Setelah ulangan +quality time

5 0 0
                                    

Satu Minggu sudah berlalu, semua anak-anak yang sudah bebas dari berbagai ulangan, hari-harinya masih berjalan seperti biasa. Pelajaran masih berlangsung seperti hari hari biasanya.

Sena yang masih sering menjemput nya di kelas membuat Mita naik pitam, gadis itu hanya diam, pertengkaran keduanya di mulai ketika masih jam pelajaran olahraga.

"Lo bisa baris yang benar gak sih?!" Bentak Mitha, namun laksmi memilih untuk dan memendam amarahnya dengan kesabaran

Laksmi dan Langit masih sibuk menata barisan, karena tengahnya kosong, Mereka berusaha untuk menutup barisan.

"Fina Lo kebelakang buat tutup barisan" pinta Laksmi pada cewek yang lebih tinggi di depannya.

"Apa ini udah bener gue barisannya bener disini," cewe itu masih kekeh dengan pendapatnya.

Ingin rasanya ia meluapkan emosi yang sudah ia tahan dari tadi, tapi selagi bisa di tahan jangan sampai emosi itu lepas, karena ia tahu emosinya tidak ad abisa di kontrol ketika lepas begitu saja.

"Terserah!" Ujarnya gadis itu langsung menyesuaikan barisan, bodo amat mau rapi tidak rapi yang penting baris.

Mita yang masih saja memperhatikan perdebatan Vania dan juga Fina, gerak-geriknya sudah menunjukkan bahwa gadis itu tidak suka

"Laksmi, Lo sini geser, sebelahnya Zaki, cepetan woi barisnya, gitu aja gak bisa" ucapanya.

"Anjing! Lo cuman bisa nyalahin orang! Sedangkan Lo dari tadi cuman ngeliatin! Gue aja gak tau barisannya kayak gimana! Kalo Lo pinter seenggaknya Lo ngarahinnya bukan cuma liatin doang! Punya otak di pakai!" Sindirnya, lalu membuat semua anak laki-laki langsung bungkam ketika mendengar ucapan Laksmi yang begitu menggebu-gebu, amarahnya sudah tidak bisa lagi ia pendam.

Langit dan juga Fina langsung diam ketika teriakan itu muncul dari teman yang berada didepannya.

Wajahnya sudah tidak bersahabat, di tambah ia harus melakukan olahraga, moodnya benar-benar buruk.

Pak Dian hanya tersenyum mengejek ketika melihat anak muridnya yang bernama Laksmi itu marah, Karena sebelumnya gadis itu di kenal sebagai anak yang pendiam tidak mempermasalahkan apapun.

Tidak biasanya anak itu marah dengan menampakkan emosinya yang membuncah "asik juga nonton kalian berantem," ujarnya, lalu guru itu kembali duduk di gazebo, sambil menyetel lagu senam yang akan di mainkan

Sena yang melihat perdebatan itu hanya memandang dari kejauhan, kenapa gadis itu marah-marah dengan Mita selaku, senyum kecil terbit di bibir Sena, "lucu juga Lo kalau marah, gue kira Lo gak bisa marah" batinnya

Rasa penasaran mulai dalam dirinya, sebenarnya masalah apa yang terjadi pad kedua gadis itu.

"Ngelamunin apa Lo, Sen." Tanya Rion yang sudah berada di sebelahnya.

Cowok itu hanya menggeleng, lalu melanjutkan pekerjaannya

Di dalam kelasnya terdapat guru  yang sedang menjelaskan rumus matematika, laki-laki itu tetap fokus pada papan tulis dan mendengarkan penjelasan guru yang mengajar.

"Gimana ta, taruhan Lo aman kan? Tanya Naka pada teman sebangkunya.

"Amanlah, Lo tenang aja" ujarnya

"Semoga Lo gak jatuh cinta sama dia" peringat Naka, cowok itu tersenyum smirk sambil menaik turunkan satu alisnya.

Setelah olahraga dengan mulut yang masih menggerutu tidak jelas, Laksmi memesan ayam geprek untuk makan siang. Jam olahraga sudah selesai, waktu 15 menit untuk mereka berganti pakaian, namun ketiga anak itu lebih memilih ke kantin untuk mengisi perutnya yang kosong.

Satu Hari Bersamanya (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang