3. ME AND WHO

260 27 0
                                    

Saat bersama Doyoung kemarin, kasus yang ditangani adalah kasus perdata. Perebutan lahan antara perusahan besar dan nenek tua bongkok yang menyedihkan, bahkan saat memasuki ruangan sidang Haechan bisa melihat mata itu telah memerah dengan rembesan air mata, sidang belum dimulai namun ia telah dibuat tenggelam dalam lautan haru-biru penuh kesedihan. Doyoung ada untuk membantu nenek itu melawan pihak lawan yang terdiri dari para manusia menyeramkan, berpakaian rapi juga dengan gaya necis berat, beberapa pengacara kondang berada dalam daftar, wajah bengis penuh keangkuhan serta tawa pongah seakan mereka semua sudah tahu bagaimana hasil akhir dari semua kesia-siaan yang tengah coba diperjuangkan oleh Doyoung.

Sayang sekali ia tak bisa memantau bagaimana perkembangan kasus tersebut lebih jauh sebab ia lebih dulu dipanggil ke kantor, untuk menemani senior lain yang ingin menghadiri acara rekonstruksi sebuah kasus pembunuhan. Hal ini sedang menjadi highlight utama di kantor mereka, dan Haechan sangat senang ketika seniornya memanggil untuk hadir melakukan pendampingan dan memberi bantuan padanya.

Dan untuk hari ini, tentu saja hari istimewa karena ia akan diajak oleh Chanyeol dan Mark menuju ke persidangan, bila pembunuhan kemarin adalah highlight utama, maka untuk persidangan kali ini adalah merupakan mantan highlight utama yang sudah masuk ke persidangan -suah bergulir sekitar satu bulan lamanya. Jika sudah masuk persidangan, memang kasus-kasus di firmanya akan dianggap telah bergusur posisi, dan yang lain akan sibuk menyoroti hal baru yang lebih panas.

"Nanti mungkin kau akan melihat versi lebih galaknya Jennie, dan aku harap kau tidak akan semakin takut padanya. Santai saja, kelak dia juga bisa menjadi rekan untukmu karena bisa saja aku akan menempatkan kalian dalam kasus yang sama." Chanyeol datang pada Haechan sambil menaik-turunkan alis, gosip soal Haechan yang dibentaki oleh Jennie tempo hari telah menyebar luas ke seluruh orang yang memiliki telinga di firma ini.

Haechan memberikan senyum, ini jelas bukan kesopansantunan yang ia pakasakan. Sejujurnya Haechan sudah tidak segentar dan setakut itu lagi dengan Jennie, sudah banyak kalimat penenang yang ia tampung, dan bila ia tak pernah melakukan kesalahan maka Jennie pun tidak akan pernah mengeluarkan taring maupun tanduk kepadanya. Semua akan baik-baik saja, prinsip yang harus ia pegang, bila ia bisa melakukan semuanya sesuai dengan prosedur dan meluputkan sedikit saja kesalahan maka niscaya hal baik-baik itu akan ia dapatkan.

Jadi, tak perlu khawatir maupun cemas dengan terlalu berlebihan.

"Baik Pak Chanyeol, santai saja. Aku juga sudah sedikit paham dengan bagaimana sifat serta tabiat Bu Jennie." Haechan memberi anggukan.

Mereka pergi ke gedung pengadilan dengan memakai mobil yang sama, van. Ini milik Chanyeol.

Haechan masih mempertahankan senyumannya, Mark memerhatikan dari posisi, biasanya bila ia melihat Haechan tersenyum maka reflek yang ia lakukan adalah melakukan hal yang sama, memandanginya sambil ikut tersenyum. Namun sebuah pengecualian besar untuk hari ini. Ia termenung diam memerhatikan setiap gerak-gerik yang dilakukan oleh sang kekasih.

Ada yang aneh dari senyuman itu, lebih dari 5 tahun berpacaran dan 10 tahun mengenalnya, tentu saja ada banyak hal yang telah ia hafalkan serta pahamkan tentang sang kekasih. Tidak suka dipuji maupun disanjung secara berlebihan, hal berat yang akan membuat kekasihnya menanggung canggung.

Tapi Chanyeol adalah manusia dengan antusiasme tinggi yang tidak bisa ditahan, selalu menggebu-gebu bila sedang kelewat gandrung akan sesuatu. Dan dalam hal ini adalah Haechan. Ini murni kekaguman pada bagaimana kinerja Haechan selama ini.

Ada etos kerja baik yang dimiliki oleh Haechan dan itu adalah merupakan primadona seluruh atasan.

Optimisme tinggi, selaras pada paham can-do attitude yang dimiliki oleh Haechan. Mark juga tahu kepribadian itu, di mana sejak dahulu Haechan memang tipe orang yang percaya bahwa ia dapat mencapai sesuatu jika ia bisa mengupayakan dengan segala hal, entah meskipun kakinya gemetar tidak kuat atau bahkan diri sendiri takut, Haechan tak pernah menjatuhkan diri pada keraguan. Selalu mengesampingkan segalanya, hanya tujuan yang menggantung di tengah-tengah matanya, bila tak ia ambil maka konsekuensi yang ia dapatkan adalah harus kehilangan itu untuk selamanya.

WRITE IT ON THE SKY LINE (MARKHYUCK/MAHAE)Where stories live. Discover now