5. Keributan

227 19 0
                                    

Kanaya kini tengah beristirahat dikamarnya setelah selesai mengerjakan tugas kuliahnya, ia berbaring diatas kasurnya sambil menatap langit langit membayangkan wajah Haekal disana dan hingga terbit senyuman pada bibirnya tapi tak berlangsung lama sebab ada yang mengetuk pintu kamarnya.

"Mba.. mba sibuk ga ?" Tanya Nina yang menunggu jawaban Kanaya.

"Ngga nin, masuk aja" jawab Kanaya, tanpa berlama lama Nina segera masuk dan menutup pintu itu kembali.

"Nina boleh curhat sama mba ga ?" Tanya Nina mendekati Kanaya dan diangguki gadis itu segera Nina mendudukan diri diatas kasur bersebelahan dengan Kanaya yang segera bangkit dari tidurannya.

"Kalau misal orang yang mba suka, suka sama orang lain dan disatu sisi ada orang yang suka sama mba. Mba bakal apa ?" Tanya Nina menatap Kanaya dengan serius.

"Mungkin mba bakal coba buka hati buat orang yang suka sama mba ? kalau emang kelihatannya orang yang kita suk, suka sama orang lain lebih baik move on, itu sih menurut mba takutnya berujung sakit" Kanaya tersenyum tipis tiba tiba ia teringat Jendra, kenapa ia bisa bicara begitu jika Jendra yang menyukainya saja ia tak bisa membuka hati.

"Gitu ya mba.. kaya nya emang harus move on" Nina menunduk membuat Kanaya khawatir.

"Kamu lagi suka sama seseorang ?.." tanya Kanaya membuat Nina menoleh.

"Mba jangan bilang siapa siapa ya, aku suka mas Nana.. dan mas Rendy orang yang suka sama aku" ucap Nina sembari memainkan jemarinya sedangkan Kanaya terkejut bukan main, "tapi dari yang aku lihat kaya nya mas Nana sukanya sama mba Wilo" sambungnya terkekeh, ia menutupi rasa sakitnya dengan senyuman Kanaya yang melihat hal itu jadi berpikir kalau posisi nya dengan Nina itu sama.

"Nin, kalau mba bilang kalau Jendra terus terusan nembak mba kamu kaget ga ?" Tanya Kanaya tiba tiba.

"M-mba ?.. ditembak mas Jendra ?.." tanya Nina tak percaya.

"Posisi kamu sekarang sebenarnya sama kaya mba, nin.. mba suka sama Haekal dan Jendra suka sama mba tapi disisi lain Wilo suka sama Jendra" ucapan Kanaya kali ini benar benar membuat Nina terkejut bukan main, Wilona menyukai Jendra ? dan Kanaya menyukai Haekal ? kenapa bisa berbelit begini..

"Mba.. sesuai perkataan mba tadi, menurut aku mba harus coba buka hati buat mas Jendra" Nina menggenggam tangan Kanaya erat.

"Tapi perasaan mba ke Haekal udah terlalu besar, nin.. dan juga mba gamau buat Wilona menjauh karna ini" Kanaya menunduk.

"Nina gabisa maksa, itu keputusan mba.. Nina cuma gamau mba sakit hati nantinya.." Nina melepaskan genggaman tersebut lalu bangkit dari duduknya, "aku balik kekamar dulu ya" Nina tersenyum lalu keluar dari kamar Kanaya meninggalkan gadis itu sendirian dengan pikiran yang kemana mana.

Saat Nina baru saja berbalik setelah menutup pintu kamar Kanaya ia terkejut karna melihat Naren tengah memeluk Wilona tanpa menyadari kehadirannya.

"Mas Nana ?.. Mba Wilo ?.." ucap Nina yang masih terkejut sambil meletakkan kedua tangannya didepan mulut nya, sedangkan Naren dan Wilona yang mendengar suara seseorang langsung menoleh kearah suara tersebut.

Mata Wilona membulat terkejut melihat Nina yang tengah berdiri disana, bisa Wilona lihat mata adik kost nya tersebut seperti berkaca kaca sedangkan Naren perlahan melepaskan pelukan tersebut.

"Nin, mba bisa jelasin.. jangan marah sama mba ya" Wilona berjalan mendekati Nina tetapi gadis itu langsung terhenti karna teriakan Nina.

"Jangan ngedeket ! Mba tau kalau aku suka sama mas Nana tapi kenapa mba pelukan sama mas Nana ?!! Nina benci sama mba Wilo" Nina sedikit berteriak membuat Naren dan Wilona terkejut terutama Naren tentu saja, bagaimana tidak ? Nina menyukai nya ?..

Sayangnya suara teriakan Nina terdengar oleh yang lain hingga mereka segera menghampiri Nina dan yang lain dilantai 3.

"Nin ? Kenapa nangis ?!" Tanya Rendy khawatir sambil mengecek keadaan gadis itu, matanya langsung melirik kearah Naren dan dengan tiba tiba Rendy memberikan bogem mentah kepada laki laki itu hingga jatuh dan membuat yang lain terkejut.

"Mas Rendy, stop !" ucap Wilona mencoba melerai tapi tak bisa karna Rendy terus membabi buta memukuli Naren.

"Udah cukup lo nyakitin Nina ! Harusnya lo sadar kalau dia suka sama lo, lo dengan mudahnya dapetin hati dia tanpa ngelakuin apapun ! Sedangkan gue ? Gue harus berusaha anj*ng !" teriak Rendy membuat yang lain terkejut.

"Ren istighfar ren" Haekal berusaha menarik Rendy dengan susah payah, dibantu oleh Jendra sedangkan Nina tengah ditenangkan oleh Kanaya dan Ghea.

"Berhenti bego ! Lo mau Naren mati ?!!" ucap Jendra dengan kesal, tak lama Haekal dan Jendra berhasil menjauhkan Rendy dari Naren.

Naren pingsan akibat Rendy memukulnya pada bagian kepala, sedangkan Wilona terduduk karna masih terkejut gadis itu melirik kearah Nina yang masih menangis saat dirinya akan menghampiri gadis itu Ghea langsung mencegah nya takut jika Nina akan melakukan sesuatu pada Wilona.

"Lo bodoh, Wil.. seharusnya lo ga biarin mas Naren peluk lo" Wilona terus menyalahkan dirinya sendiri, ia berpikir Naren jadi dipukuli karnanya, Nina juga jadi membencinya karna ini.

Flashback..

"Mas stop ganggu aku ! aku udah nolak mas berkali kali kenapa masih aja ngotot sih ?!" Wilona berbalik untuk menatap Naren yang sedari tadi mengikutinya terus.

"Wil.. setidaknya kamu coba buka hati buat mas, percuma kalau kamu menyukai Jendra tapi tidak melakukan apa apa" Naren memegang kedua bahu Wilona menatap mata gadis itu dalam dalam.

"Mas harus nya kamu peka kalau ada orang lain yang suka sama kamu !" Ucap Wilona melepaskan genggaman tangan Naren pada bahu nya, Naren yang mendengar hal itu langsung memeluk Wilona.

"Mas Nana ngga peduli kalau ada yang suka sama mas, mas cuma suka sama kamu Wil.." lirih Naren membuat Wilona yang tadinya ingin memberontak jadi diam, ia bingung.. ia harus apa agar Naren bisa menghilangkan perasaannya pada dirinya.

Flashback end..

"Sebenarnya ada apa sih ? Kenapa tiba tiba jadi ribut begini ?" Tanya Jendra menatap mereka semua bergantian.

Semuanya diam, tak lama Wilona mengangkat tangannya sambil menunduk.

"Ini semua salah, Wilo.. maaf" ucap Wilona membuat yang lain menoleh kearahnya, Wilona benar benar merasa bersalah tubuh nya bergetar menandakan ia tengah menangis tangannya yang mengepalpun bergetar karna tangisnya.

"Maaf.. maaf Wilona yang salah.." Wilona terus meminta maaff membuat yang lain jadi semakin bingung apa yang sebenarnya terjadi tapi tidak dengan Kanaya, Ghea dan Haekal yang sudah tau permasalahan sebenarnya.

"Wil udah udah jangan nangis.." Ghea menghampiri gadis itu lalu memeluknya erat, kenapa karna percintaan mereka jadi seperti ini ?

Tak lama Nina mulai berhenti menangis tak kala Neren yang ikut mulai siuman dari pingsannya karna Haekal yang sedari tadi menaruh minyak kayu putih pada hidung laki laki itu, tiba tiba ia merasa bersalah telah berkata seperti itu pada Wilona apalagi karna nya Naren jadi dipukuli oleh Rendy seharusnya ia mendengar penjelasan Wilona terlebih dulu.

"Nin.. maafin mas Nana yang ga sadar sama perasaan kamu ke mas nana ya ?.. tapi mas nana gabisa bohong soal perasaan mas nana cuma buat Wilona" lirih Naren membuat yang lain terkejut dan langsung menoleh kearah laki laki tersebut.

Nina menggeleng cepat mendengar ucapan Naren, ia tidak mau laki laki yang ia sukai meminta maaf padanya karna ini semua salahnya yang terus memaksakan perasaannya pada Naren.

"Jangan minta maaf.. jangan, ini semua salah Nina karna gabisa mengerti soal perasaan mas nana buat mba Wilo.. mas nana, mba wilo maafin aku.. maaf" Ucap Nina membuat Wilona mendongak menatap kearah Nina begitu juga Naren yang mencoba bangkit dibantu oleh Haekal.

"Gue rasa kita perlu saling jujur sekarang, ungkapin semua yang kalian tutupin selama ini tentang perasaan kalian" ucap Haekal membuat yang lain langsung menatap kearahnya.

Mereka semua diam, sepertinya sekarang memang saat yang tepat untuk saling mengakui perasaan satu sama lain.

To be continued.

Jangan lupa feedbacknyaaa, terimakasih.

KOSTAN JANUARTA Where stories live. Discover now