Sakit

2K 198 6
                                    

Sesampainya di dorm Mark menggendong Jisung, dia tidak tega membangunkan Jisung. Mark tidak mengerti kenapa Jisung bisa seperti itu, apa dia terkena panuc attack?

"Hyung ada apa?" Jaemin yang melihat Mark menggendong Jisung segera menghampiri Mark.

"Dia hanya tertidur" Jawab Mark.

Jaemin menghela napas lega, mereka memang berada di mobil terpisah, sehingga Jaemin tidak tahu apa yang terjadi dengan Jisung.

Jaemin kemudian membantu Mark untuk membaringkan Jisung di ranjang mereka karena Jaemin masih satu kamar dengan Jisung.

"Dia tadi terkena panic attack" Mark memulai pembicaraan.

"Mwo? Kenapa bisa seperti itu?" Jaemin terkejut.

"Molla, aku pun tidak tahu, dia terlihat sangat kesakitan" Wajah Mark terlihat sedih.

"Hyung, aku akan menyiapkan makanan terlebih dahulu, bisakah kamu menjaga Jisung sebentar?"

Mark mengangguk.

Dia menatap wajah Jisung yang sedang tertidur, dia tidak tahu kenapa dia membenci Jisung, tidak, sebenarnya Mark tidak membenci Jisung dia pun tidak memiliki alasan untuk membenci Jisung, justru semenjak Jisung bergabung dengan grup mereka menjadi lebih populer, tentu saja itu karena kerja keras semua anggota, tapi semenjak ada Jisung suasana grup menjadi lebih baik, mereka menjadi bisa bercanda ketika latihan karena ada Jisung yang selalu menjadi bahan candaan, padahal sebelumnya suasana latihan begitu serius dan menegangkan.

"Sebenarnya kamu siapa?" Lirih Mark.

"Kamu tiba-tiba datang, apakah kamu malaikat?"

"Gomawo" Mark mengusap puncak kepala Jisung.

"Eomma" Tiba-tiba Jisung mengigau, dari sudut matanya yang terpejam keluar air mata.

"Jisungie..." Mark memanggil Jisung.

"Hiks Eomma" Lirih Jisung, dia masih menangis dalam tidurnya.

Mark meletakan kepala di dahi Jisung, panas, Jisung nampaknya terkena demam.

"Hyung ada apa? Kamu memerlukan sesuatu?" Tanya Jaemin yang melihat Mark menghampirinya di dapur.

"Jisung demam, kita harus mengompresnya" Jawabnya.

"Aigo, anak itu, dia selalu menjadi anggota yang paling mudah sakit" Jaemin memasang wajah sedih.

Mark segera kembali ke kamar, dia meletakan handuk kecil di dahi Jisung, dia masih melihat dahi Jisung berkerut dia nampak kesakitan.

"Jangan sakit" Ucap Mark.

"Eomma" Jisung terus memanggil Eommanya tapi Mark tidak tahu siapa dan dimana orang tua Jisung.

Ah, bukankah waktu itu Jisung mengatakan orang tuanya telah meninggal?

Mark menjadi semakin kasihan melihat Jisung, apa dia benar-benar hidup sendirian di dunia ini?

"Hyung berjanji akan bersikap lebih baik kepadamu" Ucap Mark.

Jisung kini sudah lebih tenang, dia kembali tertidur, Mark tetap berada di samping Jisung.

"Hyung" Jaemin datang membawa semangkuk bubur.

"Dia masih tertidur?" Tanya Jaemin.

Mark mengangguk.

"Isturahatlah Hyung, aku sudah menyiapkan makanan, makanlah bersama yang lain, biar aku yang menjaga Jisung"

Mark setuju, dia merasa tubuhnya sangat lelah dan berkeringat dia akan mandi dan makan terlebih dahulu.

"Gomawo Jaemin"

"Iya Hyung"

~~~
Jisung membuka matanya.

"Dimana ini?"

"Eoh, aku sudah di dorm? Kapan aku datang?"

Jisung kemudian melihat Jaemin yang tertidur disampingnya, dia pun memegang handuk yang ada di dahinya.

"Apa aku sakit?" Tanya nya lagi pada diri sendiri.

"Hyung..." Jisung membangunkan Jaemin.

"Jie..." Jaemin bangun, dia mengerjapkan matanya, tangannya terulur memegang dahu Jisung.

"Syukurlah, demammu sudah turun"

"Tunggu, Hyung akan menghangatkan kembali buburnya" Jaemin kemudian membawa semangkuk bubur untuk dihangatkan.

Jisung sedang melamun, dia ingin bangun tapi kepalanya terasa berat.

"Apa itu?" Jisung memikirkan ingatan yang tiba-tiba muncul ketika dia berada di bandara.

"Ingatan apa itu? Apa itu ingatan miliku?"

"Arrrgh" kepala Jisung tiba-tiba menjadi sakit.

"Jie kamu kenapa?" Renjun yang datang langsung berlari menghampiri Jisung.

Jisung menangis, dia tidak tahu kenapa dia menangis, ada perasaan kosong sekaligus menyakitkan di lubuk hatinya.

"Jisung..." Renjung memanggil Jisung melihat Jisung tidak merespon apapun.

"Hyung..." Jisung menatap Renjun, matanya berkaca-kaca.

Renjun menarik Jisung kedalam pelukannya.

"Gwaenchana" Renjun mengusap punggung Jisung, meskipun dia tidaka tahu apa yang terjadi pada Jisung, Renjun hanya ingin memberinya rasa nyaman.

Jisung memejamkan matanya merasakan kehangatan pelukan Renjun, airmata tidak terasa mengalir dari kedua matanya.

"Bagaimana keadaanmu sekarang aegi?" Renjun melepaskan pelukannya, menatap Jisung.

"Kepalaku masih sakit Hyung" Jawab Jisung.

"Istirahatlah dulu, Jaemin sedang menghangatkan makananmu"

Jisung menganggukan kepalanya.

Sakit itu merepotkan, mungkin ketika manusia sakit banyak ketakutan yang mereka rasakan, salah satunya kematian, makanya banyak manusia berusaha agar segera sembuh, tapi Jisung tidak takut mati, toh dia bukan manusia.

"Ayolah Jie, kamu harus meminum obatnya" Jaemin masih membujuk Jisung untuk meminum obatnya.

"Aku tidak mau Hyung, aku baik-baik saja"

"Apanya yang baik-baik saja? Badanmu masih agak panas, lihat wajahmu ini masih pucat"

"Aigoo mana wajah dongsaeng Hyung yang kiyowo, sekarang seperti mayat" Jaemin memasang wajah sedih.

Jisung terkekeh. Hyungnya yang satu ini memang tidak pernah gagal mengekspresikan rasa cintanya bukan hanya kepada Jisung tapi kepada semua member.

Dia menjadi orang yang paling sibuk menyiapkan makanan untuk member dan semua member menyukai masakannya, tidak ada yang tidak menyukai masakan Jaemin.

Jisung tersenyum menatap Jaemin, kelak dia akan merindukan Jaemin, dia berharap ketika dia sudah kembali semua ingatan ini tidak akan pernah hilang. Dia ingin menyimpan ingatan bersama member Dream.

"Hyung, gomawo, kamu manusia yang baik" Ucap Jisung.

"Haha kamu juga manusia yang lucu" Jaemin mencubit pipi Jisung.

Jisung tersenyum.

Dia berharap dia bisa membuat semua Hyungnya bahagia, dia benar-benar ingin mereka bahagia.

Tbc.

Hallo, I'm back wkwk
Maaf ya kalau pendek, semoga kalian suka
Jangan lupa vomen yaaa, see you 💚💚

Angel Last Mission | NCT DREAM | PARK JISUNGDonde viven las historias. Descúbrelo ahora