1 - Selamat Datang!

22 4 0
                                    

"Selamat datang para peri yang telah kembali dari liburan musim panas. Mohon untuk mengambil kunci kamar asrama kalian di Ruang Informasi. Serta, kami ucapkan selamat datang bagi para peri tahun pertama di sekolah ini. Mohon untuk memasuki aula sekolah terlebih dahulu yang letaknya berada di sayap kanan sekolah. Terima kasih."

Wow! Itulah yang terlintas di pikiranku sekarang. Ini bukanlah sekolah, melainkan sebuah kerajaan. Bagaimana mungkin sekolah ini bisa semegah dan semewah ini? Gaya bangunannya yang antik membuat sekolah ini begitu estetik. Ditambah dekorasi taman, pohon tinggi nan rindang, air mancur, serta jalanan setapak yang hanya bermodalkan batu biasa menambah kesan sekolah ini layaknya sebuah kerajaan peri. Mungkin karena mereka adalah para peri, bangunan ini didesain dengan gaya abad pertengahan yang modern sedemikian rupa.

Aku melihat juga para peri yang berterbangan mengelilingi seluruh bangunan sekolah. Itu menakjubkan. Adapun yang terbang dengan cepat bahkan lambat. Sayap mereka terbilang mini dan transparan. Tak sedikit pula dengan sayap mereka yang begitu besar layaknya seekor kupu-kupu. Peri jenis apa mereka? Bagaimanapun aku harus bergegas pergi ke aula itu. Seandainya saja aku bisa terbang.

Aku sampai di depan pintu aula. Benar seperti dugaanku, ukuran ruangan ini bisa dibilang cukup luas dan lebar. Bahkan aula ini didesain layaknya sebuah panggung arena. Aku tak menyangka jika para peri tahun pertama begitu banyak. Kursi kosong bahkan hampir terisi penuh, untungnya aku menemukan sebuah kursi kosong dekat seorang peri gadis yang sibuk memainkan handphone-nya dan seorang peri lelaki yang sibuk tertawa dengan temannya.

"Maaf, permisi, permisi, maaf." Ugh, itu sedikit menyebalkan. Aku harus melewati para peri-peri ini dengan tatapannya yang begitu sinis ke arahku. Untungnya, aku berhasil. Fyuh! Situasi ini cukup canggung menurutku. Aku hanya duduk menatap semuanya mulai dari peri yang duduk di sebelah kiriku sampai ke peri yang ada di sebelah kananku.

"Auch!" Sialan, celanaku basah terkena air milik peri yang ada di sebelah kananku.

"Oh, maaf, aku sibuk mengobrol dan tertawa sampai-sampai tidak melihatmu. Apakah ada yang basah?" ucap peri lelaki yang ada disebelah kiriku.

"Ya, celanaku." Aku sedikit kesal dengannya. Ini bahkan belum hari pertama aku memulai pelajaran dan aku sudah mengalami hal sial seperti ini.

"Ahh, it's okay. Revian bisa mengeringkannya." Siapa Revian? Peri yang ada disebelahnya peri lelaki itu berjalan mendekatiku dan duduk jongkok di depan peri lelaki itu. Oh! Ini adalah Revian.

"Aku Revian, peri api. Aku bisa mengeringkannya. Santai lah saja, aku bisa mengontrol sihir ini." Aku duduk santai sesuai apa katanya dan berdoa semoga ia berhasil melakukannya. Tidak lucu jika celanaku terbakar begitu saja. Itu akan menambah kesialanku. "Driayno!"

"Agh!" Pahaku rasanya seperti terbakar. Apakah efeknya seperti ini?

"Rileks saja, memang seperti ini," kata Revian.

"Lama-lama itu menjadi hangat seperti kau mengeringkan rambutmu dengan hair dryer, tetapi ini berbeda. Karena, percikan sihir yang ditimbulkan membuat kau merasakan efek terbakar," tambah peri lelaki tersebut.

"Aku rasa bercaknya sudah hilang, kau bisa mengeceknya." Aku mengecek celanaku dan itu benar-benar kering. Wow! Menakjubkan. Hanya beberapa menit saja ia dapat mengeringkan celanaku.

"Thanks, ini benar-benar kering seperti semula."

"Sama-sama. Jangan segan-segan jika kau mungkin ingin membutuhkan apapun kepadaku atau Theodore." Lelaki sebelahku bernama Theodore. Ahh, baiklah.

"Panggil saja Theo, aku peri air." Wow! Sangat bertolak belakang. Seorang peri api bersahabat dengan peri air.

"Ah, yeah! Sungguh menakjubkan dan senang bertemu dengan kalian. Aku Novelion, panggil saja Vel."

Faie : Misteri Peri KunoWhere stories live. Discover now