PART 11

105 15 3
                                    

Hidup lo udah damai, jadi lebih baik pertahankan itu sekarang di bandingkan lo di perkenalkan sebagai anak mereka.

~ Kaivan

▪︎ ▪︎ ▪︎

Hal yang tidak di inginkan terjadi sekarang, Kalila yang tengah memasuki gerbang kampusnya itu dihadang oleh tiga orang yang tidak di kenalnya.

"Permisi, Ini Mbak Kalila putri kandung Elena itu kan?" kata seorang wanita berseragam hitam yang memegang ponsel juga ada catatan kecil yang terselip di bawah ponselnya.

"Bisa kami wawancara sebentar terkait orang tua Mbak Kalila?" lanjutnya yang membuat gadis itu membelalakkan matanya.

"M-maaf s-sa-saya ada jadwal kuliah," katanya yang jelas terdengar gugup dan takut.

"Kami meninta waktunya hanya sebentar, atau sambil jalan bagaimana?"

Kalila menggelengkan kepalanya lalu berjalan mundur perlahan menjauh dari tiga orang yang saling bersahutan memintanya memberikan keterangan, detik selanjutnya Kalila berlari menghindari mereka yang kemungkinan akan mengikutinya hingga ke kelas.

Berhasil kabur dari kejaran wartawan tapi tidak suasana di lantai bawah gedung fakultasnya yang ramai, bisik-bisik pelan juga pandangan mereka tertuju pada satu pusat yaitu Kalila, wajahnya memang tidak masuk televisi tapi media sosial yang mudah di sebarluaskan itu menjadi jalan Kalila dikenal sekarang, apalagi dengan Elena yang statusnya model serta artis terkenal di industri hiburan terkuak fakta bahwa memiliki seorang putri yang selama ini di sembunyikannya.

Sebenarnya ia tidak masalah dengan banyak orang yang tahu tetapi jika pandangan negatif dari orang-orang sekitar bisa menganggu hidupnya.

Kalila tahu saat ponselnya bergetar dan mengeceknya, Gavin yang memberi tahu kalau Kalila sudah terpampang jelas di sosial media manapun.

Gavin: gue cuma bisa report akun-akun yang nyebar tentang lo Kal, sekarang kondisi lo gimana? Baik-baik aja kan?

Pesan itu menyadarkannya, Kalila melihat ke sekitarnya lagi, masih sama dan terdengar kasak kusuk tentangnya.

Gavin, tolong...

Ucap kata hatinya yang seperti kehilangan arah.

●●●

"Kita pulang ya?"

Mendengar ajakan itu, Kalila menggelengkan kepalanya, Allard datang tepat waktu saat ia keluar dari pekarangan kampusnya, maka dari itu Kalila sekarang bisa di dalam mobil bersamanya.

"Kenapa? Papa gak tega liat kamu dikucilkan kayak tadi apalagi banyak wartawan yang berusaha mendapatkan informasi kamu. Jadi lebih baik kamu gak tinggal sendirian dulu, Lila."

"Aku gak bisa tinggal bareng papa," katanya dengan sangat yakin.

"Kalila.."

"Tolong Pa.. harusnya papa paham kondisinya kalau aku tinggal bareng kalian."

"Semuanya juga butuh proses, di awal memang berat tapi kamu kan belum menjalaninya."

"Pa, hidup aku udah damai sebelumnya, aku ingin mempertahankan itu daripada mendapatkan pengakuan kalian ke semua orang bahwa aku anak kandung Mama dan Papa." ujarnya persis seperti yang Kaivan sampaikan untuknya.

Allard menepikan mobilnya, ia berusaha meyakinkan sang putri seraya mengusap kepalanya lembut, "Papa mau kamu bahagia nantinya, karena bagaimanapun juga, serapi apapun sesuatu di sembunyikan akan terbongkar semuanya, sebelum terlambat Kalila, jika nanti mungkin akan lebih berat dari sekarang."

IMPACT | KGVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang