Makan bersama

167 7 3
                                    

Reva hanya terdiam setelah raphel keluar dari kamar itu. Namun tak lama setelah raphel keluar beberapa pelayan datang untuk membereskan barang bawaan Reva.
"Selamat datang,nyonya ada yang bisa kami bantu?" Ujar salah seorang pelayan dengan ramah.
"Tidak apa-apa saya bisa membereskan barang bawaan saya, tidak perlu repot-repot"tolak Reva karena takut menyusahkan.
"Baik, nyonya anda bisa bunyikan bel yang ada disebelah kasur untuk memangil pelayan. Kami siap 24jam untuk melayani nyonya" ucap pelayan itu sambil memberi hormat.
"Terimakasih, semuanya" balas Reva sambil memberi hormat kembali.
Wajah para pelayan sedikit keheranan, namun mereka tak berani mempertanyakan sikap nyonya baru itu. Sebagian mereka berfikir mungkin sekarang mereka sedang diuji nyonyaa baru.
.
.
.
*Pagi hari*
Ada sarapan diatas meja. Reva yang melihat sarapan itu merasa lapar namun ya tak berani memakan sarapan itu. Bukan karena takut diracun atau makannya tidak enak, dia hanya takut jika memakan makanan tanpa izin dia akan dihukum.
Pengalaman yang dialaminya selama 15 tahun terakhir membuat sifat nya menjadi lemah dan penakut.
"Aku lapar, tapi tidak boleh."
Di kediaman Kusuma meski Reva sangat kelaparan dia gk boleh makan sebelum jadwal pelayan makan.
"Disini jadwal pelayan makan jam berapa ya? Aku ingin bertanya tapi aku takut mereka merasa aku terlalu merepotkan" gumamnya dalam hati.
Tiba-tiba hp nya berbunyi.
Seseorang mengirimkan pesan.
"Ini saya raphel, kamu simpan nomor ini" bunyi pesan tersebut yang dijawab "baikk" oleh Reva.
"Owh ya sarapan yang diatas meja" bunyi pesan selanjutnya yang dijawab cepat oleh Reva. Dia sedikit lega karena tidak menyentuh makanan itu dengan pikiran itu dia membalas pesan dari raphel "saya gak memakannya, sungguh saya tidak menyentuhnya" balas Reva terburu-buru.
"Apa tidak sesuai selera mu?" Lanjut pesan dari raphel itu. Hal itu terasa aneh dan asing bagi Reva yang makan makanan apa saja asal bisa bertahan.
Dengan ragu-ragu Reva membalas pesan itu. "Iitu... Apa makanan ini untuk saya?" Tanya Reva. "Ya" balas singkat raphel. Reva masih ragu makanan diatas meja ini baru pertama kali ada yang menghidangkan ini didepannya. Biasanya makanan ini hanya untuk tuan Kusuma, ibu tiri dan adik tirinya. "Anda memberikan makanan yang begitu mewah pada saya" balas Reva haru.
"Mewah? Sarapan pagi kan memang seperti itu. Kamu gak mungkin gak tau lagian keluarga mu juga bukan keluarga miskin" Ketus raphel yang heran. Benar meskipun keluarga Reva dia tidak pernah diperlakukan layaknya putri.
Reva meminta maaf dan berterima kasih atas sarapannya. Dan dia berjanji akan memakannya dengan baik.
Tak sampai disitu raphel mengajak Reva untuk lunch bersama. "Kita berdua?" Tanya Reva sedikit bingung.
"Ya, kamu ingin mengajak seseorang?" Ejek raphel. "Tidak" balas reva. Raphel mengatakan akan menjemput Reva setelah pulang kantor.
.
.
.
.
Saat siang hari.
"Saya sudah dibawah" notifikasi chat itu muncul dilayar hp Reva. Melihat itu reva membalasnya "segera turun, maaf telah membuat anda menunggu".
Dengan buru-buru Reva turun ke bawah dan menemui raphel.
Bajunya sangat sederhana karena memang ia tidak punya baju yang cukup bagus.
Melihat Reva yang begitu sederhana membuat raphel merasa ingin membelikan beberap dress untuk nya.
.
Dimobil suasana hening seperti nya terlalu canggung untuk bicara.
.
.
. Sesampainya di restoran mewah.
Reva gak melihat ada satupun pelanggan disini. "Padahal tempatnya bagus, tapi kasihan tidak ada pelanggan" gumannya dalam hati.
Seorang pelayan datang dan mempersilahkan Raphael dan Reva ke ruang VVIP.
Pelayan itu memberikan daftar menu.
"Apa ada yang kamu sukai? Tanya raphel untuk memecah keheningan.

"Ha? Sa_saya suka semuanya." Jawab Reva dengan cepat dia tak berani mengatakan bahwa dirinya tidak bisa makan seafood khususnya udang.
Namun karena raphel sangat menyukai seafood dia memesan semua jenis makanan itu.
"Aku harus gimana? Kalau aku gak makan aku bakal diusir, kemana lagi aku jika diusir." Gumannya dalam hati.
"Minum?" Tanya raphel kembali. Reva menjawab untuk menyamakan pesanan dengan raphel.
"Oke" ucap raphel sambil menunjukkan pesanan mereka pada pelayan.
Reva kelihatan masih memperhatikan disekelilingnya karena tidak ada orang disana kecual dia, raphel dan pelayan tadi.

Istriku tersayang Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon