DUA (IDE)

5 0 0
                                    

Waktu berjalan sangat cepat. Sudah lebih dari satu minggu sejak hari ulang tahun Kevandra. Hari dimana ia merencanakan liburan bersama teman-temannya. Namun, sampai saat ini mereka belum dapat satupun tempat yang cocok untuk mereka kunjungi.

Awalnya mereka berpikir untuk pergi ke Yogyakarta, tetapi Yogyakarta sedang tidak baik, Gunung Merapi sedang erupsi, sehingga tidak memungkinkan mereka untuk berlibur kesana. Lagipula mereka sudah pernah ke Yogyakarta bersama saat study tour dulu. Bali? Kevandra menolak mentah-mentah ide itu, sebab ia sudah sangat sering pergi kesana. Ia bosan jika harus pergi kesana lagi. Walaupun suasananya mungkin sedikit berbeda saat pergi dengan teman-temannya.

Kevandra tengah berada di dalam kamarnya, berbaring diatas tempat tidur berukuran king size miliknya. Ia menaruh kedua tangannya di belakang kepalanya. Diam, menatap lurus ke atas langit-langit yang kosong. Sibuk dengan pikirannya. Ia berusaha keras memikirkan, dan mencari referensi tempat untuk ia dan teman-temannya pergi berlibur, sampai akhirnya suara ketukan pintu menyadarkan lamunannya.

"Masuk," ucapnya sambil menoleh ke arah pintu. "Permisi Mas," ucap Bibi seraya membuka pintu, dan menampakkan diri di ambang pintu. "Mas dipanggil sama Bapak di bawah," katanya. "Loh Papa ada di rumah Bi?" Kevan bertanya sambil bangkit dari posisinya. "Iya mas, ada." jawab Bibi.

Kevandra mengerutkan dahinya, dan berpikir, Tumben banget, biasanya Papa udah pergi main golf kalo libur gini. Setelah sadar dari lamunannya, ia berkata, "Yaudah Bi, makasih ya. Sebentar lagi saya turun." Bibi pun mengangguk dan tersenyum, kemudian berbalik arah menutup pintu dan pergi melanjutkan tugasnya.

Kevandra pun segera bangkit dari tempat tidur. Ia berjalan ke lantai satu menuju ruang keluarga untuk menemui ayahnya. Sesampainya ia di ruang keluarga, ia melihat ayahnya sedang duduk membaca koran, tak menyadari kedatangannya. Kevandra langsung duduk di sofa, tepat di samping ayahnya dan berkata, "Ada apa Pa? Tumben Papa dirumah, biasanya udah pergi main golf. Mama kemana?"

"Papa mau di rumah aja hari ini, malas keluar. Mama lagi pergi yoga," jawab Toni sambil mengambil cangkir kopi di meja, meminumnya seteguk. "Terus, ada apa Papa manggil aku?"

"Oh, iya, itu, Papa mau tanya, kamu jadi liburan sama temen-temen kamu?" Toni bertanya sambil melipat koran yang dibacanya sedari tadi. "Oh, itu. Jadi kok Pa,"

"Terus kalian jadinya pergi kemana?" Kevandra menatap Toni heran, tidak biasanya ayahnya banyak bertanya seperti ini. Tumben banget Papa kepo, pikirnya.

"Belum tahu Pa, masih nyari tempat yang cocok untuk kantong mahasiswa. Emangnya kenapa Pa?"

"Gak apa-apa, Papa cuma pengen tahu aja, kalian udah dapat tujuan atau belum. Nanti coba Papa tanya Om Ardi,"

"Om Ardi sekretaris Papa?"

"Iya, dulu kan beliau itu sempat jadi tour guide, siapa tahu punya referensi tempat buat kamu,"

Betul juga, kenapa gue gak kepikiran ya, pikir Kevandra. "Boleh tuh Pa! Aku baru ingat kalau Om Ardi dulu tour guide. Tolong tanyain ya Pa!" Kevandra berkata seraya memeluk Toni erat.

"Iya, iya. Kamu kalau ada maunya aja baru deh sok baik sama Papa," ucap Toni menepuk pelan punggung anak semata wayangnya itu. Kevandra pun melepas pelukannya sambil tersenyum lebar, dan berkata, "Makasih ya Pa! Aku tunggu kabar dari papa ya! Jangan lupa ya Pa!" Ia pun berlari ke kamarnya dengan senyum sumringah. Ia menjadi sangat bersemangat setelah mendengar perkataan ayahnya. Akhirnya ia menemukan titik terang.

Dua minggu berlalu, Kevandra dan teman-temannya masih belum memiliki tujuan kemana mereka akan pergi berlibur. Hampir semua tempat yang mereka pilih itu terlalu dekat atau terkendala oleh uang karena jaraknya yang lebih jauh. Seperti yang diketahui bahwa satu-satunya orang kaya dalam pertemanan mereka hanya Kevandra.

Je hebt het einde van de gepubliceerde delen bereikt.

⏰ Laatst bijgewerkt: Sep 21, 2023 ⏰

Voeg dit verhaal toe aan je bibliotheek om op de hoogte gebracht te worden van nieuwe delen!

Escape.Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu