10-MANTAN-

110 17 4
                                    

Pagi ini Boruto sudah duduk nyaman di sofa ruang tamu rumahnya. Sarada yang sudah di jemput berusaha cepat bersiap-siap.

"Kakak habis berantem sama siapa lagi sih??!"saat akan menghampiri Boruto,Sarada segera kembali berbalik langkah saat melihat wajah lebang laki-laki itu.

Cewek itu kembali datang dengan Membawa sesuatu di tangannya. Duduk di samping kekasihnya,lalu mereka menyerong untuk bisa saling berhadapan.

"Kakak habis berantem sama siapa??kapan hm??kemaren kan baru aja tawuran,kok sekarang udah di ulang lagi??kurang puas??kurang ganas baku hantamnya??atau kurang banyak lukanya,hm??"Sarada memberondong laki-laki itu dengan banyak pertanyaan,sambil mulai mengobati luka pada wajah tampannya.

"Tumben cerewet banget,hm??"Boruto malah terkekeh dan menarik sebelah pipi mochi gadis yang sedang khawatir padanya.

Sarada cemberut saat pipinya malah di mainkan oleh Boruto"maaf ya kak, obatnya cuma ada ini"Sarada mengangkat sebotol kecil Betadine,dan selembar tisu yang sudah dirinya lipat,yang dia gunakan untuk mengobati luka lebam Boruto.

"Nggak penting cuma itu. Yang penting bisa ngobatin luka. Dan yang paling penting,kamu yang ngobatin. Bagi aku kamu itu obat buat apapun,entah luka fisik atau luka batin aku,bakal sembuh kalo ada kamu"Boruto mengelus lembut pipi perempuan itu yang sudah memerah padam.

"Saladnya Bolt lagi salting"Boruto malah menggodanya. Sarada langsung menatapnya.

Seakan mengerti tatapan Sarada"boleh ya, ikut manggil pakek nama itu??"suaranya lembut.

"Kalo gitu aku juga mau manggil kak Bolt aja, gapapa kan??"tatapan mata Sarada berbinar. Boruto mengangguk dengan senyum kecil.

"Mau tanya sesuatu, boleh nggak??"

"Apa??"

"Kenapa bisa di panggil Salad?? darimana asalnya nama manis itu???"

"Nanti ya kak, sekolah dulu"

-MANTAN-

Sarada baru saja keluar dari toilet. Gadis itu menepuk-nepuk rok seragamnya. Dirinya berjalan akan langsung ke kantin menyusul sahabat-sahabatnya yang tadi dia suruh pergi terlebih dahulu,karena Sarada tiba-tiba harus buang hajat.

Sarada berjalan ke kantin untuk menyusul teman-temannya. Melewati lapangan. Sarada melihat ternyata ada anak IPA yang sedang praktik.

Sarada mendekat pada jaring pembatas lapangan, melihat apa yang sedang mereka lakukan. Selama ini Sarada hanya mengitari area IPS. Tidak pernah sekalipun masuk pada area IPA.

Sarada melihat semua yang mereka lakukan. Berbanding terbalik dengan IPS,selama di sini,masih materi yang Sarada dapatkan,belum pernah praktek apapun.

Salah satu dari mereka tiba-tiba menoleh,dan tepat melihat arah Sarada. Sarada jadi tersentak. Cowok berambut merah itu masih terus melihatnya. Sarada tersenyum canggung kemudian melangkah kembali menunju kantin.

"Lo lama banget Sar?! panggilan alam??"tanya Chocho saat Sarada baru bergabung.

"Nggak kok"

Sarada langsung memakan pesanannya yang sudah dia titip tadi.

"Eh Lo liat nggak tadi di lapangan?!!anak IPA praktek coyy!!seneng banget deh. Langsung seger mata gue pas liat cogan-cogan"Chocho menopang dagunya.

"Pacarin dong Choo!!"Yodo mengompori.

Chocho menatap Yodo"jomblo lebih hepi. Ra resiko. Bebas mau apapun"Chocho memejamkan kedua matanya dengan senyum kecil.

Tiba-tiba rombongan inti Andromeda datang,langsung menggabungkan meja, mengambil kursi,dan duduk dengan mereka.

-MANTAN- (BORUSARA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang