𝗪𝗔𝗥𝗡𝗜𝗡𝗚 | dazai being dazai.
𝗡𝗢𝗧𝗘 | this is rushed but i hope it’s still got the pointBelum ada 1 menit kamu duduk di meja kerja, tepat di depan ruangan sang presdir, sosok laki-laki berambut cokelat dengan senyuman nakalnya tiba-tiba melangkah menghampiri meja kamu.
“Dek sekpri~” Suaranya landai penuh godaan, godaan syaiton.
Dazai menempatkan kedua siku di atas meja kamu dan menyangga dagu dengan kedua telapak tangannya, menatap kamu dengan mata yang berkilauan.
“Please, mas,” kamu mengangkat tangan ke udara, “kasih gue waktu buat bernafas dulu, ini gue duduk aja belum nemu spot yang nyaman!”
“Kenapa deh?” Laki-laki itu tergelak pelan melihat reaksi kamu yang amat sangat pasrah. “Gue cuma mau nyapa doang, biar semangat!”
Kamu cuma menghela nafas pelan sebelum mengomeli kelakuannya yang penuh dengan tipu muslihat itu. “Muka lo gue gebuk ya. Sana ah! Jangan ganggu gue buat 30 menit ke depan.”
“Eh gak boleh gitu ya sama senior.” Dazai berpura-pura tersinggung sambil menatap kamu dengan tatapan kecewa yang dibuat-buat.
“Lebih senior gue daripada lo juga, mas.” Celetuk kamu dengan wajah datar.
Orangnya nyengir ketika sadar kalau memang dia bergabung dengan firma hukum milik Fukuzawa lama setelah kamu bergabung lebih dulu. “Ya tapi ‘kan gue lebih tua dari lo, di antara kita semua yang kerja di sini, lo ‘kan yang paling muda.”
“Iya deh, terserah.”
“Ye, marah. Masih pagi jangan badmood dong.”
“Lo yang bikin gue badmood, mas!”
“Hahahahaha!”
Dengan kedatangan Dazai yang sangat terlalu pagi ke kantor, kamu jelas udah paham dia punya visi dan misi penting yang harus ia jalankan. Kamu menebak ini ada lanjutannya dari kasus kemarin, yakni rebutan kasus sama Yosano.
“Gue aduin lo sama mas Odasaku ya kalau lo gangguin gue mulu.” Ancam kamu sembari menodongkan bolpoin ke arah hidung mancungnya itu.
Dazai menepis bolpoin itu dari dekat wajahnya lalu merengut dengan mengerucutkan bibirnya. “Ganggu apa sih, gue cuma numpang aja di sini, itung-itung sambil nungguin Pak Presdir datang.”
Menghidupkan PC kantor, kamu mulai untuk mengurus berkas-berkas yang hari ini harus bertengger manis di meja kerja Fukuzawa, sambil mendengarkan curhatan dan keluhan dari Dazai selama kalian berdua menunggu kedatangannya.
“Emang lo mau ngapain sih, mas? Sampe segininya nungguin Pak Presdir datang.” Cetus kamu dengan helaan nafas berat.
Dazai memaparkan dengan nada serius tapi masih main-main, “gue nggak mau keduluan sama Mbak Yos. Gue harus dapetin case yang ini, mau gimana pun caranya!”
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗣𝗥𝗔𝗜𝗦𝗘! fukuzawa yukichi.
Fanfiction𝗽𝗿𝗮𝗶𝘀𝗲! ( ✦. ) ── 𝘵𝘰 𝘦𝘹𝘱𝘳𝘦𝘴𝘴 𝘢 𝘧𝘢𝘷𝘰𝘳𝘢𝘣𝘭𝘦 𝘫𝘶𝘥𝘨𝘮𝘦𝘯𝘵 𝘰𝘧 𝘳𝘦𝘤𝘰𝘨𝘯𝘪𝘵𝘪𝘰𝘯, 𝘳𝘦𝘢𝘴𝘴𝘶𝘳𝘢𝘯𝘤𝘦 𝘰𝘳 𝘢𝘥𝘮𝘪𝘳𝘢𝘵𝘪𝘰𝘯. 𝙛𝙪𝙠𝙪𝙯𝙖𝙬𝙖 𝙮𝙪𝙠𝙞𝙘𝙝𝙞 𝙗𝙪𝙠𝙖𝙣 𝙩𝙞𝙥𝙚 𝙥𝙚𝙢𝙞𝙢𝙥𝙞𝙣 𝙛�...