Mengingat Kembali

59 2 0
                                    

Setelah pertemuan itu selesai chakra segera mengajak kara untuk ke makam kedua orangtuanya bersama Alden yang ikut bersama.

Suasana yang sangat sepi tapi tidak membuat merinding, angin yang sangat sepoi-sepoi membuat sangat nyaman sekali.

Ini pertama kalinya lagi bagi chakra dan kara kesini tidak terlalu ingat dimana letak makam ayah dan bundanya yang ada disini.

"Maaf kalian siapa mau cari makam kah?" Tanya mamang penjaga makam.

Mamang penjaga makam ini melihat wajah ketiganya yang sangat bingung mencari makam dari seseorang makanya mamang menghampirinya.

"Iya mang saya mau cari makan ayah sama bunda, saya sudah lupa dimana letak makamnya apa mamang tau?" Tanya chakra.

"Siapa nama orangtuanya a?" Tanya mamang.

"Devin Arfhadia sama Argya Basyira mang mamang tau?"

Mamang terkejut setelah mendengar nama tersebut di ucapkan.

"Jadi kalian chakra sama kara anaknya pak Devin sama Bu gya?" Tanya mamang sekali lagi untuk memastikan.

Chakra mengangguk setelah itu mamang langsung mendekap tubuh chakra dan juga kara, mamang merindukan mereka berdua karena dari dulu mereka setiap seminggu sekali pada hari Minggu selalu berkunjung ke makam sehingga mamang sudah tau dan sangat akrab.

"Mamang senang bisa ketemu kalian lagi, mamang selalu berdoa semoga den chakra sama non kara bisa kesini lagi dan akhirnya doa mamang terkabul" ucap mamang terharu.

"Iya mang maaf ya baru bisa sekarang kesini lagi, oh iya mang bisa tunjukin dimana makam ayah sama bunda gak?"

Mamang mengangguk semangat "bisa ayo ikut sama mamang"

Mereka bertiga mengikuti langkah mamang dari belakang untuk menunjukkan makam Devin dan Argya.

Setibanya di depan makam Devin dan Argya membuat chakra meneteskan air matanya melihat makan kedua orangtuanya yang sangat indah dan masih terurus.

"Pak Gyo yang meminta mamang untuk terus merawat dan menjaga makam ayah dan bunda kalian, dan pak Gyo ingin suatu hari nanti akan ada chakra dan kara lagi untuk ke makam ini berkunjung kesini" ucap mamang.

"Makasih ya mang makan ayah sama bunda jadi bagus seperti ini" ucap chakra berterimakasih.

"Sama-sama kalo gitu mamang pergi dulu ya gak mau ganggu kalian disini" pamit mamang.

Setelah kepergian mamang mereka bertiga langsung berjongkok berbeda dengan chakra dia langsung duduk dan memeluk batu nisan kedua orangtuanya tepat berada di tengah makam Argya dan juga Devin.

"Bunda ayah maafin chakra yang baru kesini lagi untuk berziarah ke tempat ini, chakra gagal yah gagal karena dulu chakra lalai menjaga adik chakra satu-satunya dan membuat kita jauh maafin chakra yah chakra tidak menepati janji chakra untuk melindungi kara, tapi chakra senang yah Bun karena chakra bisa membawa kara untuk berkunjung kesini" ucap chakra menangis sejadi-jadinya di depan makan kedua orang tuanya.

Kara mendekat ke arah chakra untuk melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan chakra yaitu memeluk kedua batu nisan orangtuanya.

"Ini kara yah Bun sangat cantik sekali putri ayah sama bunda satu-satunya, kara sudah dewasa dan membuat bangga aku yakin ayah sama bunda juga di atas sana bangga sama kara tapi sayang kara masih belum meningkat kalian maafin chakra janji suatu hari nanti chakra akan membuat kara menjadi ingat lagi sama ayah dan bunda" lanjutnya.

Belum sempat mengucapkan sesuatu kara mengalami kejadian dimana ingatan tentang masa lalunya mulai terputar kembali dengan sangat jelas dan rasanya sakit sekali.

Kara Gempita Danish Where stories live. Discover now