Bab 13 ( Menjadi Pekat)

34 6 3
                                    


ia memohon pada Tuhan agar menyelamatkan ketiganya, sebagai gantinya Tuhan bisa mengambil nyawanya.

*****

"prang...." pria dengan setelan hitamnya itu sedikit berjengkit mendapati bosnya yang baru saja melempar kasar gelas winenya ke arah dinding bercat putih yang kini tampak kotor,pecahan gelas berceceran dimana-mana

"apa bae nam il benar-benar mengabaikanku seperti ini?" hari ini peresmian atas penunjukan direktur baru park ilhwa untuk mall di pusat kota telah berlangsung, yang semakin memicu kemarahan lee hyuk adalah bahkan dirinya tidak menjadi bagian dalam acara tersebut seolah perlahan ia disingkirkan secara teratur.

"aku akan membunuh pria sombong itu..." gumamnya pelan amarahnya terus berkecamuk merasa harga dirinya telah diinjak-injak.

sementara donghwi yang baru saja memasuki rumah hanya menghela nafas pelas saat mendengar keributan yang berasal dari ruang kerja sang ayah, tidak berniat mencari tau donghwi hanya melewatinya begitu saja.

****

Tn bae sesekali melirik kedua anaknya yang kini hanya diam, merasa aneh dengan tingkah keduanya, biasanya seo joon akan terus mengganggu sang adik namun malam ini keduanya lebih banyak diam , tidak jauh berbeda Ny bae juga melirik sang suami bertanya-tanya apakah sang suami mengetahui sesuatu...

keempatnya baru kembali dari acara jamuan keluarga park ilhwa sebagai ucapan rasa syukur atas kenaikan jabatannya, meski keduanya lebih diam malam ini, namun seo joon masih memberikan perhatian kecil pada sang adk seperti membukakan pintu atau memberikan sooji lauk, karena itu Tn bae semakin dilanda kebingungan, keduanya terlihat bertengkar tapi tidak benar-benar bertengkar.

"eem..." berdeham pelan Tn bae mencoba mencairkan suasana masih memperhatikan keduanya dari kaca depan mobil, yah malam ini Tn bae memutuskan untuk menyetir sendiri.

"apa ada sesuatu yang terjadi?, kalian berdua terlihat berbeda.." Tn bae membuka percakapan secara langsung tidak ingin berbasa-basi seperti ia yang biasanya, membuat ny bae sedikit mendelik namun tidak protes karena ia juga sangat penasaran. sooji melirk seo joon sekilas memang benar bahwa seojoon masih mendiaminya dan entah kenapa bukannya meminta kejelasan sooji juga ikut mendiami sang kakak karena merasa kesal, sementara seo joon berdeham pelan, sebenarnya ia tidak iangin melanjutkkan kekesalannya hanya saja sooji yang membalas serangannya membuatnya jadi sedikit canggung,

"tidak, tidak ada ap..."

"seo joon oppa yang mendiamiku leih dulu..." sooji menyela memotong ucapan seo joon yang kini menatap sooji dengan kesal, mengabaikan ayah dan ibu mereka yang kini memasang wajah bingung.

"yak, kau yang mendiamiku kembali, kenapa pula hanya menjadi salahku seorang?..." seo joon menyerang

"huh..." sooji mendengus pelan..

"huh?..., apa sekarang kau baru saja mendengus?...." mengabaikan kemarahan seo joon sooji berbalik kembali memperhatikan jalanan...

"yak, sekarang kau mengabakanku?.." tidak berniat melerai Tn dan Ny bae hanya tersenyum kecil, ini suasana yang mereka maksud sangat asing melihat dua bocah dewasa itu tampak canggung dan tenang.

"yak bae sooji...kau benar-benar..." seo joon yang merasa terabaikan memukul pelan kepala sooji mendapati serangan verbal sang kakak meski tidak keras namun tetap saja itu membuatnya kesal, dengan cepat sooji membalas memberikan cubitan yang ditangkis seo joon membuat sooji semakin menyerang dengan membabi buta, keduanya menjadi terlibat perkelahian kecil, sooji yang menyerang sementara seo joon berusaha mengelak, melihat wajah kesal sang adik membuat seo joon tanpa sadar tertawa, entah kemana hilangnya perang dingin tak sengaja mereka, sementara ny baen dan Tn bae hanya membiarkan keduanya.

gelak tawa seo joon dan kekesalan sooj mengisi mobil yang masih bergerak pelan melewati perempatan yang sudah menunjukkan lampu hijau, malam ini terlihat lebih pekat dari biasanya berbanding terbalik dari suasana di dalam mobil Bmw yang melaju pelan, namun sepertinya malam merasa tidak terima dengan kepekatan yang hanya ia rasakan sendirian karena itu dengan senang hati mengundang gelap agar menusuk gelak bahagia yang berlalu lalang. jalanan tidak terlalu ramai namun tidak jauh dari arah berlawanan truk besar terlihat melaju cepat. dan semuanya terjadi begitu saja. Badan mobil sebelah kiri tertabrak...membuat mereka berayun dengan cepat, tidak ada teriakan hanya sebuah keterkejutan yang terpendam gelak tawa dan suasana hangat tadi menjadi panas merayap dan membakar hangus dengan ketakutan...hanya bunyi decitan ban dan tabrakan keras yang mengisi jalanan, setelah berguling beberapa kali.. kini mobil itu terbalik melawan gravitasi, tidak ada bantuan jalanan menjadi semakin sepi, asap tipis mulai keluar dari badan mobil, sooji masih bisa melihatnya bagaimana truk besar dengan badan mobil yang sedikit lecet itu bergerak meninggalkan mereka yang terhimpit dengan udara yang menipis.

Tidak ada yang bisa sooji lakukan dengan penglihatan yang sedikit memburam kepala yang berdenyut keras ia bisa merasakan bagaimana cairan hangat itu mengalir di sudut kepalanya.., mencoba menggerakkan badannya yang terasa lemah, pandangannya ia arahkan ke tempat seo joon berada yang kini telah kehilangan kesadarannya.

"oppa.." panggilan itu terlalu lemah seperti bisikan yang ditelan malam yang kelam, suzy mulai ketakutan seolah tidak akan ada lagi harapan. seolah gelak tawa tadi tidak pernah ada, mencoba menggerakkan tangannya yang nyatanya sangat sulit untuk ia kendalikan rasanya tubuhnya telah mati rasa.

"ahbojie....., eomma" lagi, hanya bisikan pelan, perlahan air matanya mulai mengalir menangisi ketidakmampuannya, ia begitu putus asa, untuk menggerakkan badannya saja ia tidak mampu...,melihat keluarga yang baru saja dimilikinya kini dalam keadaan yang sewaktu-waktu akan menghilang membuatnya terisak.

"oppa, jebal bangunlah kau tidak boleh tertidur, kita harus membawa appa dan eomma ke rumah sakit, oppa je-jebal..." tidak ada isakan air mata sooji menjadi saksi rasa putus asanya.

"komohon.. siapa saja bantu kami.. kumohon.." sooji terus bergumam merapalkan harapan yang entah akan membuatnya kecewa atau tidak, namun kini hanya bersambut kesunyian.. tidak ada balasan.

Ia memejamkan matanya pelan, satu kalipun dalam hidupnya ia tidak pernah meminta sesuatu pada tuhan, bahkan keluarga ia tidak pernah berani untuk meminta agar ia memilikinya, namun tuhan memberikannya dengan suka rela, tapi hal itu tanpa disadarinya membuat ia menjadi serakah, sooji terus bergumam dalam hati tidak ada yang bisa ia pertaruhkan hanya dirinya.. hanya nyawanya, kali ini untuk pertama kalinya bersama dengan ingatan bagaimana perlakuan hangat yang ia terima, ia memohon pada Tuhan agar menyelamatkan ketiganya, sebagai gantinya Tuhan bisa mengambil nyawanya. dan kini sooji bahkan tidak bisa memperpanjang harapannya karena kesadarannya yang perlahan terenggut meski sekuat tenaga ia menahannya.

"apakah akan berakhir seperti ini?.." tanyanya dalam diam lagi-lagi sooji akan kehilangan dunianya.

****

bersambung....

LAVENDERWhere stories live. Discover now