Realita

98 8 0
                                    

seokmin terbangun lebih lama daripada jisoo dikarenakan sibuk menjaga jisoo yang menggila kemarin malam dan tidur lebih larut dibandingkan jisoo

seokmin pov

"hngg....shua hyeong? shua hyeong?"

aku terbangun pagi ini di tempat ganti para pekerja, dan tak kusangka hal yang pertama kali kulihat bukanlah shua hyeong melainkan sebuah kartu nama yang berada tepat di sampingku. 

"apa-apaan ini hyeong baru saja kau membuka diri mu padaku tapi sekarang kau sudah meninggalkanku"

"ah mungkin saja dia ada urusan.... sepertinya begitu"

aku merasa sedikit bodoh karna langsung berasumsi shua hyeong meninggalkanku padahal mungkin tak seperti itu 

tak ingin berpikir panjang mengenai masalah shua hyeong yang pergi terlebih dahulu, yang pasti ada satu hal yang kuyakini. 

"hehe untung saja shua hyung meninggalkan kartu nama miliknya, ohh shua hyeong seorang florist, astaga itu sungguh cocok dengan nya. bunga yang merawat bunga lainya"

aku jadi teringat kejadian tadi malam, momen terbaik yang pernah ku alami sampai saat ini. memikirkan nya saja sudah cukup untuk membuat jantungku meledak. 

ting

 notif pesan dari sahabat karib ku 


YAK KAU DIMANA SEBENTAR LAGI KELAS AKAN DIMULAI


"SIAL, 10 MENIT LAGI KELAS AKAN DIMULAI"

tak butuh waktu lama bagiku untuk bersiap, dan mulai berlari kencang untuk pergi ke kampus. sesampainya di kampus kulihat pintu ruangan belum tertutup.

"huft aku selamat"

"SEOKMIN, DISINI"

ah itu sahabatku soonyoung, kami bertemu saat smp. dia adalah seseorang yang selalu memberikan solusi dari setiap masalah ku, walaupun kebanyakan solusi yang diberikan selalu diluar nalar

"kau ini kenapa seokmin, dari tadi cengar-cengir kayak kuda"

"AISH KURANG AJAR, begini sepertinya orang yang membuat ku tertarik belakangan ini, adalah mate ku"

"APAA SUNGGUH JINJJA wait bukannya kau bilang dia itu alpha?"

"aish kau ini, apa kau lupa siapa teman mu ini?"

"ew disgusteng, kau selalu berbicara mengenai dia yang cantik, manis dan seterusnya aku sudah muak mendengarnya lebih baik kau ngomong sana sama tembok. aku tak ingin mendengarnya"

"loh kan kamu yang nanya, dasar harimau ga jelas"


tak terasa kelas sudah berakhir, sebenarnya yang kupikirkan sedari tadi adalah kejadian tadi malam sedangkan pelajaran hanya masuk telinga kanan dan keluar telinga kiri. dan untung nya shua hyeong memberikan kartu nama nya, jadi aku bisa menemuinya secepatnya. 

"hey kau habis ini mau kemana, makan yuk"

"ah aku ada urusan soonyoung, lain kali saja"

"hngg ngoge"

tak perlu waktu lama bagiku untuk segera pergi ke toko bunga shua hyeong. ah astaga ini membuatku gila, aku benar- benar gugup saat ini. beridiri di depan toko shua hyeong sudah cukup membuat jantung ku hilang kendali, bagaimana jika aku bertemu shua hyeong.

tring

kulihat seseorang yang sungguh indah sedang menyiram tanaman, terlihat seperti lukisan hidup tanpa cacat sedikitpun. JANTUNGKU KUMOHON BERTAHANLAH.

dag

dig 

dug

"seokmin -ssi apa kau mendengarku, seokmin-ssi"

shua hyeong melambai didepan wajahku, sepertinya aku pernah menyelamatkan kota di kehidupanku sebelumnya ah bukan, aku pasti sudah menyelamatkan negara.

"YAK, SEOKMIN-SSI SADARLAH JANGAN KESURUPAN"

"AH MAAFKAN AKU SHUA HYEONG, AKU MELAMUN SEBENTAR"

memalukan sekali, pasti wajahku sudah semerah kepiting rebus. jantung ku juga serasa akan melompat saking cepatnya dia berdetak. sedangkan shua hyeong terlihat bingung seperti tengah melihat makhluk astral.


"shua....hyeong, kau tau dari mana kata 'shua'"

"kamu yang memberitahuku tadi malam kalau nama panggilan mu itu joshua, kamu juga berkata untuk memanggilmu hyeong"

aku bingung situasi macam apa ini, apakah shua hyeong tidak ingat apapun kemarin

"ah maaf aku tak ingat apapun setelah aku mengacaukan bar. AH KAMU PASTI KESINI UNTUK BIAYA GANTI RUGI, BERAPAPUN AKU SIAP MENAMPUNGNYA"

"a-aku kesini bukan minta biaya ganti rugi hyeong, manajer berkata bahwa kau sepertinya sudah sungguh mabuk berat jadi sudah pasti bahwa itu diluar kendali"

"tapi apa kau sungguh lupa apa yang terjadi tadi malam setelah kekacauan reda"

"tidak aku tidak ingat, maafkan aku"

rasanya petir seakan menyambarku, harapanku sirna begitu saja. tapi aku yakin bahwa shua hyeong adalah mate ku, aku 100% yakin.

"memang nya aku melakukan apa seokmin-ssi....apakah aku melakukan hal tak senonoh?"

"hyeong"

"kamu adalah mate ku" 



"kau bercanda? kita ini sama-sama alpha"

"bisa kau jelaskan seokmin-ssi"


okeh lanjud

Daylight -SEOKSOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang