelukannya.

“ bunda gak nyangka sayang, benar-benar bisa ke sini.” Sofia mengelus kepala Shafiyyah tangisnya sedikit reda tatkala Shafiyyah mengajaknya  kembali ke hotel untuk beristirahat.

***

“ Abang kapan nikah?” remaja yang tengah menyantap sate itu kini menata kakaknya yang baru saja duduk di meja makan.

“ Kalau jodohnya datang.” Adnan duduk dan mengambil sate di piring adiknya. Membuat Khalisa memanyunkan bibirnya kesal.

“ nanti jadi perjaka tua loh bang.”  Khalisa nurafifah alfarizi adik dari Muhammad Adnan Alfarizi adik satu-satunyabyang mulutnya lebih pedas dari pada seblak. Membuat Adnan hendak menyuapkan 3 sate sekaligus ke mulut remaja berumur 18 th ini. Sedang Khalisa hanya menjulurkan lidahnya.

“ khalisa gak boleh gitu sama abang.” Arumi menatap anak bungsunya yang mulai terdiam dan memakan sisa satenya. Sedang Adnan tertawa kemenangan melihat adiknya mati kutu di tegur bunda.

“ Abang kapan rencana mau nikah, gak tertarik sama Zahra Nurlayla, yang bunda kirimin fotonya di whatsapp kamu.” Arumi kini menatap Adnan lekat, jujur dirinya sangat ingin melihat Anak lelakinya ini menikah. Dan menimang cucu pertamanya nanti.

“ Bunda, Adnan belum ketemu yang cocok.” Adnan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, bagaimana cara menyampaikan kepada bundanya secara halus tanpa menyakiti hatinya.

“ kemarin ka Aisyah, Rania, dan Syifa  udah datang khitbah abang duluan. Terus ini Zahra abang tolak juga, bingung Khalisa sama abang.” Khalisa kini menuangkan air minum ke gelasnya dan meneguknya berlahan. Tidak di pungkiri abangnya ini ganteng, pengusaha, pintar, membuat banyak wanita yang mencoba menjadi seperti Khadijah untuk Adnan. Sedangkan Adnan kini menatap adiknya tajam.

“ Khalisa mulutmu bisa di jaga, orang tua ngomong jangan ikut campur dulu “ kini Arumi menatap putrinya. Khalisa tau bundanya sudah mulai kesal sekarang membuat dirinya diam dan mendengarkan saja.

“ kalau bunda liat, Zahra cocok untuk kamu nak, penghapal qur’an , cantik, dan baik.” Arumi kini tersenyum ke arah anak sulungnya itu.

“ Bunda, nanti Adnan pikirkan yaa, Adnan mau ke kantor dulu.” Adnan berdiri dan mencium tangan juga kening ibunya ini.

***

“  Ali, kamu beneran mau Khitbah Shafiyyah?” Rehan berbisik pelan, tangannya kini menarik bakso yang baru saja datang ke mejanya.

“ Insya Allah.” Ali menerima bakso yang di sodorkan Bi suri. Langganan bakso di pinggir jalan yang sering Rehan dan Ali kunjungi untuk makan siang.

“ nak Ali, bibi mau kenalin ini Lidya anak bibi, kalau aja nak Ali mau sama dia.” Bi Suri berbisik pelan di telinga Ali tapi masih bisa di dengar oleh Rehan.

“ Mama kenapa sih.” Lidya mensenggol bahu ibunya, dirinya benar-benar malu dengan perkataan ibunya ke Ali.

“ Mas Ali maafin ibu saya yaa, Silahkan makan.” Lidya menarik lengan ibunya menjauh dari mereka.

“  mama mau kenalin kamu ke dia kalau aja dia suka kamu, ali itu idaman.” Bi suri mengelap mangkok yang ada di depannya.

“ tapi gak gitu juga mah caranya, nanti Lidya pasti nikah koh mah.” Lidya yang mencoba memelankan suaranya menahan kesal. Pantas saja ibunya tad menyuruh ikut untuk menghampiri ali.

“ gimana kamu mau nikah, pacaran aja nggak.” Ucap bi Suri yang kesal menatap Lidya. Perdebatan itu masih bisa di dengar oleh telinga Rehan dan Ali. Rehan hanya menggelengkan kepalanya menatap Ali.

Ketampanan ZAFRAN KHAIRI ALI sahabatnya ini memang tidak bisa di tolak. Seorang Pengusaha, baik hati tidak sombong, hafiz Qur’an, paket complete  idaman para wanita. Sampai bu Suri saja sudah menjadikan  Ali sebagai Menantu idaman.

“ Ehmm.” Ali berdehem membuat Bu suri dan Lidya  tersenyum ke arahnya.

Sedang Rehan menahan tawa ketika Ali kini mencoba tersenyum ke arah Bu Suri.

Ali sudah mempunyai dambaan hati, dan dambaan hatinya adalah Shafiyyah Azzahra. Gadis sederhana yang kini sedang melakukan Umroh di tanah suci mekkah, seorang penakluk hati Ali.

DON'T Forget to vote dn comment yaa☺️

JODOH MENUJU SURGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang