Bab Dua Puluh

1.3K 33 12
                                    

[✋️😲🤚 Kaget ala Rony]

Yang udah lupa ceritanya, bisa baca dulu chapter sebelumnya, ya!

Selamat membaca!
_________________________________________________

"Hai."

Suara Shenna menyapa indera pendengaran Rony. Terdengar baik-baik saja. Sepertinya, hebat sekali Shenna menata dan meredam emosinya. Namun, hubungan mereka tak hanya satu-dua bulan. Hampir 2 tahun. Mudah bagi Rony untuk mengenali perasaan Shenna yang di kontrol rapat-rapat.

Rony telah beranjak dari duduknya. Saat ini mereka saling berhadapan. Namun, Rony masih tertunduk dengan memandangi sepatu Shenna. Mata dan lidahnya kelu untuk sekedar menatap atau bahkan hanya untuk membalas sapaan.

Perlahan, Rony mengangkat pandangannya. Atensinya terfokus pada luka yang ada di siku dan lutut Shenna. Hatinya mencelos melihat Shenna yang tampak tidak baik-baik saja. Namun, entah terbuat dari apa hati kekasihnya ini. Shenna masih saja tersenyum seolah-olah tak terjadi apa apa.

"Bahkan dia ngesampingin keselamatan dia buat bisa kesini,"

Perkataan Juan kembali terngiang. Ternyata ini maksudnya.

Rony langsung dapat memprediksi jika ada insiden yang terjadi saat Shenna dalam perjalanan ke studio.

"Maaf,"

Rony kehilangan milyaran kata. Tak ada kata lain yang pantas Ia ucapkan selain 'Maaf'.

Tangan Rony merentang, bermaksud untuk memberikan pelukan hangat untuk Shenna. Ia mengerti saat ini Shenna benar-benar lelah dan tak ada hal lain yang bisa Ia lakukan selain meminta maaf dan menguatkan dengan pelukan.

"Selamat, ya! Kamu keren banget tadi," Shenna memeluknya sekilas sembari mengusap punggungnya.

Rony mengerutkan dahinya. Bukan ini pelukan yang Ia maksud. Tak terasa hangat. Sangat dingin hingga perasaan bersalah Rony semakin membuncah.

Padahal, tak banyak yang Shenna lakukan. Ia hanya memeluk sekilas namun telah bisa memporak-porandakan perasaan Rony.

Shenna telah melepas pelukannya dan kembali ke posisinya semula. Sementara Rony masih mematung dengan tangan yang masih tergantung. Sesaat kemudian Ia tersadar dan mengusap kedua telapak tangannya pada celana bahan yang ia kenakan untuk menutupi kegugupannya.

"Aku boleh duduk, nggak?" tanya Shenna dengan tenang.

Beginilah hebatnya Shenna. Ia tak perlu marah-marah untuk membuat Rony menyadari kesalahannya.

Rony menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sembari sedikit bergeser dari posisinya agar Shenna bisa mengambil tempat duduk.

Ia bersigap untuk memapah Shenna namun suara Shenna terlebih dahulu menginterupsi, "Aku cuma luka, nggak lumpuh."

Rony kembali menggaruk tengkuknya. Kalau kondisinya tidak seperti ini, Shenna pasti sudah terbahak-bahak melihat gerak-gerik Rony.

Shenna mengambil duduk di tangga ketiga kemudian meluruskan kakinya. Rony ikut bergabung di samping Shenna dengan duduk menyerong untuk dapat melihat kekasihnya.

Dari samping, Kedua mata Rony terfokus pada bulu mata lentik Shenna. Sedangkan yang di tatap hanya diam tertunduk menatap luka di kakinya.

"Kenapa?" Suara lembut Rony memecah keheningan.
(Ini aku nulis 'kenapa' pake nada Rony huhu)

Hening. Shenna terdiam enggan menjawab. Nafasnya masih teratur dengan pandangan yang masih terfokus pada luka di lututnya.

Spontan Rony mengikuti arah pandang Shenna.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 24, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

JUST YOU | RONY PARULIANWhere stories live. Discover now