7). Persidangan Kakak Beradik

24 1 2
                                    

***

"Duduk. Sebelum makan malam sama-sama, kita ngobrol dulu sebentar karena Mama pengen tahu dulu apa yang sebenarnya terjadi di bawah tadi."

Mendudukan dirinya lebih dulu di sofa single yang tersedia di ruang tengah lantai dua, perintah tersebut lantas dikatakan Aleora padaa Rainer mau pun Rajendra yang mengikutinya sejak beberapa menit lalu.

Turun setelah segala persiapan dirasa selesai, beberapa waktu lalu Aleora dibuat heran ketika mendapati suami juga kedua putranya berkumpul di ambang pintu depan. Tak hanya ketiga pria itu, Aleora juga mendapati seorang gadis asing sehingga bertanya tentang apa yang sebenarnya terjadi pun dilakukannya dan Rajendralah yang memberikan jawaban lebih dulu.

Sama seperti ketika pada Raiden, Rajendra mengadu tentang siapa Kalania dan hal tersebut tentunya membuat Aleora kaget sehingga setelah mempersilakan dulu Kalania masuk, dia mengajak kedua putranya untuk berbicara serius karena dengan status Kalania, dia khawatir Rajendra mau pun Rainer terlibat perselisihan serius.

Bukan saudara yang selalu akur, sejak dulu Rajendra dan Rainer bisa dibilang seperti anjing dan kucing. Namun, tak pernah serius, perdebatan keduanya hanya sebatas saling menimpali ucapan sehingga sebagai ibu, Aleora  takut jika Kalania akan menjadi pemantik konflik serius pada Rainer mau pun Rajendra.

"Iya, Ma."

"Siap, Ma."

Tanpa banyak bertanya atau pun komplen, selanjutnya Rainer mau pun Rajendra duduk di sofa panjang yang ada dan tak terpisah, keduanya menempati sofa sama dengan posisi bersebelahan.

"Bisa jelasin sama Mama tentang Kalania dan hubungannya sama kalian?" tanya Aleora tanpa basa-basi. "Kapan pacaran sama Rajendra, kenapa putus sama Rajendra, terus kenapa bisa kenal bahkan jadian sama Rainer? Terserah mau siapa yang jelasin, yang penting Mama butuh penjelasan yang sangat jelas."

Tak langsung menjawab, setelahnya yang dilakukan Rainer juga Rajendra justru saling melirik satu sama lain sampai akhirnya Aleora kembali buka suara.

"Kapan kamu jadian sama Kalania, Jen?" tanya Aleora. "Kamu kan bilang ke Mama kalau Kalania itu mantan kamu sebelum jadian sama Rainer. Kapan jadiannya?"

"Dua bulan lalu, Ma," kata Rajendra. "Dia suka nonton aku pas manggung dan aku tertarik sama dia. Jadi aku deketin dan dua bulan lalu aku jadian sama Kalania cuman seminggu lalu aku putusin dia karena punya gebetan baru."

"Seriously?" tanya Aleora dengan raut wajah tak habis pikir, karena meskipun tahu sang putra adalah seorang playboy, tetap saja dirinya kaget setelah mendengar alasan Rajendra dan Kalania putus adalah sesuatu yang bisa dibilang tak masuk akal. "Jadi kamu putus sama Kalania bukan karena ada masalah atau semacamnya?"

"Ya masalah, Ma, dan masalahnya bosan," kata Rajendra. "Dua bulan pacaran sama dia, rasanya hambar. Jadi aku putusin dia dan waktu itu Kalania enggak terima. Dia marah sampai nampar aku dua kali dan-"

"Brengsek," potong Rainer dengan suara pelan. "Wajar dia marah karena lo brengsek."

"Ya mau gimana lagi orang bosen?" tanya Rajendra. "Udah bosen masa terus dilanjutin?"

"Kamu itu kenapa masih belum berubah sih, Jen?" tanya Aleora. "Mama kan udah sering bilang, berhenti permainin perempuan karena hati mereka itu lembut. Itu kamu mutusin Kalania enggak masuk akal banget alasannya. Ya pantaslah dia marah. Gimana sih?"

"Anak Mama yang satu ini emang enggak punya hati, Ma, jadi percuma juga dinasehatin buat enggak playboy," kata Rainer. "Satu-satunya buat bikin dia berhenti ya sunat aja semua barangnya sampe habis."

"Enggak usah sembarangan!" seru Rajendra spontan. "Gimana berkembang biak nanti gue kalau burungnya dipotong habis?"

"Mana gue tahu."

Dendam Mantan! (Gagal Jadi Pacar, Gas Jadi Kakak Ipar)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant