02. 6 Manusia Setengah Bangsat

14 3 0
                                    

"Salah heh, salah! CORET YAYAN, GENGS!"

Ουπς! Αυτή η εικόνα δεν ακολουθεί τους κανόνες περιεχομένου. Για να συνεχίσεις με την δημοσίευση, παρακαλώ αφαίρεσε την ή ανέβασε διαφορετική εικόνα.

"Salah heh, salah! CORET YAYAN, GENGS!"

Dalam sekejap, wajah putih bersih seorang dengan wajah cemberut sudah tak terbentuk karena komando cowok yang duduk manis di samping Jemmy. Warna merah sudah mendominasi di antara dahi dan pipi oleh pewarna bibir yang entah didapat dari mana.

Seharusnya hari ini sudah masuk waktu untuk kegiatan belajar mengajar mata pelajaran matematika lintas minat-yang mayoritas murid-murid di sini atau bahkan seluruh dunia ini benci. Tapi sekitar setengah jam yang lalu, gembar-gembor mengisi kelas ini begitu ricuh karena Ibu Nora selaku pengampu mapel tersebut sedang ditugaskan dinas sebentar dan berakhir memberi jam kosong hingga waktu istirahat kedua tiba.

"Anjir! Rak ono harga dirine aku dadi bungsu ning kene, su!" Sambil mengumpat, kedua tangannya berusaha ngehindar dan nutupi muka gantengnya yang dicoret brutal sama keenam temannya.

"Dih, siapa lo, njir? Gue bahkan lebih muda dari lo sebulan ye! Jangan sok iye deh lo!" Cowok berkulit seputih susu meraut tak terima. Cahya kembali mencorengkan liptint cair di pipi kanan-kiri Yayan, membentuk garis-garis simetris mirip kumis kucing.

Cowok dengan pemilik eye smile nyeletuk. "RAWRR! Ada kucing garong di kelas! Yayan gawrong!" Kedua tangannya terangkat menirukan gerakan saat kucing memamerkan kuku-kuku tajam kepada musuh.

Kejadian ini langsung mengundang tawa yang lain dengan suara Cahya yang paling kenceng. Kalau ada lomba ketawa, mungkin Cahya udah ada di podium juara nomor satu dan dadah-dadah senyum bangga.

"HAHAHAHA, BANGSUL! KOMUKNYA JEJEN, NJIR!"

"Momen langka, ndes!" Cowok yang sebangku dengan Yayan membuka aplikasi kamera di ponsel yang ia pegang. "Rekam ah, rekam! Kirim ning Karin!!"

"Gas, Ji, gas!" Rendi sibuk mengompori, tubuhnya pindah posisi sengaja ke atas punggung Aji-lebih tepatnya menindih tak tahu diri-lalu keduanya masih ketawa-ketawa heboh.

Jenawi, yang matanya semula menyipit langsung melotot tak terima. "Heh, heh, heh! Nggak usah aneh-aneh ya lo! NGGAK USAH, AJI!"

Kedua tangan Cahya direntangkan, berusaha menghalangi rayapan dua tangan kekar Jenawi ke arah ponsel Aji. "Ayo Ji! Buruan kirim Ji ke Karin! Kapan lagi ngelihat Mama Karin senang karena Papa Jejen aegyo!"

"Imej cool dan badboy punya Jejen akan runtuh seketika, HAHA," kata Cahya masih ketawa ngakak sambil gebrak-gebrak meja kelas.

"Kirim ya?" goda Aji dengan muka tengil. Jenawi merengut kesal.

Haikal melempar api ke gas. "Ayo, ayo! Kirim!"

"AJI, NGGAK USAH!" Jenawi membentak lagi. Sedangkan cowok yang terus-terusan dipanggil namanya itu nggak peduli dan malah ketawa lebar sambil terus menghindarkan ponselnya dari jangkauan Jenawi ke kiri dan ke kanan.

SeiramaΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα