9. MV

481 68 3
                                    

***

Toil menghela kasar nafasnya. Kesal karena meski tidak mau melakukannya, ia harus tetap berdiri di depan kamera, berakting untuk MV baru mereka. Proses rekaman dan editing-nya sudah selesai sejak minggu lalu. Bersama Jiyong ia menyelesaikannya. Sedang untuk MV, Lisa yang bertanggung jawab—memilih sutradara, sampai membicarakan detail MV yang ia inginkan tahun ini.

Ahn Toil tidak berkutik sejak siaran radionya tempo hari. Lisa marah dan mau tidak mau, harus ia tebus kesalahannya. Agar si bungsu berhenti marah. Toil sempat mengabaikannya, namun ternyata hidupnya jadi sulit karena Lisa marah. Tidak ada lagi yang bisa ia mintai tolong, dan tidak ada lagi yang membelanya saat berdebat dengan Jiyong.

Mereka hanya bertiga, dan Jiyong luar biasa keras kepala. Karenanya sulit untuk berkompromi. Karena itu juga ia butuh dukungan Lisa untuk mendapatkan apa yang ia inginkan.

Kembali pada lokasi dimana syuting mereka berlangsung—di dalam studio yang sudah di dekorasi. Jiyong akan merekam adegannya secara terpisah nanti, kini pria itu datang hanya untuk menonton teman-temannya bekerja. Ia tertawa melihat Toil yang bertelanjang dada, dengan wajah kesal khasnya.

"Ini akan jadi MV paling mengejutkan yang pernah kami rekam," kata Jiyong pada kamera yang mengekorinya. Manager lapang yang merekamnya reaksinya sekarang, untuk dijadikan konten setelah MV di rilis nanti—behind the scene.

Toil sedang di rias sekarang, sementara Lisa yang sudah lebih dulu selesai dengan riasannya berjalan ke arahnya. Gadis itu memakai mantelnya sekarang, berjalan sembari menahan mantelnya agar tetap menutupi seluruh tubuhnya. Senyumnya mengembang, sembari sesekali menertawakan Toil yang kesal.

"Kau sudah memakai kostummu?" Jiyong bertanya, dan Lisa menganggukan kepalanya, sembari menunjukan stoking hitam dan sepatu hak tinggi yang ia pakai.

"Aku benar-benar benci kalian berdua!" seru Toil, sementara Roseanne Park tengah menata rambutnya. Memberinya beberapa hair spray agar rambutnya kelihatan rapi.

Sampai dua hari lalu, Lisa masih bilang kalau MV mereka akan diperankan oleh model. Lisa bahkan bertanya, siapa model yang kira-kira cocok untuk MV mereka. Toil sama sekali tidak curiga saat itu, sebab Lisa bilang—oppa hanya perlu muncul beberapa detik di MVnya, aku dan Jiyong oppa juga akan muncul beberapa detik. Tapi tiba-tiba, Lisa menjelaskan konsep yang sebelumnya sudah gadis itu bicarakan dengan sutradara mereka, dan Jiyong terbahak-bahak mendengarnya.

"Kita akan bermesraan dan Jiyong oppa duduk di sofa. Kita tidak bisa melihat Jiyong oppa di sana, dia akan jadi hantu penunggu rumahnya. Dari sudut pandang Jiyong oppa—sudah tahu kalau cinta itu menyakitkan, kenapa kalian masih melakukannya?—dia hanya heran melihat kita. Kalau dari sudut pandang kita—kami tahu ini buruk, tapi kami tetap menginginkannya, mau bagaimana lagi?—jadi meskipun terluka, kita tetap melakukannya," cerita Lisa, beberapa hari lalu, setelah ia menunjukkan sketsa kasar yang dibuat sutradaranya.

Syuting di mulai dan Jiyong menonton dari jarak yang paling dekat. Ia duduk di sebelah sutradara MV mereka, Lee Seungri. Antusias untuk melihat akting teman satu grupnya. Di depan Jiyong, sebuah ruang mirip kamar mandi sudah siap. Di antara papan-papan kayu yang di cat menyerupai dinding kamar mandi, ada sebuah westafel lengkap dengan cerminnya.

Lisa berdiri di dalam kamar mandi buatan itu, sedang mendengarkan arahan asisten sutradaranya. Toil berdiri di sebelahnya, bertelanjang dada dengan botol whiskey di tangannya. "Toil hanya perlu memukul kepala Lisa dengan botol itu," kata asisten sutradaranya.

"Tidak akan sakit kan?" Lisa bertanya, meski ia tahu botol yang Toil bawa sekarang hanyalah botol plastik kosong.

"... action!" syuting dimulai tepat setelah sutradaranya memberi tanda. Di kamar mandi buatan itu, Lisa sedang bercermin. Cerminnya sudah retak karena ditinju, entah tinju siapa itu, Lisa tidak mengetahuinya. Cermin di depannya memantulkan raut wajahnya yang terluka.

Tidak ada kebahagiaan dalam rautnya, ditambah sedikit bekas luka di sudut bibirnya, Lisa dalam MV mereka kali ini sama sekali tidak terlihat bahagia. Baru sebentar ia bercermin, Toil melangkah menghampirinya. Pria itu bertelanjang dada, dengan punggung terluka karena dicakar. Hanya beberapa garis merah yang dibuat oleh penata riasan mereka. Tangan kanannya membawa botol, dan Lisa menoleh untuk melihatnya.

Gadis itu berpaling dari pantulan bayangannya, menatap pada Toil yang sekarang berdiri di depannya. Dalam script, Toil hanya perlu memukul kepala Lisa dengan botolnya, namun setelah mulai berakting, pria itu tidak lagi terlihat seperti dirinya yang suka mengeluh. Ia memukul kepala Lisa, sementara Lisa tidak merubah eskpresi wajahnya. Tidak terkejut, seperti yang ada di dalam script, bertingkah seolah pukulan itu bukanlah sesuatu yang salah.

Sutradara akan menghentikan syutingnya, merasa kalau mereka sudah mendapatkan adegan sempurna untuk MV-nya. Akting Toil sempurna, pria itu berbakat untuk jadi aktor, tapi sayang, ia benci melihat aktingnya sendiri. Baru sutradara angkat megaphone-nya, akan menghentikan pengambilan gambar mereka, namun Toil melanjutkan aktingnya. Ia beri beberapa improvisasi dalam adegan itu, dijambaknya rambut Lisa yang baru saja ia pukul dengan botol. Lalu ditekannya kepala itu ke bawah, seolah akan menenggelamkan Lisa ke dalam air imajinasinya.

Di perlakukan begitu, Lisa berteriak. Tentu ia kesakitan, dan di pegangnya pinggang Toil, di remasnya pinggang itu sementara Toil masih menjambaknya. Akan Toil dorong Lisa ke lantai dengan jambakannya itu, namun Lisa sudah lebih dulu memeluknya. Memohon agar Toil berhenti, sembari memaksakan pelukannya pada pinggang pria itu. Seperti bagaimana yang ingin mereka gambarkan—kesakitan karena cinta—Toil membalas pelukan Lisa. Sebentar mereka berpelukan, dengan raut depresi masing-masing.

"...cut!" dan akhirnya sutradara pun menghentikan mereka.

Helaan nafas Jiyong terdengar sekarang. Pria itu menghela nafasnya lega, lantas terengah-engah karena sepanjang proses merekam tadi, ia tahan nafasnya. "Bajingan!" Lisa menjerit kemudian, mendorong Toil yang sudah lebih dulu melepaskan tangannya dari bahunya. "Tega sekali dia menjambak rambutku! Sakit! Rambutku sakit!" kesal Lisa, yang kemudian mengelus-elus kepalanya sendiri.

Dimarahi begitu, Toil menjulutkan lidahnya. "Karena itu, kau harusnya tidak melibatkanku," santai Toil, sementara beberapa penata gaya memberikan bathrobe untuk masing-masing dari mereka. Lisa yang lebih dulu dipakaikan bathrobe, lalu Toil yang bertelanjang dada.

"Luar biasa! Seksi sekali!" seru Jiyong, sementara sutrada di sebelahnya masih membicarakan akting tadi dengan staff-staffnya. Meminta mereka mencatat dimana bagian yang perlu diedit dan diberi efek-efek. "Aku sampai merinding melihatnya," sekali lagi Jiyong berkomentar. "Syukurlah bukan aku aktornya," katanya, membuat Toil langsung mendesah kesal.

Pria itu berjalan mendekati Jiyong, membuat pria yang ia hampiri buru-buru menghindar. Bukan hanya Toil, mendengar komentar terakhir Jiyong, Lisa pun kesal karenanya. Tapi, alih-alih berhasil menangkap Jiyong yang sudah lebih dulu melangkah menjauh, sang sutradara sudah lebih dulu memanggil kedua aktornya. Sutradara itu ingin merubah beberapa adegan yang sebelumnya sudah mereka sepakati.

"Di bagian awal kalian sudah melakukannya di sofa, bagaimana kalau sekarang ke kamar? Toil menggendong Lisa, menabrak pintu kaca sampai punggung Toil terluka, menidurkan Lisa di ranjang, kalian melakukannya dan Lisa mencakar punggung Toil yang baru saja terluka karena pecahan kaca, bagaimana?" Tuan Sutradara mengutarakan idenya.

"Aku boleh mencakar sungguhan?" tanya Lisa. "Kalau boleh, lakukan syutingnya besok, aku harus pergi ke nail shop dulu-"

"Ya!"

"Apa?! Kau sudah menjambakku! Setidaknya dicakar tidak akan sesakit itu!" seru Lisa, mengomel pada Toil yang baru saja menyela ucapannya.

"Untuk apa kau pergi ke nail shop-"

"Untuk membuat kukunya runcing, jadi dia bisa mencakarmu," potong Jiyong, yang juga ikut mendengarkan ide sutradara tadi. Tentu tuan sutradara menyuruh mereka berhenti berdebat, namun siapa yang mau mendengarnya sekarang? Yang Lisa dan Toil inginkan hanya bertengkar.

***
Ternyata medianya ga masukk...
Ini MV-nya ya gais

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 24, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ChaosWhere stories live. Discover now