19

13 4 0
                                    

Alfin:
Titip salam ya buat anak-anak,bokap nyuruh gue pindah ke Tangerang...

Ahza:
What a reason..?kita belum ngerayain hasil sidang kemarin..!

Alfin:
Lulus ini gue langsung lanjut diusaha bokap,masalah ngerayain gue udah bilang sama bang Tama, btw dia temen abang gue jadi santai aja!

Ahza:
"It's okay take care bro..".

Alfin:
"To,makasih ya za.."

Ahza: sip..."

      Ahza menghela nafas dalam, tangan kanannya menunjukan layar ponselnya, pada dua tangannya yang tengah asik berbincang.

"Serius nih dia pindah..?gue belum minta maaf sama dia" tanya Aidan tak percaya.
"Widih..makin mapan aja hidup dia.." celetuk Aldi.
"Sudahlah,toh ga ada masalah dia disini.."ujar Ahza.
   Aldi dan Aidan mengangguk membenarkan ucapan Ahza.
Suasana hening,ketiganya fokus dengan ponsel masing-masing, mereka tak menghiraukan makanan yang sudah mereka pesan Ahza sibuk mencari contoh soal untuk tryout, Aidan sibuk mendesign baju basket baru yang akan dipesan lusa,dan Aldi sibuk membalas pesan Desyca kirimkan.
"Gue cabut duluan ya,ada urusan mendesah.." ucap Aldi berpamitan,meraih kunci mobil diatas meja, Ahza dan Aidan membalas dengan acungan jempol
"Lo kapan nyusul, Dan? Tanya Ahza tanpa mengalihkan pandangannya dari layar ponsel, terdengar helaan nafas dalam dari Aidan.
" Duh gimna ya ,Za sukanya sama Chania anak bahasa tapi bokap melihara simpenan.." celetuk Aidan yang berusaha membuat Ahza terkekeh
"Cuma simpenan kan,,? Chania mah masih bisa diperjuangin.."ujar Ahza, Aidan kini tampak murung,dimatikan layar ponselnya diletakkan diatas meja,
  "Usaha gue diBandung aja belum lancar,udah suruh ngidupin anak orang..simpenan bokap ga main-main bisa aja setelah lulus ini gue disuruh ngelamar dia.." Aidan menghirup oksigen sebanyak banyaknya, dan menghembuskan perlahan.
" Gue sengaja ga bilang kesiapapun, kalo gue suka sama Chania karna gue takut kalo harus ngelepasin dia, secara ga langsung gue udh nyakitin dia.." sambung Aidan
   Ahza ngenepuk pelan pundak Aidan, menatapnya lembut dan sesekali ia mengedipkan matanya beberapa kali.
  "Ihh apaan sih lo, Za.."elak Aidan yang heran dengan sifat Ahza.
"ini beneran lo kan..?" Ahza menggeleng seolah tak percaya,
" You are wiseman..Dan," sambung Ahza dan mengusap wajahnya kasar,
" Za gue serius gue uring uringan sama Chania tapi bokap udh ngenalin gue sama anak temennya.."
  Aidan kembali berkeluh kesah Ahza memijat pelipisnya pelan seolah tengah berfikir keras untuk memecahkan kesulitan sahabatnya, beberapa detik kemudian Ahza memetikan jarinya girang.
  " Lo bisa aja ngehindar dari calon tunangan lo dengan alasan ngurus usaha diBandung abis SMA ini lo bisa kuliah disana , ga salah kan klo ini buat jadi secret admirer Chania sampe lulus kuliah..? Celetus Ahza penuh kehati-hatian.
  "Gue bisa aja suruh Aldi buat pantau Chania selama lo diBandung ,dan urusan selanjutnya biar gue ama Aldi yang ngurus.. " sambung Ahza.
  Aidan menganggukkan kepalanya tanda setuju tpi beberapa detik kemudian nampak gurat khawatir dari wajahnya.
" Gimana kalo gue yang ditinggalin..?"tanya Aidan cemas
  "Jodoh ga akan kemana kali ..Dan.."
Aidan terdiam membenarkan ucapan Ahza lalu tersenyum simpul kearah Ahza
" Oke gue terima saran lo.."

On Your Smile Where stories live. Discover now