10 - 11

3 1 0
                                    

Main Story
Bab: 10
[Kerusuhan Orde Baru]
Selesainya melakukan pemakaman burung Goumbruk, Si Duo berencana untuk pergi dari Region Nusantara karena sudah tidak aman lagi, belum lagi Esther sudah dicurigai sebagai penyebar propaganda di pulau Lorosae, menyebalkan memang.

Si Duo pergi dari gunung Jayakesuma setelah berpamitan Darius dan Saiful, "Ther, aku sebenarnya ingin membantu mereka dalam melakukan aksi kudeta besar-besaran." Ucap Yusta.

Esther menolak keras hal ini karena ini bukan masalahnya, lagipula dia adalah orang dari luar dunia yang terjebak dan terpisah dengan adiknya, ia tidak mau ikut campur dalam dunia politik.

Ia hanya ingin bertemu dengan adiknya, bukan menyelesaikan masalah negeri asing.

"Tidak, kita tidak boleh ikut campur!" Ucap Esther dengan nada tegas.

"Namun masalahnya, kau ditarget dan bisa saja saat kau keluar dari negeri ini, kau dimata-matai dan bisa saja dibunuh." Ucap Yusta dengan tanpa ragu.

"Yus, kau harus tau diri. Kita hanya seorang petualang yang netral tanpa memihak kubu manapun, tujuan kita hanyalah 2, yakni berpetualang dan menemui adikku." Esther mengeluarkan intimidasi kepada Yusta dengan kepala batunya.

Yusta terdiam dan tidak bergeming, ia tau hal itu namun, ia tidak sanggup melihat orang-orang tidak bersalah ikut menjadi korban, (Intinya Yusta ingin menjadi pahlawan keadilan dan kebenaran) dari sudut pandang Esther.

Singkatnya, Si Duo telah tiba di provinsi papuana barat daya, tepatnya Pelabuhan Soren untuk menuju ke pulau Sulabes, lalu kemudian ke pulau Kalamanthana agar bisa pindah negara, yakni Negara Hindustan.

Mereka pun bersiap-siap dan kemudian berlabuh ke pulau Sulabes.

Mereka melewati sekumpulan pulau Maloko Kie Raha dan kemudian melanjutkannya ke pulau Sulabes.

Sesampainya dI pelabuhan Makalehi, mereka tidak bisa melanjutkan perjalanan lagi karena kekurangan uang, terpaksa mereka pergi ke Guild terdekat untuk mencari sebuah Quest atau misi agar mendapatkan uang sebagai hadiahnya.

"Mengalahkan beberapa preman, mengumpulkan tambang biji besi, mencegah penyelundupan ilegal bijih nikel ke Negara Zhongguo." Esther mencari-mencari Quest yang mudah untuk dikerjakan dan hadiah yang banyak, harapannya begitu.

Namun, tidak ada Quest yang berhadiah seperti itu dan secara terpaksa mereka menerima Quest, mengalahkan para Dark Monster di provinsi Poguntalangi.

Alasan mengapa Si Duo menerima Quest itu, dikarenakan mereka juga ingin sedikit melatih otot mereka dan meningkatkan kemampuan bertarung mereka jika suatu saat nanti bertemu dengan orang-orang yang kuat.

Mereka pun pergi kesana dengan menggunakan kereta kuda dan membutuhkan perjalanan waktu selama berhari-hari.

Singkatnya, mereka telah sampai di ibukota Huidu Tello dan mulai pergi ke kota

Dan tibalah mereka di Kota Paguat, disana kondisinya sangat berantakan, banyak rumah-rumah warga hancur tidak tersisa, tumpukan mayat di mana-mana.

Esther bisa mencium bau amis yang sangat busuk, sejauh mata memandang mereka bisa melihat banyak Aventura dan para warga berbondong-bondong untuk membantu satu sama lain mengangkat jasad atau mayat.

Si Duo berkeliling di kota itu sambil mencari Dari Monster yang masih tersisa, "Ther, apa kau melihat papan spanduk itu?" Tanya Yusta sambil menunjuk sebuah spanduk bertuliskan, "Gerakan Kemerdekaan Negara Timur Raya atau Negara Nusantara Timur"

Esther melihat spanduk itu baik-baik dan kemudian ia paham apa yang akan segera terjadi disini, "Tampaknya aksi kemerdekaan sebelumnya masih bergema hingga sekarang." Monoton Esther.

The Tales Of Journey EsthersDonde viven las historias. Descúbrelo ahora