38

42.2K 3.8K 524
                                    

Pemuda itu menatap bengis sosok pecundang yang sedang tersungkur dibawahnya. Wajah pecundang itu sudah babak belur akibat pukulan keras Jevas.

Bahkan napasnya terdengar sangat lirih.

Kaki Jevas terangkat hendak menginjak leher pecundang tersebut, namun, sosok gadis yang berlari tergopoh-gopoh disana membuat kaki Jevas menggantung diudara.

Dahi Jevas menyengrit, dan entah dorongan dari mana, Jevas mengurungkan niatnya untuk menginjak leher pecundang dibawahnya. Lantas, pemuda itu ikut berlari mengejar gadis yang sempat membuat fokusnya hilang.

Alixa,

Dari belakang, Jevas bisa melihat rambut panjang Alixa yang dikuncir satu bergerak indah. Jevas segera mengenyahkan pikiran tersebut, dia semakin berlari cepat mengejar gadis itu.

Alixa berlari mengejar sebuah mobil yang kemudian melaju dengan cepat. Gadis itu menunduk, menumpukan kedua tanga pada lutut. Terlihat lelah.

"Tunggu gue..." Ujarnya lirih, menatap nanar mobil Becca yang sudah menghilang.

Sebelah alis tebal Jevas terangkat mendengar lirihan Alixa. Pemuda dengan seragam berantakan itu berdiri tepat dibelakang tubuh Alixa, tangannya menarik tas Alixa hingga gadis itu berdiri dan menghadapnya.

"Jevas!" Pekik Alixa terkejut.

Jevas menatapnya datar, "Ngapain?"

Alixa nampak gelagapan, menatap sekitar dengan panik. "Em... ga-- gak ngapa-ngapain. Cuma... cuma... cari angin!"

Wajah Jevas semakin datar, jari telunjuknya terangkat kemudian mendorong dahi Alixa hingga gadis itu mengaduh. "Bodoh!"

"Gue gak bodoh!" Teriaknya kesal, mengusap dahinya yang kembali di dorong dengan telunjuk besar Jevas hingga kakinya mundur dua langkah.

Kejam!

"Ikut gue."

"Gak! Gue ga mau."

Jevas bersedekap dada dengan wajah menyebalkan. "Itu perintah, bukan ajakan!"

Alixa berdecak, hendak mengeles tetapi dengan seenak jidatnya Jevas meremas tasnya kemudian menyeretnya.

"E-- ehh! Lepas! Lepasin gue! Akhhh!"

Alixa sudah seperti kambing yang diseret pemgembala. Gadis itu akhirnya hanya bisa menekuk wajahnya dengan bibir mengerucut, terlalu lelah berontak karena semakin dia berontak maka remasan di tasnya semakin kuat.

--

"Kita mau kemana?" Ini sudah pertanyaan keseratus yang terlontar dari bibir mungil Alixa. Tapi tak dijawab oleh Jevas, pemuda itu masih sibuk menyetir. Menganggap suara Alixa hanya angin lali.

"Gu--"

"Bisa diem gak?!"

Alixa mendengus, menatap Jevas sebal. "Gue laper!"

Jevas berdecak, "Nyusahin!"

"Siapa suruh nyulik gue!"

"Berisik!"

Alix memilih membuang muka, menatap jalanan disebelahnya lebih baik daripada menatap wajah dingin Jevas yang ingin sekali dia cakar.

Jevas menghentikan mobilnya, kepalanya menoleh, terlihat gadis cerewet yang sedari tadi mengoceh tak jelas kini sedang tertidur dengan bibir yang sedikit terbuka.

Mirip anak babi,

Menghela napas panjang, Jevas keluar dari mobil. Tak lama kemudian Jevas kembali masuk, menyalakan mobil dan membuka jendela mobil. Menghembuskan asap rokok keluar mobil hingga asap itu pergi terbawa angin.

TUNANGAN ANTAGONIST [ TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang