Bab 3 ●Permaisuri San Yi Feng●

25 2 11
                                    

Xiao Li menganggukkan kepalanya lalu tangannya bergerak mengusap surai Zhang Wei. Dengan pelan, Zhang Wei menepis tangan Xiao Li.

Kaisar Zhang tersenyum ke arah Xiao Li. Sementara ke arah Wei Yuan, ia melirik sinis. Sangat jelas dari sorot matanya jika ia tidak menyukai putra keduanya.

"Kenapa masih di sini? Aku menyuruhmu pergi ke perbatasan," ujar Kaisar Zhang.

Wei Yuan menghela napas panjangnya lalu mulai meninggalkan ruangan itu. Ia tidak kembali ke kamarnya, melainkan memilih berjalan menyusuri istana utama. Ketika ia berpapasan pada pengawal, tidak ada yang menyapa atau menganggapnya ada.

Ternyata sejak kecil memang hidupku miris. Hanya karena saat ini aku seorang bocah tanpa kekuatan, mereka memandangku sebelah mata. Bahkan enggan menganggapku ada.

Ketika ia sibuk dengan pikirannya, seorang anak perempuan datang dan menyapanya, "Kak Wei Yuan," sapanya. Perempuan dengan rambut panjang yang indah, wajah yang sedikit tembam, bermata besar dan mengenakan hanfu berwarna merah muda itu tampak bersahabat dengan Wei Yuan. Tidak ada raut kebencian di wajahnya.

Wei Yuan mengerutkan keningnya dan menatap aneh ke arah perempuan itu

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Wei Yuan mengerutkan keningnya dan menatap aneh ke arah perempuan itu. "Jia Li? Ada apa?" Wei Yuan heran dengan keberadaan adik dari Selir Chen Lin Ying. Terlebih ia masih mau menyapanya setelah kejadian ia gagal dalam ujian. Dalam ingatannya, adiknya dari Selir Chen Lin Ying tidak pernah sekali pun mengajaknya berbicara ketika tidak ada hal mendesak.

Jia Li, perempuan sembilan tahun itu tersenyum tulus ke arah Wei Yuan. "Apa kau ingin pergi ke perbatasan?" tanyanya terdengar antusias.

Wei Yuan hanya mengangguk sebagai jawaban.

Jia Li mengangkat sedikit tangannya ketika mendapat anggukan dari Wei Yuan. Terlihat sangat imut dan manis, membuat Wei Yuan tersenyum gemas.

"Kenapa kamu terlihat bersemangat? Apa kamu sangat menginginkan aku pergi dari istana ini?" tanya Wei Yuan sambil melipat tangannya di depan dada.

Jia Li mengibaskan telapak tangannya sambil berkata, "Bukan begitu! Tapi aku ingin ikut bersamamu."

Wei Yuan menggelengkan kepalanya. "Tidak bisa, kecuali kamu sudah mendapat izin dari ayah."

Jia Li mengangguk paham lalu pergi meninggalkan Wei Yuan begitu saja. Setelah kepergian Jia Li, Wei Yuan meneruskan langkahnya. Ada satu orang yang sangat ingin ia temui saat ini, jadi ia dengan bergegas berjalan menuju tempat di mana orang itu berada. Dia adalah San Yi Feng, permaisuri sekaligus ibu kandung Wei Yuan dan Xiao Li.

***

Ketika sampai di tempat di mana ibunya berada, seorang pengawal melarangnya untuk masuk. Wei Yuan menatap tidak suka ke arah pengawal itu. Kilat marah sangat terlihat dari matanya. Ia tanpa banyak kata lagi segera menerobos pengawal yang menghalanginya. Beberapa pengawal yang menghalanginya ambruk, seketika ia segera berjalan memasuki ruangan itu.

Ia melihat ibunya berbaring sambil menutup matanya. Perlahan ia mendekati ibunya. Ia mengusap punggung tangan ibunya dengan lembut. Tanpa sadar, air matanya luruh begitu saja.

"Ibu, Wei Yuan datang. Sudah lama, kan, Yuan tidak datang menemui Ibu. Kapan Ibu membuka mata?" tanya Wei Yuan sambil memeluk erat tubuh San Yi Feng.

Wei Yuan terisak sambil memeluk ibunya. Ibu yang sudah sejak beberapa bulan lalu tidak sadarkan diri. Energi aneh membuat San Yi Feng tidak sadarkan diri dan bertubuh dingin.

"Jika Yuan memiliki kekuatan, Yuan akan membuat tubuh Ibu hangat." Tanpa ia sadari, ucapannya menjadi kenyataan. Dari tubuhnya keluar energi hangat yang membuat San Yi Feng tidak lagi sedingin tadi. Namun, Wei Yuan tidak menyadari akan hal itu.

Perlahan, tubuh San Yi Feng memberikan reaksi aneh. Dari tubuhnya keluar energi hitam ketika Wei Yuan terus memeluknya dan tanpa ia ketahui ia menyalurkan energi dari dalam tubuhnya. Cahaya berpendar dari dalam tubuh Wei Yuan, tetapi cahaya itu tidak bertahan lama. Tubuh San Yi Feng mengejang, membuat Wei Yuan terkejut.

"Ibu!" teriaknya sambil terus memeluk tubuh San Yi Feng. Tidak lama setelahnya, perlahan tubuh San Yi Feng normal kembali.

Kelopak mata yang sudah lama tidak terbuka itu hari ini terbuka dan yang pertama dilihatnya adalah putra keduanya. Senyum tipis timbul di wajahnya yang sangat cantik.

"Yuan

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

"Yuan ... kamu kembali?" tanya San Yi Feng sambil mengusap surai lembut putranya.

"Iya, Yuan kembali. Maaf selama ini Yuan tidak menemui Ibu." Zhang Wei Yuan merasa nyaman dengan usapan lembut ibunya.

"Yuan akan pergi ke perbatasan, doakan Yuan agar bisa kembali menjadi Yuan yang hebat." Zhang Wei Yuan menatap manik mata ibunya.

Permaisuri San Yi Feng tampak terkejut mendengar perkataan putranya. Ia juga terlihat khawatir.

"Ibu tidak setuju. Untuk apa kau pergi ke perbatasan?" tanyanya sambil melihat wajah putranya dengan lekat.

"Ibu tidak perlu khawatir. Yuan akan baik-baik saja. Yuan berjanji akan kembali ketika waktunya tiba, ketika Yuan menjadi hebat dan tidak bisa terkalahkan." Zhang Wei Yuan berusaha meyakinkan ibunya.

"Yuan lelah dipandang remeh, Yuan tidak akan membiarkan masa depan yang buruk. Lagipula, Kaisar yang menugaskan Yuan pergi ke perbatasan.

Você leu todos os capítulos publicados.

⏰ Última atualização: Dec 29, 2023 ⏰

Adicione esta história à sua Biblioteca e seja notificado quando novos capítulos chegarem!

Master Of Zhang Wei Onde histórias criam vida. Descubra agora