GDM 46

8.1K 581 59
                                    

Senyuman miring terbit di bibir Sana setelah Ia berhasil mengirimkan foto teror tadi pada Raden. Ia sekarang jadi penasaran bagaimana respon dari laki-laki yang membuatnya jatuh cinta dan juga patah hati secara bersamaan itu.

Tak hanya itu, Sana juga mengirimkan bukti teror tadi pada salah satu kenalannya yang memang pandai mencari tahu hal berbau teror seperti ini.

Josep
Terlalu banyak musuh lo.

Sana mendengus membaca pesan singkat dari Josep. Ya mau bagaimana lagi, ini kan salah satu resiko menjadi wanita cantik. Begitu batin Sana.

Sana
Bacot!
2 hari ya, harus ketemu!

Josep
Bisa aja, tapi dua kali lipat.

"Sialan, bocah satu ini", belum sempat Sana membalasnya pesan dari Josep kembali masuk.

Josep
Gak mau, ya gak masalah sih.

Sana mendengus, tak urung Sana Iyakan permintaan Josep. Baiklah saatnya menunggu, siapa dalang dari teror receh tadi walaupun sebenarnya Sana tidak peduli tapi dilain sisi jiwa ingin tahunya juga sangat tinggi. Sana mengerutkan dahinya, pesan dari Sana untuk Raden belum juga terkirim, tidak biasanya, pikir Sana.

Tak ingin membuang-buang waktu untuk memikirkan pelaku teror padanya, Sana memutuskan untuk beristirahat karena besok Ia akan berbelanja kebutuhan dapur untuk cafe barunya.

***

Pagi datang, Sana kini sudah bersiap untuk pergi kepusat perbelanjaan yang cukup terkenal di kotanya. Hari ini Sana memilih mengenakan celana jeans panjang dipadukan dengan crop top berbahan kaos dan mini bag dari chanel, hadiah dari mantan pacarnya dahulu. Walaupun sudah mantan Sana tak pernah ada niatan untuk tidak memakai lagi pemberian dari mantan pacarnya, ayolah ini chanel siapa yang tega menganggurkan barang mewah begini.

Hari ini adalah hari yang membahagiakan untuk Sana, tak membutuhkan waktu yang lama apartemen miliknya sudah terjual dan tidak ada tawar menawar dari pihak pembeli. Sana sebenarnya cukup heran mengapa secepat itu dan lagi si pembeli tidak ada niatan untuk menawar malah hari ini uang hasil dari jual apartemen sudah di transfer, anggap saja rejeki Sana yang memang sedang membutuhkan uang.

Setelah memarkirkan mobilnya, Sana memasuki area pusat perbelanjaan dan mulai membeli kebutuhan yang semalam sudah wanita cantik itu tulis di note. Kenapa harus ditulis karena sejujurnya Sana sering kali lupa apa saja yang harus dibeli dan tidak harus dibeli.

Ketika Ia tengah asik dengan kegiatan berbelanja, Sana dikagetkan dengan suara yang Ia kenal betul.

"Lagi sibuk banget nih kayaknya, udah pensiun jadi ani-ani makanya sekarang keliatan kerja keras banget?" Sana mendengus mendengar penuturan Bila.

"Beringsik, lagi males ribut gue, minggir!" Perintah Sana.

"Sekarang lecek banget ya, udah kehilangan ATM berjalannya yaa, upss." Sana sama sekali tak bergeming, lebih baik dirinya segera menyelesaikan belanjanya.

"Udah deh cari gadun aja lagi, itukan profesi lo dulu gak usah repot-repot buka usaha ya kalau laku, kalau engak." Lanjut Bila masih mencoba menyulut amarah Sana.

"Ya kalau yang jualan modelan lo sih jelas gak laku, beda kalau gue," balas Sana diiringi senyum miring.

"Iyalah, lo kan pinter banget tuh godain laki-laki"

"Iyalah, gak liat lo dari atas sampe bawah yang gue pakek harganya lebih mahal dari pada harga diri lo," ucap Sana yang kini sepenuhnya menatap Bila, tentu saja ucapan Sana barusan membuat amarah Bila memuncak.

Tangan Bila hendak meraih Rambut Sana, tetapi dengan cepat Sana mencengkam pergelangan tangan Bila.

"Udah deh, gue lagi bener-bener males nih," Bila menarik paksa tanganya dan kembali akan melayangkan tamparan pada Sana, lagi-lagi pergelangan tangan ditahan oleh Raden.

"Raden" ucap Sana yang cukup terkejut.

"Ohh, bener-bener gak tau malu ya lo San, laki orang yang minggu besok mau nikah tetep aja lo pepet, susah emang kalau ngomong sama wanita murahan" ucap Bila sebelum pergi meninggalkan keduanya.

"Hahh?" Sana yang masih syok dengan kedatangan Raden dan juga bersamaan dengan ucapan Bila, "maksut bila tadi apa?" Tanya Sana.

"Nanti aku jelasin, udah selesai belanjanya?" Ucap Raden sembari mengusap kepala Sana, sungguh ia sangat merindukan wanita dihadapanya ini.

Sana mengangguk kaku.

****
See you 💕

Terimakasih banyak atas dukungan kalian
GDM bakalan aku selesaiin sampai akhir.

BIG LOVE
FW

Gold Digger And MeWhere stories live. Discover now