A - Ketiga belas

53 11 16
                                    

Hallo, apa kabar?

Pertama tama ucapkan dulu HAPPY BIRTHDAY


NA JAEMIN 🐰🐱

Umur makin tua, malah makin gemes ya😻

Jangan lupa pencet 🌟
dan beberapa komen!

nggak revisi jadi kalau ada typo, maafin 🙏🏻

Enjoy with story
and
Happy Reading

13 / 08 / 2023

▪▪▪

Matahari sudah menampakkan diri, Rakana membuka matanya terlebih dahulu, menghidupkan ponselnya untuk melihat jam, pukul 06.30.

"Babe, bangun!" Rakana berusaha membangunkan cewek di sebelahnya yang masih tertidur dengan jaket miliknya sebagai selimut.

"Eugh..." Rana mulai membuka matanya perlahan dan pertama kali yang dia lihat adalah wajah bantal Rakana, Rana tersenyum dan menyapa, "Selamat pagi Kana,"

"Pagi, Babe." sapa balik Rakana dengan senyum yang terukir di bibirnya. "Ayo kita balik, pasti yang lain udah nyariin,"

Rana mendudukan dirinya dan mengembalikan jaket milik Rakana yang dia gunakan untuk selimut tadi, "Hm,"

Keduanya merapikan penampilan sebentar, "Kakinya masih sakit? Mau di gendong aja?" tanya Rakana melihat Rana yang masih kesusahan berdiri.

"Enggak usah,"

"Naik!" perintah Rakana yang sudah berjongkok menyuruh tunangannya itu untuk naik ke atas punggungnya.

"Ta—"

"Nggak ada tapi, tapian! Naik atau mau kita lebih lama lagi di sini?" ucapan Rakana tidak bisa dibantah, Rana menurut saja dan naik ke punggung Rakana.

Rakana dan Rana keluar dari gua tersebut, berjalan menuju tempat tenda tanpa membuka suara sedikitpun, terlalu fokus masing masing, berjalan cukup jauh sampai suara orang orang yang mencarinya terdengar jelas.

"Rana, Raka!"

Rakana mendekat ke sumber suara dengan Rana yang berteriak menyahutinya, "Disini!"

Suara beberapa langkah kaki mendekat, Rana yang akan turun dari gendongan Rakana langsung di cegah, "Ngapain?"

"Turunin, nanti kalau Jeremy lihat bisa cemburu abis!"

"Apa peduli? Diem! Kakinya luka juga begayaan!"

"Raka, Rana,"

panggilan tersebut cukup membuat mereka berhenti berdebat melihat teman teman cowoknya sudah bisa melihat keberadaannya.

Jeremy yang melihat pacarnya segera menghampiri dan mengambil alih Rana, Rakana diam dan membiarkan Rana berada di gendongan Jeremy sekarang.

"Sumpah, encok nih badan gue, gendong dia," gerutu Rakana memegang punggungnya.

"Rana kenapa?" tanya Ben

"Balik dulu lah, nanti gue ceritain!" balas Rakana dan berjalan terlebih dahulu.


Sampai di tempat camping mereka sudah di sambut oleh yang lainnya, "Minta kursi dong!" suruh Jeremy, Hanni dengan segera mengambilkan kursi yang paling dekat.

"Rana kenapa?"

"Terkilir sama ada luka," balas Rakana sambil mengambil minuman pemberian Shasha.

Jeremy buru buru melihat dan benar, kaki Rana membengkak dan ada beberapa luka goresan, "sakit banget ya, maaf..." sesalnya karena tidak menemukan Rana lebih awal.

"Nggak papa, aku baik baik aja kok." tenang Rana.

"Ran, leher lo kenapa merah?" tanya Nancia yang melihat bercak merah di area leher Rana, membuat yang lain juga ikut fokus kearah sana.

"Uhuk, uhuk, uhuk," Rakana terbatuk batuk karena tersedak saat meminum minumannya, semua berganti terfokus padanya, Sean membantu menepuk nepuk punggungnya.

"Makanya sebelum minum, baca doa dulu! Mana sambil berdiri," sarkas Sean.

"Leher kamu kenapa?" tanya Jeremy.

Rana meraba lehernya yang katanya ada bercak merah, melirik Rakana sebentar sebelum menjawab, "Kayakan ada serangga yang gigit pas di gua," balas Rana menyakinkan.

Lihat saja nanti, Rakana akan habis di tangannya! bisa bisanya meninggalkan jejak, untung yang lain percaya dengan ucapan Rana bahwa serangga yang mengigitnya.

"Kalian ada di gua semalem, cuma berdua?" tanya Haidar, "Yakin nggak ngelakuin apa apa? tuh bibir lo juga luka," tunjuknya pada bibir Rakana yang juga terluka.

Semua kembali terfokus pada Rakana dan bibirnya yang terluka, kedua tersangka saling melirik sebentar, "Kayak nggak modal banget gue, lo kira nggak ada hotel! banyak serangga, nih lihat tangan gue merah sama bentol bentol!" tunjuk Rakana pada lengannya yang sudah tidak menggunakan jaket lagi, dirinya kesal dan tanpa sadar begitu ngegas saat menjawabnya.

"Ngegas banget..." balas Hero.

Rana tertawa mendengarnya, setidaknya satu sama. Tersenyum melihat kepanikan Rakana, sangat lucu menurutnya apalagi dengan bibir yang biasanya diam sekarang cerewet begitu.

"Udah udah, biar Rakana sama Rana istirahat! Jangan ganggu!" Karanina melerai dan menyuruh mereka bubar.

"Kamu beneran nggak papa?" tanya sekali lagi Jeremy, Rana mengangguk dan tersenyum, dia senang entah karena Jeremy atau Rakana— ups!

"Lo abis melakukan yang iya iya kan sama Rana?" tanya Sean di tengah jalan mereka kembali ke tenda.

Rakana menghentikan langkahnya dan menoleh pada Sean, "Terus kenapa? Ada masalah? gue ngelakuin juga sama tunangan gue bukan cewek orang!" balas Rakana sedikit sewot.

"Tapi orang orang taunya dia cewek Jeremy Natanegara, tuan muda Rakana Pradipta!"

"Gue pertegas lagi, cewek yang orang akui sebagai pacar Jeremy Natanegara sekarang adalah tunangan sah Rakana Pradipta sejak 2 tahun yang lalu!"

Sean tertawa mendengar jawaban Rakana, temannya ini memang tidak mau mengalah apalagi berhubungan dengan tunangannya, hak miliknya!

A - ZER0Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon