Bertemu kaisar

439 26 3
                                    

Tercengang.

Itulah yang elleonora rasakan kala kembali mendapatkan surat dari kekaisaran, jika kemarin dari pangeran kedua, maka kali ini dari Xaviero, sang putra mahkota.

"Raphael, apa kita pernah memiliki masalah dengan keluarga kekaisaran?" Ucap Elle pada kepala pelayang yang menatapnya tak percaya.

"Anda serius nona?" Tanya El sarkas membuat Ed tertawa renyah seraya merangkul pria seumuran mereka itu.

"Dia amnesia," ucap Ed membuat elleonora menatap sinis.

"Lupakan," ucapnya sembari meletakkan surat Xaviero tersebut pada mejanya, tak berniat membuka surat itu.

"Nona tidak berniat membacanya?" Tanya wanita muda yang baru saja datang, Lily.

"Nanti saja, ah Ed, apa ada misi baru?" Tanya Elle memeriksa tumpukan berkasnya, tak lupa mengucapkan terimakasih pada Lily yang menyedihkan teh serta kudapan untuknya.

Edward mendudukkan tubuhnya pada kursi, sedangkan Lily dan El pamit untuk melanjutkan pekerjaannya mereka, yah politik bukan bagian dari tugas mereka, terutama Lily yang tak pernah ikut Elle menyelesaikan setiap misi nya.

"Ya, kematian Barones Anika bukanlah pembunuhan biasa, aku merasa ini ada hubungannya dengan keluarga kekaisaran, kau tau maksud ku kan?" Ucapnya membuat Elle terdiam, ia menautkan jari-jari nya, menatap lurus pada Edward.

"Kau mencurigai seseorang?"

"Tidak, ah belum, tapi aku merasa ini ada kaitannya dengan kematian ratu Lidya, dari kerajaan Arbeloa," jawab Edwar yang kini balik menatap elleonora yang sedikit terkejut.

"Ratu Lidya...ibu dari permaisuri Estelle?" Tanyanya membuat Edward mengangguk.

"Aku menemukan sebuah perjanjian lama antara yang mulia kaisar dengan seorang anonim," ucapnya seraya mengeluarkan sebuah kertas usang, terdapat stempel kaisar di sana, hanya saja bagian sebelahnya tampak sebuah robekan.

"Ini bukanlah robekan tak disengaja, jelas ini memiliki konspirasi," ucap elleonora melangkahkan kakinya untuk mendudukkan dirinya di samping Elle.

"Kau punya praduga?"

"Sama sepertimu, kita tak bisa menyimpulkan ini secara langsung, aku akan meminta izin resmi untuk menyelidiki kasus ini," ucap elleonora membuat Edward mengernyitkan dahinya.

"Elle, ini bukan sesuatu di mana kau harus turun tangan," ucapnya, pasalnya Garcia tidak memiliki banyak waktu kosong untuk mengurusi urusan internal keluarga kekaisaran, kaum bar-bar dan peperangan lebih cocok untuk mereka tangani.

"Seharusnya begitu, tapi mereka menyentuh seseorang yang tak seharusnya mereka sentuh," ucap elleonora bangkit, berniat untuk meninggalkan ruangannya, bersiap menemui kaisar.

"Kau begini lagi, sampai kapan kau akan begini?" Tanya Edwar menghela nafasnya, paham dengan sosok yang di maksud teman masa kecilnya itu.

"Ed, keselamatan Xaviero adalah urusanku," ucapnya membuat Edward mengacak rambutnya sendiri, frustasi, jika Theodore masih di sini, ia pasti akan menyeret elleonora pulang dari pada menghabiskan waktu berharga nya demi kekaisaran.

Tapi jelas, elleonora tak akan mendengarkan nya.

"Aku tak bisa mengerti dirimu sejak dulu, begitu pula dengan pangeran pendiam itu," rutuk nya kesal.

Elleonora berhenti di ambang pintu, sedikit tertawa singkat, ia mengangkat tangannya melambai pada Edward tanpa berbalik.

"Anggap saja ini penebusan dosaku Ed."

***

Elleonora melirik laki-laki di belakangnya yang masih memasang wajah kesal, yah itu bukan salahnya. Elleonora masih ingat betul wajah panik Edward yang menyusulnya ketika ia sudah sampai di pintu keluar kastil.

Lady of Garcia Where stories live. Discover now