Nathaniel you are my dream 05

7 3 0
                                    


*****




Acara berakhir menjelang sore. Baik panitia maupun peserta ospek bisa bernafas lega. Tapi tidak untuk Nath dan Ellisa setelah aula hening mereka berdua ditugaskan untuk membersihkan aula yang penuh sampah kertas. 

Selagi Nathaniel dan Ellisa menyapu, hampir setengah aula sudah bersih, lalu tidak lama kemudian ponsel Ellisa berbunyi dan itu tentu saja dari orang tuanya yang bertanya khawatir, mengapa anak gadisnya belum juga pulang di jam segini. Akhirnya Ellisa meminta izin dan maaf pada Nath untuk pulang lebih dulu. 

"Nathaniel, sorry banget bokap gue udah nungguin di luar,"

"Iya, lu pulang aja sana, tinggal dikit lagi biar gue yang beresin," ucap Nathaniel sambil menyekop sampah lalu membuang ke tempatnya. 

"Makasih Nath, lu emang sobat gue paling baik se alam semesta!" 

Ellisa buru-buru mengambil tasnya lalu terdiam sebentar menatap Nathaniel yang masih menyapu, jujur saja dia kagum pada anak laki-laki itu, padahal Nathaniel itu anak orang kaya raya tapi karena tugas dan hukuman dia mau saja mengerjakan hal yang sangat jarang di lakukan kalangan sepertinya. 

Hari mulai beranjak semakin petang, matahari sudah berwarna jingga kekuningan. Orang-orang yang tadi berlalu lalang di depan pintu aula sudah tidak terlihat lagi, area kampus sudah mulai sepi. Nath mengangkat keduanya tangannya yang pegal lalu tersenyum melihat lantai aula yang luas sudah bersih dari sampah. 

Ponselnya dari setengah jam lalu sudah bergetar tak perlu dilihat pun Nath tahu, yang menelpon pasti ayah atau bodyguardnya. Tapi sekarang ponselnya tidak lagi bergetar setelah Nath mengeceknya ternyata ponselnya lowbat. 

Nath bersiap untuk keluar, membereskan buku-buku dan alat tulis dan segera berjalan menuju pintu aula, tapi ada yang aneh entah sejak kapan pintu itu tertutup dan Nathaniel berusaha membuka, tapi pintu itu seperti terkunci dari luar. 

"Eh, kenapa nih? Kok ke kunci dari luar?" Nathaniel berusaha menarik-narik pintu tapi tidak bisa terbuka. 

"Woyy tolong gue! siapapun yang ada di luar bukain pintu!" teriak Nath, sambil menggebrak-gebrak pintu. 

"Masa gak liat masih ada orang di dalem, main kunci kunci aja!" Nath emosi, dia berusaha mendobrak pintu. 

Dia tidak peduli meski pintu ini rusak. Percobaan pertama gagal, percobaan kedua gagal dan seterusnya masih gagal. 

"Sial banget hari ini, udah capek, dapet hukuman, dimarahin Yagi mulu, ponsel lowbat, sempurna sekali!" Nathaniel terduduk bersandar pintu, kakinya selonjoran, keringat sedikit membasahi bajunya.

"Masa gue kudu nginep di sini?" Nathaniel rasanya ingin menangis. Matanya mengitari aula yang luas, sangat sunyi dan suasananya hampir menggelap. 

"Gak, gak mau nginep di sini!" sembur Nath, dia langsung berdiri lagi lalu mendobrak pintu dengan badannya untuk kesekian kali. 

Brakk 

Pintu tiba-tiba saja terbuka ketika Nathaniel berlari untuk mendobrak dan tak sengaja di menubruk seseorang. Mereka jatuh dengan tidak elit dan Nathaniel berada di atas tubuh orang yang tadi membuka pintu.

"Akhh!" 

Nathaniel merasakan permukaan yang empuk bukan lantai keras. "Lu cepet minggir dari gue," ucap suara yang Nathaniel kenal. 

"Kak Fayagi!" seru Nath, dia langsung bangun dari atas tubuh tegap Yagi. 

"Anjirr! Sial amat gue," gerutu Fayagi. 

"Eh! kalian abis ngapain? jangan berbuat mesum di sini ya, ini tuh udah hampir maghrib, gancet tau rasa kalian!" sembur Alex yang tadi datang hanya melihat kejadian Nath yang berada di atas tubuh Fayagi. 

Zodiac in Love "lokal" Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin