Bab 22

1.2K 155 11
                                    

Bunga-bunga yang berjajar rapi dihalaman rumah sederhana milik keluarga kecil Emily mulai memekar kala mentari memancarkan cahaya nya, kepingan salju yang berubah menjadi air membanjiri sebagian jalan desa, tetapi itu membuat para bocah bergembira karena bisa bermain di pagi hari.

Emily berjongkok untuk melihat bunga yang baru dirawat nya beberapa hari yang lalu, tidak lama seseorang muncul dan ikut berjongkok disamping nya, hawa dingin yang dipancarkan pria disamping Emily begitu terasa menusuk kulit.

Gadis itu menoleh lalu mengulas senyum tipis, "Sudah selesai? Apa ibu masih didalam?"

Alfred mengangguk singkat, kemudian ikut berdiri saat Emily mulai berjalan memasuki rumah nya.

"Ya Ampun! Ini terlalu indah untuk dimakan! Aku tidak tega untuk mencicipi nya karena takut merusak makanan nya!" Emily berseru heboh kala meja bundar tempat ibu dan dirinya makan sudah penuh dengan masakan yang Alfred buat.

"Akan tidak enak bila kau tidak memakan nya!" Balas Elena yang mulai memasukkan bekal nya ke dalam tas, wanita itu sudah siap untuk berangkat kerja.

"Bisa kalian lihat kebun ibu nanti? Dan untukmu Alfred, tolong jaga Emily selama aku berkerja!" Sambung Elena tanpa rasa sungkan, selama musim dingin penuh Alfred menetap di rumah ibunda Elena, meskipun terkesan dengan sikap acuh nya ntah mengapa Elena dan Emily merasa nyaman.

Alfred tidak banyak berbicara, tapi selalu menepati setiap perkataan yang ibu Elena ucapkan.

Lucunya saat pertama kali menginjakkan kaki dirumah sederhana Emily, Alfred hanya membalas perkataan Elena yang penasaran dengan dirinya karena mengikuti gadis desa seperti Emily, Alfred langsung menjawab inti nya bila dirinya tertarik kepada Emily dan mengikuti gadis itu sampai rumah, bahkan tinggal bersama dalam beberapa purnama.

"Kalau begitu ibu pergi dulu! Baik-baik kalian disini!" Elena melambaikan tangan yang dibalas hal sama oleh Emily, kalau Alfred, dia hanya menatap wanita itu sekilas kemudian kembali memandang Emily yang tengah makan.

"Kau tidak makan?" Tanya Emily.

Alfred hanya menggeleng pelan.

"Akan bagus jika aku bekal untuk nanti, siapa tahu aku lapar lagi." Setelah usai dengan kegiatan sarapan pagi nya Emily segera beranjak untuk menyiapkan makanan yang hendak diri nya bawa.

Alfred masih duduk ditempat, bola matanya terus menatap Emily yang tengah berkutat dengan kegiatan nya, gadis itu berjalan ke lantai atas, kemudian turun kembali dengan gaun yang berbeda, tak lupa Emily juga membawa satu jubah untuk dirinya serahkan kepada Alfred.

"Pakailah! Kita akan berburu sayuran yang matang di musim semi!" Seru Emily seraya menyengir lebar.

Sedangkan Alfred hanya menatap gadis itu datar.

"Kita naik gerobak! Aku sangat malas jika harus berjalan karena jarak kebun nya terlalu jauh!" Emily keluar terlebih dahulu kemudian disusul Alfred dibelakang nya yang membawa dua keranjang berisi makanan.

"Kau yang mengendarai!" Ujar Emily yang sudah duduk disamping kemudi kuda, gadis itu mengambil dua keranjang dari genggaman Alfred, lalu menaruh nya dibelakang.

Tanpa bersua satu kata pun Alfred mulai menarik tali kudanya, mengendalikan lacu kuda dengan rendah.

"Udara dipagi hari sangat segar! Apalagi saat bersama pria tampan seperti-mu!" Emily tertawa diakhir kalimat.

Alfred setia diam, tidak mengidahkan ucapan Emily barusan.

Pakaian desa yang Alfred kenakan membuat orang-orang berpikir bila dirinya sama dengan mereka, meskipun begitu, Alfred tidak peduli, apapun itu yang bisa membuat dirinya tetap bersama Emily, Alfred tidak keberatan.

DESTINY WITH THE DEVIL IIWhere stories live. Discover now