AUF-18

22 4 0
                                    

Jihan sudah tertidur lelap di pelukan bunda, dengan perlahan bunda turun dari tempat tidur.

Saat keluar dari kamar, bunda tiba-tiba melirik ke arah pintu kamar Nanda. Naluri nya berkata ada sedang terjadi di sana.

Tangan bunda terulur untuk mengetuk pintu nya, tapi terhenti karena ada redaman suara entah apa itu. Karena khawatir bunda langsung menerobos masuk.

"B-bunda?"

Ternyata itu hanya suara Nanda yang asik makan di samping tempat tidur. Bunda pun mendekat.

Tapi ada yang aneh.

Begitu banyak cemilan di hadapan Nanda, kebanyakan adalah snack snack gurih. Astaghfirullah!! Nanda tidak boleh terlalu banyak makan makanan yang mengandung banyak micin seperti ini!!

"Kak.. " Panggil bunda perlahan. "Ngmong sama bunda, ada apa?"

Bunda sadar ada yang salah. Nanda melampiaskan perasaannya dengan makan, tapi karena takut ketahuan dia memilih untuk menyimpan dan memakan makanannya di kamar.

Diam. Nanda hanya diam menatap dalam mata sang bunda. Tapi kemudian dia menutup mata dan menghela nafasnya.

*****

Ayah sudah memastikan bahwa para abang tertidur di dalam kamar masing-masing.

Tapi saat memasuki kamar, ayah tidak mendapati keberadaan bunda. Ayah pun akhirnya mencari bunda ke kamar Jihan, dan hasilnya tetap tidak ada.

Perlahan ayah mendatangi kamar Nanda, dan benar saja bunda ada di sana. Keduanya sedang berpelukan entah karena apa.

"Ada apa nih? Kok ayah gak di ajak.. " Panggil ayah.

"Urusan cewek! " Balas Nanda lalu terkikik geli.

Ayah cemberut mendengarnya. "Ayah pundung nih ya... " Ancam ayah. "Lagian urusan cewek apa sampai nangis gitu?! "

Nanda tersenyum. Dia memang sempat menangis tadi.

"Yaudah aku kasih tau.." Rayu Nanda. "Tapi ayah harus bantuin aku ya..."

Mendengar itu ayah menutup pintu kamar Nanda dan mendekati nya.

"Emangnya kakak mau apa, hm?"

"Bantuin aku menjauh sama para abang. "

*****

Di sebuah kantor berpuluh-puluh tingkat seseorang tengah sibuk mengerjakan sesuatu di komputer miliknya, sesekali dia membaca juga mengoreksi laporan-laporan yang ada di tangannya.

Terlihat sibuk dan tidak bisa di sentuh sama sekali.

Drtt...

Telepon rumah. Itu yang tertera di layar ponsel pria sibuk itu. Dengan cepat dia mengangkat panggilan itu sebelum mati.

"Iya, ada apa? Apa Giselle tidak mau makan lagi? Paksa saja!"

"....... "

"Apa?! Sial! Saya pulang sekarang!"

Dengan tergesa-gesa pria itu meninggal laporan laporan penting dan komputer yang masih menyala itu. Mobil yang dia kendarai melaju dengan kecepatan diatas rata rata.

Sesampainya di rumah kakinya segera berlari menuju kamar Sang adik.

Brakk..

Pintu di buka dengan tak sabaran. Membuat 2 orang di dalam ruangan itu tersentak kaget.

Ana Uhibbuki FillahWhere stories live. Discover now