meraih pegangan

614 63 50
                                    

malam hari dimana saudaranya sedang beristirahat dengan damai, hanya rin yang belajar dengan keras sampai pagi buta.
mata nya sudah tidak menahan kantuknya.

.
.
.
.
.
.

*sruk*

rin mengambil obat yang membuatnya tetap terjaga untuk belajar, agar bisa sejenius kakaknya. harapan orangtuanya yang bergantung padanya yang akan pindah ke spanyol.

"uhuk ! uhuk ! " efek sampin dari obat yang sering dia minum sepertinya sudah berasa pada tubuhnya itu, jantungnya berpacu dengan sangat cepat, tapi rin tetap harus bertahan sampai neraka ini selesai.

"tidak semua orang terlahir jenius seperti mu aniki.." lirihnya .

matanya melihat langit kamarnya,

pria emo ini merogoh ponsel yang ada didepannya, senyum tampannya berekembang lebar,

"hey.. sedang apa sekarang ? jangan tidur larut malam ai .." tuntasnya  memandangi foto dirinya bersama aiko.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
Di pagi hari

sae bangun lebih pagi, tapi ada yang aneh pagi ini, dia tidak melihat adik menyebalkannnya keluar dari kamar.

"ibu .. rin sudah berangkat ?"

"entah lah , ibu juga tidak melihat nya pagi ini , bangunkan adikmu mungkin dia masih tidur.. anak itu kapan  dewasanya , kenapa dia tidak sejenius dirimu" celetuk ibunya dipagi hari.

sae meniup helai rambutnya ke atas,bahkan pagi hari ini dirinya menjadi pengasuh adiknya yang pemalas itu.

.
.
.

*bruk*

sae menendang pelan pintu kamar adiknya.

"oy rin .. bangun ..

tidak ada jawaban dari adiknya, sae menendang pintu adiknya lebih keras lagi.

" rin ! bangun ! nanti kau dimarahi ibu.." tuntas sae yang naik nada nya.

.
.
.
.
*ceklek*

pintu kamar rin terbuka akhirnya , tapi ada yang aneh dari adiknya itu, wajahnya pucat pasi , bibirnya pucat kulitnya lebih pucat dari biasanya.

"berisik kau aniki.. tidak bisa lebih pelan menendang pintu kamar huh?"

sae menyipitkan matanya , mencurigai adiknya bergadang telfonan sampai pagi.

"cih .. gaya pacaran kalian tak kenal istirahat huh ? cepat kebawah ibu menyuruh mu makan "

.
.
.

"uhuk ..uhuk " rin kembali terbatuk , pinggangnya agak sakit apa mungkin terlalu lama duduk di meja belajarnya.

.
.
.

mereka selesai makan, entah sae hari ini kesambet petir atau kesambet roh halus , dia kasian melihat rin yang terlihat kurang sehat.

" naiklah , ayo pergi kesekolah bersama " ajak sae yang mrenurunkan gengsi nya kali ini.

rin tak kalah bingung dengan sikap kakaknya itu.

"ah jijik.. pergi sana duluan , aku tidak suka di bilang gay oleh mu .." celetuk rin

.
.
.
.
.

*deg*

agak kaget dengan penuturan kata adiknya itu, bisa-bisanya mereka bersaudara dibilang gay.

"ew rin .. siapa yang bicara seperti itu "

" kau tidak tau ya desas desus kita berdua disekolah , ah masa bodo cepat sana duluan.. jijik rasanya " timbal rin benar-benar menolak ajakan kakaknya itu.

Stuck in 2 seasons (IITOSHI SAE & ITOSHI RIN BLUELOCK)Where stories live. Discover now