PART 5 -PERTANDINGAN 1

103 6 1
                                    

Haiii gays aku update lagiii

Selamat Membaca!!!

"Kecantikan belum menandakan ketulusan"
~Starla Yufita Askantara ~

💔💔💔

Pagi ini starla berangkat ke sekolah lebih awal, sebab akan melakukan persiapan bersama member cheers lainnya.

Seperti sekarang, ia sudah siap dengan pakaian khas cheeleader serta rambut panjangnya yang ia kepang dua.

"Hai star" panggil Michelle dengan memakai pakaian yang sama dengan starla.

"Hai juga El" balas starla dengan tersenyum.

Starla menatap Michelle dari atas hingga bawah, inilah yang membuat starla semakin insecure pada Michelle.

Michelle memiliki paras yang sangat cantik, sedangkan dirinya tak memiliki paras secantik Michelle.

Jangankan dengan Michelle, ia dengan Fadila pun berbeda jauh, Fadila juga tak kalah cantik dari Michelle, mungkin sebelas dua belas.

Tapi saat starla memuji kecantikan Fadila, Fadila selalu berkata bahwa dirinya juga memiliki kecantikan, namun hanya orang yang tepat yang melihatnya.

"Starla? Ngapain bengong? Ayo turun! udah ditungguin dilapangan sama yang lain" ucap Michelle, mampu membuyarkan lamunan starla.

"Eh- iya, ayo!" Balas starla.

Setelah itu Michelle turun diikuti dengan starla, untuk menuju ke lapangan.

Sebab pertandingan akan segera dimulai.

💔💔💔

Dikelas 11 IPA 2, ziva tengah beradu argumen dengan Aril, hanya karena Aril tak sengaja menginjak sepatu nya.

"Gue nggak mau tau! Lo harus cuciin sepatu gue sampai bersih!" Suruh ziva dengan berkacak pinggang dan jangan lupakan suara petasannnya.

"Gue nggak sengaja zi!" Ucap Aril.

"Sengaja, nggak sengaja, sama aja! Sepatu gue udah terlanjur kotor" balas ziva.

Aril memijat pelipisnya.

"Udah lah zi! Cuma sepatu doang" sahut Alina yang kini tengah bersandar pada dinding.

"Cuma sepatu doang Lo bilang?" Tanya ziva dengan kesal.

"Ini sepatu, baru aja gue beli kemaren na! Dan Lo enteng banget bilang cuma!".

Sedangkan alina yang bersandar didinding hanya memijit pelipisnya. Lalu berjalan dan meraih tas nya dan mengambil kotak sepatu.

Ia menyerahkan kotak sepatunya pada ziva.

"Pakai! Nggak usah berisik!" Ucapnya lalu keluar dari kelas.

"Thank you na, Lo selalu baik" teriak ziva, kemudian menatap Aril sinis.

Ia melepaskan sepatunya, lalu mengganti nya dengan sepatu alina.

"Dasar!" Ucap ziva menatap Aril dengan tatapan permusuhan, lalu keluar dari kelas.

💔💔💔

Dilapangan sudah dipenuhi dengan para anak basket dan anak cheers yang sudah bersiap karena pertandingan akan dimulai 15 menit lagi.

Cinta itu Luka [Cerita Dalam Perombakan!!!]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ