22. Bertemu masa lalu

3.6K 239 0
                                    

"Ngobrolin apa? Seru banget." David datang, tetapi kali ini dengan seorang wanita. "Nih, kenalin. Kamila, tunangan gue."

Radhit terdiam sejenak melihat Kamila yang kini juga terdiam menatap Radhit.

"Akhirnya dikenalin juga, nggak sok misterius lagi," ujar Wisnu. "Kenalin, gue Wisnu," lanjutnya.

"Gue Kavin."

"Ini temen-temen aku semua," ujar David kepada Kamila.

"Oh, iya iya," ujar Kamila yang kembali tersadar.

"Kalau ini suaminya temen aku," ujar David memperkenalkan Radhit.

"Udah kenal, kok," ujar Kamila. Radhit cukup terkejut. Wanita itu tidak berniat bilang kalau Radhit mantannya kan?

"Oh, iya? Kok bisa?"

"Satu kantor," ujar Kamila sambil tersenyum.

"Lo juga kerja di sana? Satu kantor sama Oci dong?" tanya David kepada Radhit.

"Iya, emang satu kantor," balas Radhit.

"Jadi ceritanya cinlok satu kantor gitu?" tanya Wisnu yang dibalas dengan kekehan oleh Radhit.

"Kamu nggak bilang kalau Oci udah nikah, yang," ujar David kepada Kamila, sedangkan wanita itu menatap bingung ke arah David.

"Orang-orang kantor emang nggak ada yang tahu kalau gue nikah sama Oci," ujar Radhit.

"Waduh, berarti kamu yang pertama tau, yang." Kamila tersenyum tipis, ia cukup terkejut dengan fakta yang Radhit beberkan sendiri.

"Gue ke Oci dulu, ya." Radhit harus segera pergi dari tempat itu.

"Jagain Oci siapa tau masih ada yang ngira dia single."

Radhit terkekeh, "Ya pasti, lah. Gue duluan, ya."

Sementara di tempat Oci berada, ia berusaha menahan mati-matian rasa takut yang kini dirasakannya. Tangannya sudah berkeringat dingin. Otaknya terus mengingat semua kejadian yang terjadi saat itu.

"Oh iya, kenalin, ini Azka, suami gue," ujar Farah kepada teman-temannya.

Pria di sebelah Farah hanya tersenyum sampai matanya menangkap seorang wanita yang ia kenal. Wanita yang menjadi bagian dari hidupnya selama tiga tahun.

"Oci?" Azka berkata, memastikan bahwa wanita di depan Farah adalah Oci.

"Azka kenal sama Oci?" tanya Gelia penasaran.

"Oh iya, dulu kalian kan satu UKM, ya?" tanya Farah. Ia juga terlihat antusias. "Kalau lagi nungguin kamu pulang, aku sering banget lihat Oci juga." Kali ini Farah berkata kepada Azka.

Oci tersenyum tipis, sepertinya Farah memang tidak tahu apa-apa. Ia terjebak dalam masa lalu Oci tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi. Saat itu hanya Oci yang sakit.

Azka hanya terdiam di samping Farah. Oci berharap pria itu menyesali perbuatannya dan mengaku kepada Farah. Sepertinya akan menyenangkan jika fakta itu terungkap. Kali ini biarkan pikiran jahat Oci berkeliaran. Ia terlalu muak.

"Iya, kita dulu satu UKM."

Oci menggeleng pelan, apa yang ia harapkan? Berharap Azka akan bilang bahwa mereka pernah menjadi sepasang kekasih? Lalu mengaku bahwa ia selingkuh dengan Farah hingga wanita itu hamil? Mana mungkin seorang Azka yang egois mengakui kesalahannya. Oci sudah tahu sifat laki-laki itu. Bagaimana pun juga mereka pernah bersama selama tiga tahun lamanya.

"Oci." Panggilan itu berhasil membuat emosi Oci sedikit reda. Wanita itu menoleh mendapati suaminya berjalan ke arahnya.

"Siapa, Ci?" tanya Sandi. Ia jelas tahu bahwa pria itu bukan teman angkatan mereka.

Our Traumas [End]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant