03

322 69 10
                                    

Pinjam lepi Abi buat ketik, jadi kalau banyak typo ingatkan ya..

♥♥♥♥♥♥

♥♥♥

Yunho tidak pernah merasa dipermainkan sepanjang hidupnya. Tetapi lihatlah pemuda berwajah polos yang baru beberapa menit lalu menjadi kekasihnya. Dengan naïf dan wajah tak berdosanya itu Jaejoong mengatakan kata-kata kutukan untuknya.

"Tapi... ayahku sudah mengurus surat kepindahanku keluar negeri..."

Menghela napas panjang, Yunho melirik Jaejoong yang menundukkan kepalanya. "Apa yang harus ku lakukan padamu?" Yunho mengeluh.

"Jangan tanya aku..." sahut Jaejoong.

"Bukankah sebentar lagi kita akan lulus, tidakkah kau menunggu lulus sebelum pindah? Dengan begitu aku bisa pergi ke universitas yang sama denganmu?"

"Maafkan aku... aku benar-benar tidak menyangka kau akan menerima perasaanku..." keluh Jaejoong. Jika ia tahu bahwa malam ini akan menjadi malam membahagiakan bagi dirinya, ia tidak akan pernah mencetuskan ide pindah keluar negeri kepada ayahnya.

Yunho mengusap kepala Jaejoong lembut, "Hanya beberapa bulan. Tidak apa-apa. Setelah itu kita bisa bersama."

Jaejoong mengangguk.

"Kemari! Berikan aku pelukan!"

Jaejoong tidak pernah tahu bahwa Jung Yunho yang sangat popular disekolahan bisa menjadi sangat manja.

♥♥♥

Pada hari Senin, Jaejoong dikejutkan saat melihat Yunho berada di rumahnya, duduk manis bersama ayah dan kakeknya dimeja makan. Jaejoong membuka mulutnya, berniat bertanya tetapi tidak ada suara yang keluar dari mulutnya. Ia mengatupkan bibir dan berjalan dengan linglung menghampiri mereka, duduk dikursi, bergantian menatap Yunho, ayah dan kakeknya.

"Yunho menjemputmu." Ucap sang kakek.

"Heh! Kapan kalian terlibat cinta monyet, huh?" Kim Taeyeon melotot, pura-pura galak.

Jaejoong yang masih kebingungan hanya melirik Yunho, meminta penjelasan.

"Diamlah! Saat kau seusia mereka, kau bahkan sudah memiliki Jaejoongie." Ucap Kim Taehoon.

Taeyeon mencibir tetapi tidak membantah apa yang dikatakan oleh ayahnya. Benar. Kakak pertama Yunho bahkan lebih tua beberapa tahun darinya tetapi masih betah melajang.

"Aku memberitahu kakek dan ayah bahwa kita bersama." Yunho bahkan tidak sungkan memanggil Taeyeon dengan sebutan ayah.

"Oh..." Jaejoong yang merasa bahwa kejadian semalam hanyalah mimpi indahnya semata tampak sedikit bingung dan ling-lung seolah-olah ia belum bangun dari tidurnya.

"Ayo makan!" Yunho mengambil telur dadar dan diletakkan di atas nasi Jaejoong.

♥♥♥

Bahkan sampai keduanya sampai di depan pintu gerbang sekolah mereka, Jaejoong masih linglung. Jika ini semua adalah mimpi, Jaejoong berharap bisa tidur sedikit lebih lama agar bisa menikmati mimpi indah ini tanpa gangguan.

"Aduh!" Jaejoong mengeluh saat pipinya dicubit. Ia menatap wajah tampan pemuda yang sudah berdiri di luar mobil, menunggunya turun.

"Apa yang kau pikirkan? Kau merasa tidak enak badan?" Tanya Yunho.

Jaejoong perlahan turun dari mobil, "Tidak." Jawab Jaejoong dengan pelan. Otaknya benar-benar sedikit lambat hari ini. Apakah ini juga terjadi pada siapa saja yang sedang kasmaran?

Yunho dengan terampil mengambil tas sekolah Jaejoong. Meraih tangan Jaejoong dan menggandengnya.

Jaejoong melihat dua tangan beda warna yang saling bertautan tersebut seolah-olah tidak nyata. "Bagaimana jika orang-orang tahu?"

"Kenapa bila mereka tahu?" Tanya Yunho heran, "Semalam aku sudah memberitahu ayahku, pagi tadi aku juga sudah memberitahu ayah dan kakekmu."

"Maksudku... teman-temanmu..."

"Teman-temanku yang mana? Jika maksudmu Yoochun dan Changmin maka mereka akan mendukung semua hal yang ku lakukan selama hal itu tidak merugikanku." Ucap Yunho.

"Maksudku temanmu yang lain..."

Alis Yunho berkerut. Ia merasa tidak punya teman lain selain Yoochun dan Changmin. "Orang lain adalah orang lain. Kenal belum tentu berteman."

Jaejoong ingin menyebut nama Boa tetapi ia tidak mau merusak suasana harmonis antara dirinya dan Yunho pagi ini.

♥♥♥

Karena Jaejoong sudah mengajukan surat pindah, ia dipanggil ke kantor guru untuk membicarakan hal tersebut. Cukup lama wali kelas dan kepala sekolah membujuknya untuk tetap tinggal tetapi Jaejoong bersikukuh untuk tetap pindah. Ia juga sudah membicarakan soal kepindahannya pada Yunho. Meskipun belum ada penyelesaiannya nyata tetapi pada akhirnya Yunho pasti membiarkannya pergi. Karena mencintai tidak harus mengekang, kan?

Saat Jaejoong keluar dari kantor guru, sudah banyak siswa dan siswi di koridor, sudah waktunya istirahat makan siang. Menghela napas panjang Jaejoong bergegas menuju kelas, ia sudah berjanji akan makan siang bersama Yunho. Makan siang pertama mereka sebagai pasangan setelah tadi pagi mereka menghabiskan waktu yang manis bersama.

"Eh?" Jaejoong terkejut ketika ada orang yang menarik tangannya, mendorongnya ke sudut tempat penyimpanan alat kebersihan. Jaejoong menatap si pelaku dan keterkejutan itu menguap seketika.

"Bukankah sudah ku katakana padamu untuk tidak mengganggu Yunho lagi? Apa kau tuli? Bodoh?"

Jaejoong menunggu Boa selesai bicara dan memarahinya. Lagi pula dirinya tidak menggangu Yunho. Mereka bersama. Apa yang salah?

"Kau benar-benar jalang! Murahan! Tidak tahu malu!" Boa mengangkat tangannya, hendak menjambak rambut Jaejoong.

"Aku mencarimu..."

Jaejoong tersenyum, berlari kecil kea rah Yunho dan membuat Boa terdorong ke sampinng.

"Aku tidak tahu kau senang bermain dengan tikus." Yunho menatap Boa penuh penghinaan. "Yoochun dan Changmin sudah menunggu di kantin, ayo bergegas sebelum Changmin menghabiskan bagian kita." Yunho meletakkan tangan kanannya di pinggnya Jaejoong. Mengabaikan tatapan terkejut Boa dan orang-orang yang kebetulan berada disana.

Tidak banyak orang tahu, tetapi Yunho tidak pernah suka apa yang menjadi miliknya dikotori oleh orang yang memiliki pikiran picik dan licik.

♥♥♥

18 Juli 2023

NaraYuuki

Jar of HeartWhere stories live. Discover now