45. Believing

106 19 2
                                    




















Hesa sedikit menyesali keputusannya untuk membarengi Sakra, mereka berjalan menuju mobil Sakra dengan sedikit canggung, hening. Tapi ini lebih baik daripada terus diam disana dan menyiksa dirinya.

“Lo, mau ikut gue ?”

“Kagak, gue punya temen disini, jadi mau mampir kesana”

Sakra mengangguk-angguk mendengarnya, sedikit lega.

“Tapi gue boleh ikut ke mobil lu ? Gue agak gaenak badan buat nyetir sendiri” kata Hesa ketika Sakra hendak membuka pintu mobilnya, Sakra harus siap berada di keadaan canggung yang lebih lama.

“Yaudah, ayo”

Sakra juga merasa tidak enak jika menolak, raut lelaki itu memang terlihat sedikit tidak bagus. Dia selalu berusaha membedakan rasa tidak suka nya pada Hesa karena ia pacar Winora sekarang dan perasaan jelek lainnya.

Ia merasa tidak boleh membenci Hesa karena lelaki itu pemenangnya.

“Kalo gaenak badan kenapa lo pergi Sa ? Disana Winora juga bakal obatin lo” Sakra berkata sembari tetap fokus menyetir.

‘Justru rumah itu yang bikin gue sakit’

“Gue harus nemuin temen gue dulu” jawab Hesa seadanya, Sakra tidak menjawab lagi dan hanya mengangguk.

“Lo mau gue anter sampe sana apa gimana ?”

“Ga usah, turunin aja gue di jembatan depan”

“Oh oke” Hesa bahkan tahu tempat disini, mungkin benar temannya berada disini. Namun satu kejanggalan terus Sakra pikirkan sejak Hesa meminta diturunkan disana.

Meski menyetujui Hesa dengan mudah, pikiran lelaki itu begitu berisik dan tentu Hesa mendengarnya.

Lelaki itu tidak menghiraukannya, ia hanya harus cepat bertemu Jay dan membicarakan ini.

“Tiati ye, pastiin lo abis ini langsung kabarin Winora” kata Sakra ketika Hesa bersiap melepas sabuknya dan pergi.

“Oke, thanks Sak”

“Temen lu . . ngejemput kan ?” Sakra terdengar ragu karena takut dikira mencampuri urusan Hesa, namun Hesa hanya mengangguk singkat dari luar.

Sakra pun melaju meninggalkan lelaki itu disana, dipinggir jembatan yang gelap karena pepohonan tinggi yang cukup rimbun.

Beberapa kali Sakra menengok Hesa dari kaca spionnya, lelaki itu masih disana dan terus memperhatikan mobil Sakra hingga menghilang.

“Gapapa kali ya gue turunin dia disana ? Gaakan kenapa kenapa kan tu anak ?”

Karena seingatnya daerah itu adalah daerah paling dihindari oleh warga sekitar karena banyak cerita atau kejadian tidak bagus yang terjadi disana. Sakra jadi menganggap lelaki itu aneh, pacar temannya itu tidak kesurupan kan ?

Sedangkan setelah memastikan Sakra menghilang dari belokan sana, Hesa langsung melesat menuju bangunan tersembunyi di hutan itu.

Jay ada diatas balkon untuk menyambutnya dengan senyum senang. Ia sedang tidak berusaha menutupi wujud aslinya.

“Gimana liburan lo sama manusia manusia itu ? Ga rame kan makanya kesini ?”

Hesa belum menjawab, masih sibuk menyesuaikan kembali tubuhnya yang sedari tadi terguncang hebat.

Selama berada dirumah Kakek Winora tadi ia merasa seluruh energi nya terkuras habis dan ia tidak bisa mengendalikan apapun.

“Lo kenapa kaya abis disiksa ?” Jay menyadari raut Hesa yang tidak biasa itu.

Scarlett On You [Wintddeung]Where stories live. Discover now