Bab 7 ( Drama makan siang)

42 10 0
                                    

****

sekolah masih cukup sepi sooji berangkat  cukup pagi hari ini, seo joon sedang ada urusan sepertinya pria tersebut sedang sibuk apalagi festival sekolah akan mulai sebentar lagi. sebagai anggota kesiswaan sepertinya sang kakak sudah mengambil banyak bagian...tidak langsung ke kelas sooji memilih jalan berbeda dari jalan biasanya, memilih memutar menggunakan koridor samping , tindakan spontanitas kadang memliki beberapa resiko tidak terduga dan sekarang sooji sedang menyesali dirinya yang menyetujui otaknya agar menggunakan jalan memutar.

sooji tidak ingin menguping sama sekali...namun ia sudah terjebak di tempat yang tidak seharusnya...jika ia mundur maka itu akan membuat kedua siswa di depan sana akan menyadarinya, jikalau ia tetap melanjutkan langkahnya maka hal yang sama juga akan terjadi dan sooji manyadarinya percakapan yang  baru saja ia dengar tidak seharusnya  didengar.

sementara kedua siswa yang menjadi sumber kegusaran sooji belum juga menyadari keberadaannya yang berdri kaku bahkan mereka masih bertikai terlihat salah satu pria di depan sana menolak ketika pria lainnya mencoba menenangkan

"bukankah sudah kukatakan agar tidak menemuiku seperti ini jika sedang di sekolah..." pria bernamtag jay itu kembali berucap...sementara pria lainnya lee dohwan menunduk dengan kesal

"kenapa kau tidak menjawab pesanku tadi malam? kau mengabaikanku sekarang?.."jay mengusap wajahnya kasar, ini gila, awalnya ia hanya berniat memanfaatkan pria dihadapannya, ia tidak akan menyia-nyiakan orang seperti lee dohwan begitu saja namun sekarang ia menyesalinya hubungan tidak masuk akal dan gila mereka perlahan membuatnya merasa gila juga.

"yak lee dohwan, aku rasa kau sudah sangat terlalu jauh " nada dingin itu membuat mata tajam dohwan bergetar  tau betul maksud ucapan yang baru saja ia dengar.

"maafkan aku,a-aku tidak akan." 

"sudahlah." jay menghindar dengan cepat sebelum dohwan berhasil menyentuhnya...

"kau membuatku gila." tidak mengatakan apapun lagi jay meninggalkan dohwan begitu saja, lagi-lagi perasaan ini membuat dohwan merasa sangat rendah, saat orang-orang yang awalnya begitu menyambutnya tiba-tiba mencampakkannya, apa yang seharusnya ia pilih?, tidak ada orang-orang yang benar-benar berdiri di sisinya...persetan dengan kepura-puraan hal tersebut tidak akan membuatnya marah meski orang-orang akan datang mempermainkannya setidaknya ia tidak akan sendirian, setidaknya akan ada orang di sisinya meski hanya sekedar mempermainkannya.

perasaan marah yang awalnya membungkus tubuhnya berubah menjadi keterkejutan saat Dohwan berbalik dan mendapati sosok gadis yang tidak jauh dari tempatnya, berdiri kaku ia bisa melihat gerakan kikuk yang ia tangkap jelas. tanpa menyadarinya sooji melangkah mundur bersamaan dengan dohwan  yang melangkah cepat ke arahnya.

"ikut aku " sooji tidak dapat menghindar tindakan dohwan terjadi dengan begitu cepat pria itu menarik pergelangannya cukup keras  membawanya menuju belakang sekolah.

"katakan, sejauh mana kau mendengarkan percakapan kami," mengusap wajahnya kasar dohwan  sepertinya akan kehilangan kontrol dirinya lagi...sementara sooji masih berdiri kaku  rasa perih di pergelangannya tidak ia sadari karena degupan jantungnya berbunyi dengan keras sooji  cukup ketakutan,bagaimana tidak? wajah pria di hadapannya sepertinya siap memakannya hidup-hidup.

"a-aku, aku tidak mendengarkan apapun..a-aku.."

"JANGAN BOHONG!!!" sooji memejamkan matanya erat teriakan keras itu begitu memekan dan semakin membuatnya ciut, dohwan  membuang nafasnya keras perlahan mendekati sooji yang masih saja berdiri kaku.

"aku tau, kau pasti mendengarnya, tidak perlu berpura-pura." posisi keduanya sangat dekat bahkan sooji bisa melihat dirinya di mata pria yang masih menatapnya dingin.

LAVENDERWhere stories live. Discover now