Bertahanlah ken

31 6 0
                                    

____


























Kenzie mengelap keringat yang mengucur di dahinya, ia mendongak dan menutup mata menghalau rasa pusing di kepalanya.

Di rasa sudah lebih baik, dia lantas melanjutkan pekerjaannya lagi, dan segera menghampiri pelanggan untuk menuliskan pesanannya.

Beberapa menit kemudian, saat ia akan mengantarkan pesanan, tiba-tiba kepalanya kembali terasa pusing, pemandangan di sekelilingnya pun nampak buram di penglihatannya.

"Shh kok makin pusing sih?" desisnya saat di rasa kepalanya terasa menusuk dan berputar, nampan berisi makanan di tangannya ia pegang dengan erat agar tidak terjatuh.

Chandra, salah satu pelayan di sana tak sengaja melihat gerak-gerik Kenzie di ambang pintu dapur, wajahnya terlihat sangat pucat.

Dia begitu cemas dan segera menghampiri teman kerjanya yang lebih muda dua tahun darinya itu.

"Ken.. mending lo istirahat gih, biar gue aja yang gantiin lo anterin makanannya"

Kenzie menggeleng pelan "gak papa bang, kenzie masih bisa kok" tolaknya secara halus, dia hanya tidak ingin menyusahkan Chandra.

Chandra menghela nafasnya "gue bilang istirahat, jangan ngeyel!" Tegasnya sambil menyilangkan kedua tangannya di dada.

Kenzie akhirnya pasrah dan menuruti perkataan Chandra, walaupun dia masih ingin melanjutkan pekerjaannya, namun sepertinya ucapan Chandra ada benarnya.

Dia harus istirahat, karena saat ini kepalanya terasa sangat sakit.

"Iya-iya Kenzie istirahat, tapi abang gak papa gantiin ken? maaf ya ken sering nyusahin" Kenzie menundukkan kepalanya merasa bersalah.

Chandra tersenyum lalu mengacak-acak rambut Kenzie gemas "gak papa santai aja, lagian lo lagi sakit kok" setelah itu dia mempuk-puk kepala Kenzie.

"Sekarang lo istirahat, sini nampannya biar gue yang bawa"

Kenzie memberikan nampan berisi makanan itu pada Chandra, tak lupa ia mengucapkan terimakasih padanya.

Setelah kepergian Chandra, Kenzie pergi ke belakang untuk beristirahat, di sana adalah ruangan khusus untuk pekerja, dan untungnya di sana ada kasur kecil untuk di jadikannya tempat istirahat.

𝟒𝐞𝐯𝐞𝐫 𝐭𝐨𝐠𝐞𝐭𝐡𝐞𝐫

Pukul setengah sebelas malam akhirnya pekerjaannya di cafe selesai juga.

Sebagai orang yang hidup sebatang kara, dia harus bekerja untuk memenuhi kebutuhannya.

Setiap pulang sekolah dia tidak langsung pulang ke apartemennya, melainkan pergi bekerja di cafe hingga pulang sampai larut malam, dia melakukannya setiap hari tanpa henti, kecuali saat hari libur saja.

Di perjalanan pulang, dia tak henti-hentinya memijit pelipisnya, karena sejak tadi pusing di kepalanya masih belum hilang sampai sekarang.

Hingga setelah satu jam lamanya berjalan kaki, akhirnya dia pun sampai di sebuah apartemen sederhana yang terletak cukup jauh dari tempat kerjanya.

Ngomong-ngomong soal apartemennya ini, dia mendapatkannya dari Aksa. Temannya itu memberikan sebuah apartemen sebagai hadiah ulang tahunnya dua tahun yang lalu.

Dia sebenarnya merasa tidak enak dengan hadiah yang diberikan Aksa padanya, tapi karena Aksa sudah bersusah payah memberikan apartemen itu, akhirnya dia menerimanya, walaupun dalam hati dia merasa tidak pantas mendapatkannya.

𝟒𝐞𝐯𝐞𝐫 𝐭𝐨𝐠𝐞𝐭𝐡𝐞𝐫Where stories live. Discover now