17

2.1K 194 5
                                    

Jihoon merengut ketika di ajak pulang sama orang tuanya, bahkan ia langsung dibawa kemobil dan secara mendadak di bawa kerumah neneknya.

Dari tadi jihoon sudah kesal, tetapi itu tidak lama setelah di tawari makan es cream.

"Kamu di rumah nenek 1 minggu ya sayang"ucap rose dengan senyum lembutnya, ia mengelus pipi lembut sang anak.

"Oke"balas jihoon, ia masih sibuk makan es creamnya.

June melirik sang istri yang memperhatikan anaknya,"ini serius kita bawa jihoon jauh dulu dari junkyu??"june bertanya dengan berbisik.

Rose menoleh ke sang suami,"aku mau lihat seserius apa junkyu sama anak kita"balasnya dengan senyum lembut.

June akhirnya mengangguk mengerti, ia juga sebenarnya sedikit ragu dengan junkyu, apa lagi setelah mendapat kabar kalau junkyu saat itu mau di tunangkan dengan anaknya rekannya.

Tentu june kenal dengan vina, gadis cantik yang menurutnya polos, oleh karena itu ia merasa ragu dengan junkyu.

"Jadi rencananya gimana ay??"june hanya melirik sang istri sekilas, ia masih fokus memperhatikan sang anak yang sibuk sendiri.

Rose sama saja, wanita itu masih memperhatikan sang anak yang makan dengan tenang, lalu ia menoleh ke sang suami, memusatkan seluruh perhatiannya ke sang suami.

"Aku fikirin duku deh"balasnya setelah beberapa menit terdiam.

.

.

.

.

.

Sebenarnya yoshi dan jeongwoo mau tertawa melihat wajah sembab ketua osis yang tampan di sekolahannya.

Tetapi walau begitu mereka masih memiliki hati nurani, akhirnya dari pada tertawa yoshi malah mengelus punggung lebar temannya, dan dari tadi mereka terus mengucapkan banyak sekali kata penenang.

"Udah jun, jangan nangis lagi, sembab tuh wajah lo"ucap yoshi karena terlalu lelah mengucapkan kata penenang.

Junkyu menggeleng, ketika merasa perutnya tak nyaman lagi ia lari ke kamar mandi memuntahkan kembali isi perutnya.

"Eh??"yoshi masih di posisi terkejut, begitu pun dengan jeongwoo yang ikut bingung.

Keduanya saling pandang dan lari ke kamar mandi ketika mendengar suara berisik di dalam sana.

"Ehh??, Jun jangan pingsan!!!"pekik jeongwoo hingga mendapat pukulan keras dari yoshi.

"Mana ada kesehatan orang bisa di ajak kompromi woo!!"sentaknya lalu menggendong junkyu, sebelum itu ia menatap jeongwoo dengan tajam, jeongwoo yang mengerti itu segera membantu temannya.

Sekitar 2 menit junkyu pingsan, yoshi berfikir sejenak ke arah mana jihoon di bawa, sedangkan jeongwoo malah santai, tidak berminat membantu berfikir.

"Gue sebenernya tau aja sih jihoon di bawa kemana"ucap jeongwoo dengan nada santai.

Yoshi yang mendengar itu segera menatap temannya dengan pandangan bertanya,"tapi gue udah janji sama orangtua jihoon buat rahasiain ini"lanjutnya dengan nada santai.

Yoshi terdiam sejenak,"kenapa tiba-tiba??"yoshi memasang wajah polosnya, membuat jeongwoo mendengus melihat temannya itu, yang sebenarnya tidak sepolos itu.

"Kalau alasan jelasnya gue nggak tau"balas jeongwoo,"yang jelas tante rose dan om june pasti ada alasan kenapa lakuin itu"jelasnya membuat yoshi terdiam.

Keduanya saling berdiam diri, yoshi yang isi fikirannya sedang full, dan jeongwoo yang terlihat asik bermain game, sesekali ia berdecak ketika berkali-kali di bunuh sama musuhnya.

"Apa jangan-jangan… karena cewek waktu itu yaa??"dengan sepenuhnya yoshi menatap jeongwoo yang duduk sedikit jauh darinya, sedangkan jeongwoo yang tadinya tangannya dengan lihai bermain game menjadi berhenti sejenak, bahkan beberapa detik berikutnya terpampang jelas tulisan game over tetapi ia masih terdiam dengan fikiran yang penuh juga.

"Vina maksud lo??"jeongwoo ikut menoleh, bahkan ponselnya yang masih menunjukan beranda gamenya tetap ia biarkan, malah ia meletakan ponselnya.

"Gue nggak tau namanya"yoshi menggeleng pelan.

Seketika hening, keduanya berfikir sejenak,"gue denger dari junghwan, katanya junkyu nolak tunangan itu"ucap jeongwoo,"katanya tuh cewek hamil"lanjutnya dengan suara tenang.

Jeongwoo terdiam sejenak, bahkan ia membiarkan yoshi yang menoleh ke arahnya,"kalau gue jadi om june… gue juga bakal lakuin itu sih, apa lagi itu urusannya dengan satu-satunya anak kesayangan gue"balas jeongwoo dengan tampang masih berfikir,"gue bakal ngelakuin apapun, meski ada resikonya tetapi terbaik untuk anak gue"lanjutnya dengan tenang.

"Tau deh woo, gue ngantuk"akhirnya yoshi memilih tidur di sebelah junkyu, bahkan menghiraukan tatapan aneh dari jeongwoo.

.

.

.

.

.

Suasana sore hari di rumah nenek jihoon terasa dingin, banyak sekali persawahan yang ia lewati, ia memang izin mencari udara karena merasa penat.

Banyak sekali anak kecil yang berlarian kesana kemari, bibir tipisnya membentuk senyum indah yang mana membuat kadar manisnya menjadi lebih banyak.

Merasa lelah, jihoon memilih duduk di bangku yang ada di pinggir jalan, membuka ponselnya dan menelefon kakak kelas kesayangannya.

[ “jihoonnnn!!!” ].

Pekikan itu membuat jihoon tersenyum lebar, junkyu di sebrang sana kembali menangis membuat jihoon menyerjap bingung.

"Kak ajun kenapa??"jihoon bertanya dengan nada polosnya.

[ “kangen ji…” ].

Jihoon kembali tersenyum lebar, ia juga merindukan kakak tersayangnya, sekaligus calon suaminya.

[ “kapan kamu balik… kakak sedih nggak ada kamu…” ].

Setelah beberapa menit telefonan jihoon kembali pulang kerumah neneknya, disana ia melihat ayahnya yang sedang bermain catur dengan pamannya, dan ibunya sedang memotong bahan untuk di masak.

"Bunda!"jihoon memanggil ibunya dengan riang, ia memeluk sang ibu dengan erat, tetapi rose tetap tidak sedikit pun merasa keberatan dengan tingkah manja sang anak.

"Anak bunda"suara rose terdengar lembut, tetapi jihoon memilih menurut ketika ibunya meminta tolong untuk mengambilkan pisau untuk mengupas bawang.













#$#$#$#$#$

TBC

Aku up dikit aja gais… udah ngantuk mana dingin banget lagi…

Maaf banget aku lama nggak up ya… aku ada masalah di rl… tetapi aku tetap usahain bisa up untuk kalian…

Selamat membaca dan see you…

Maaf ya kalau part ini nggak jelas alurnya… pusing kepalaku 😔😔.

Berandal Tapi Manis || KyuHoonWhere stories live. Discover now