12. We Almost There

9 1 0
                                    

Eraser Head, Ectoplasm dan Midnight melatih 1A jurusan pahlawan UA sesuatu yang disebut jurus pamungkas. Aku baru tahu ternyata Midoriya belum punya nama pahlawan sampai saat ini, kesalahanku mungkin karena aku tidak ada disini dari awal, tapi dia mendaftarkan nama Deku. Lagi.

Bakugo Katsuki masih menjadi yang terakhir di kelas untuk hal ini.

"Oi Ectoplasm, tambah lagi bunshinnya!!"

Slurrpp..

Tidak ada yang kukerjakan di ruang gym TDL wilayah Cementos ini selain bersandar di pojokan sambil meminum susu strawberry. Quirkku kembali setelah empat- lima hari dan Recovery Girl bilang aku akan kembali seperti semula di hari ke delapan. Eraser Head sayang anak itu melarangku bergabung dengan alasan aku sudah menguasai ini.

Setidaknya seseorang harus mengawasi All Might versi tengkorak berkeliaran di tempat berbahaya.

"Kekuatanku ini kalau kutambah full crown 20% aku masih bisa bergerak tapi lebih sedikit saja entah bagian tulang mana yang pecah dan itu.."

Gumaman seram Midoriya terdengar sampai sini. Bakugo berhasil membuat AP Shot pertamanya, melubangi dinding semen buatan, tapi serpihan besar tiba-tiba saja terjun bebas ke arah sini.

Swhoooshhh...

Braaaaakkkk..

Tepat keatas kepala All Might kalau saja Midoriya terlambat menendang atau aku memindahkan Toshinori-sensei ke pangkuanku. 10% yang tersisa dari berat badan All Might, total dua ton lebih, sekitar dua puluh kilogram di kedua tanganku. Orang ini memiliki tinggi nyaris lebih dari dua meter dan hanya bisa meringkuk..

"Toshinori-sensei, anda tidak apa-apa?"

.. ketika aku menggendongnya gaya pengantin.

Beliau terpaku sesaat sebelum mengatupkan tangan dengan wajah memerah. Masih belum beranjak dari pangkuanku, pria yang dulunya All Might dan masih menjadi All Might pensiun ini bertingkah mirip tokoh wanita di shoujo manga. Aku tidak akan percaya orang lain bilang ini padaku kalau tidak melihatnya sendiri. "Sensei?"

"Ah maaf, kau mengingatkanku pada guruku. Nak Uraraka."

Shimura Nana, kah?

Bakugo menggonggong dari atas pada All Might. Dan kuterjemahkan sebagai permintaan maaf agar beliau tidak tersinggung. Aizawa-sensei memfokuskan mereka semua untuk latihan menguasai refleks menolong orang di hari berikutnya.

Tiga minggu lewat secepat mengedipkan mata. Tau-tau negeri sakura dipenuhi warna orange dan coklat tua, musim gugur. World Heroes Associations membuka ujian lisensi untuk 100 orang.

"Uravity!!"

"Selamat datang kembali.."

Seluruh murid pelatihan khusus dari kelas bencana yang jumlahnya tidak banyak itu memanggilku dari kursi penonton. Mereka semua laki-laki kecuali aku. Dan memamerkan kartu lisensi khusus serupa dengan milikku, masih wangi baru. Tenryuu-O menjelaskan kalau mereka semua menjalani ujian khusus massal tiga hari yang lalu karena krisis pahlawan.

Kerumunan dari smk Shiketsu tidak melihatku tapi Utsukushi Camie melambaikan tangan. Tingkahnya yang kutau agak centil nampak pendiam dan tidak ada gelang imut yang sebulan lalu kuberikan padanya. Seolah..

"Tenryuu, Holyman ikut denganku sebentar!!"

.. seseorang bertukar tempat dengannya.

Sial, umpatku.

"Uravity, Tenryuu, Holyman.."

Aku menunjukkan ponsel pintar yang melacak gps salah satu murid Shiketsu yang asli pada Claire-sensei sebelum dia berceloteh. Beliau sudah tau situasinya sejak aku melaporkan penculikan yang kugagalkan waktu itu, dan setuju pada perketatan keamanan di smk Shiketsu.

Not Cinderella But Oh, Anyway..Where stories live. Discover now