keluar

987 97 4
                                    


=GIGOLO=

"maaf tuan! maaf tuan, saya ceroboh" aku Anne, menundukkan kepalanya dan meremat pakaiannya sendiri, dia tidak bisa memaafkan dirinya sendiri karna telah ceroboh. bagaimana bisa mengurus satu orang saja tidak becus seperti ini.

"maafkan saya tuan!"

biarlah jika Jeno marah dan murka, asal Jeno tidak memecatnya, namun mustahil nampaknya Anne akan tetap bertahan di rumah ini, pasalnya ia telah melakukan kesalahan yang fatal.

berulang kali wanita itu merapalkan kalimat maaf berharap ucapan maafnya tersampaikan, dan membuat Jeno memaafkannya, wanita itu menyeka air matanya dan mendongak terlihat linglung saat melihat ekspresi tuan besarnya.

Anne kehilangan diri, saat Jeno justru tertawa terbahak, sambil menggelengkan kepalanya, Anne masih mencoba mencerna, kenapa tuan besarnya tertawa.

"tuan?"

Jeno tersenyum geli "mending kamu tenangin diri dulu Anne, astaga. tenang aja Jaehyun gak hilang— Jeno menyelesaikan tawanya "Jaehyun lagi pergi keluar tadi, dia sudah izin ke saya jadi jangan khawatir"

nyawa Anne seolah tercabut dari raganya, sementara Jeno kini pergi melewatinya, Anne kehilangan akal warasnya beberapa saat lalu mengerti apa yang Jeno maksud.

"okey. tuan Jaehyun gak hilang ternyata" gumamnya menenangkan diri. ia kira Jaehyun pergi dari mansion tanpa izin dari Jeno, memikirkan hal buruk itu terjadi Anne tidak bisa berfikir lurus. bahwa akan ada sesuatu buruk terjadi di rumah ini, yang pasti saja membuat tuan besarnya marah.

.

.

.

sementara di lain tempat, Jaehyun sendiri pergi ke apartemen entah apartemen milik siapa, namun pria itu bergegas dan memasukki bilik apartemen mewah tersebut.

Jaehyun melepas jaketnya dan menyusuri ruang ruang apartemen mewah yang tersusun rapi, ia mencium aroma manis yang keluar dari sebuah kamar dengan semangat Jaehyun menyambangi kamar dengan pintu yang sedikit terbuka itu, lalu dia menyeringai ketika melihat seorang pria manis dengan pakaian cantiknya tengah berdiri memunggungi tidak menyadari kehadirannya.

Jaehyun menerobos masuk dan memeluk pria itu dari belakang, dan mendusalkan wajahnya di tengkuk yang lebih mungil.

terkejut tentu saja, namun tidak lama pria berambut pink lucu itu tersenyum tipis dan mengusap pelukan erat lengan yang melingkari perutnya.

dia terkekeh.

"pelan pelan, kamu lagi hamil loh" tawanya.

Jaehyun menggeram dan melepaskan pelukan, moodnya turun, pria cantik itu menoleh dari pundaknya merasa pelukannya mengendur dan terlepas ia berbalik untuk menatap Jaehyun, wajah Jaehyun kini menggelap dengan raut kesal merasa tersindir sekaligus tersinggung.

dia malu dengan kondisinya.

peka dengan situasi pria mungil itu mengusap wajah Jaehyun dengan lembut dan mengecup rahangnya "sorry to say Jae. tapi itu faktanya kan? kamu lagi hamil"

Jaehyun menepis tangan itu "tapi bukan berarti kamu harus bicarain hal memalukan itu disaat cuma ada kita berdua sekarang!" balas Jaehyun kesal, pria manis itu mengangguk paham.

"okey okey sorry ya."

Jaehyun menghela nafas, dan mencuri ciumannya menyalurkan rasa rindu yang sudah lama tidak tersalurkan, akhirnya setelah penantian yang cukup lama, ia dapat bertemu kembali dengan rumahnya.

"gimana Jae?"

"gimana apanya?" tanya Jaehyun balik, kini mereka berdua tengah duduk diatas sofa dan menatap televisi yang menayangkan drama romansa.

"maksudku, gimana hari harimu."

"buruk." satu kata yang Jaehyun pikirkan, dan itu adalah kata yang menggambarkan situasi hidupnya, pria cantik itu tersenyum dan memeluk lengan Jaehyun erat, menatap dengan tatapan ketidak sukaan kearah perut Jaehyun yang menonjol.

menghela nafas pelan, jari tangannya mencoba untuk menyentuh perut besar yang di dalamnya terdapat mahluk mungil yang kini tumbuh dengan baik, dalam hatinya terdapat kedongkolan.

tidak bisa menepiskan perasaan tak suka itu, Taeyong meremat baju Jaehyun.

"kenapa harus aku yang hamil? seharusnya itu kamu" celetuk Jaehyun, Taeyong mendongak dan mengangguk "kamu kurang cepet malam itu Jae. kenapa kamu harus salah masuk kamar" Taeyong kesal, dia kesal setengah mati.

sumpah demi apapun, dia tidak pernah rela.

"aku gak tau Taeyong. aku kira itu kamar kamu, aku liat nomernya bener kok" sanggah Jaehyun.

Taeyong berdecak "kenapa kamu gak lawan. masa kamu kalah sama dia, sampe dia bisa perkosa kamu"

Jaehyun menatap Taeyong dengan dahi mengerut, coba saja Taeyong bayangkan ketika dalam posisinya, apa Taeyong kira semudah dah dan se pasrah itu Jaehyun pada malam sialan tersebut.

di kira Jaehyun tidak berusaha untuk melawan, dia bahkan sudah mencoba untuk membenturkan kepala Jeno dengan botol kaca, namun Jeno lebih dulu melumpuhkannya dan membantingnya ke kasur.

setelah perkelahian cukup menguras tenaga itu, adegan buruk mulai terjadi, di kamar itu lah, Jaehyun pertama kali di perkosa oleh seorang pria yang mabuk.

"gausah ngajak ribut! kamu kira aku pasrahin diri aku gitu aja ke dia?!"

Taeyong duduk, ekspresi raut wajahnya tidak suka "kok kamu jadi emosian gini sih Jae? apa gara gara hamil? hah? sifat kamu tuh jadi lebih menggelikan" balas Taeyong.

Jaehyun mengepalkan tinjunya, namun suasana hatinya kembali membaik ketika melihat Taeyong mulai berkaca kaca "sorry bukan gitu Yong, cuma aku—" Jaehyun mengembuskan nafasnya, sepertinya apa yang Taeyong ucapkan tidak salah, karna hormon kehamilannya membuat Jaehyun jauh lebih sensitif.

=GIGOLO=

😦

GIGOLO [Nohyun]Where stories live. Discover now