A - Keenam belas

51 11 12
                                    

Hallo

Selamat hari kemerdekaan,
Dirgahayu Republik Indonesia ke 78 tahun

Seperti biasa jangan lupa pencet 🌟
dan berikan komen sebagai dukungan!

oh ya, chap ini sedikit ada 18+

Enjoy with story
and
Happy reading!

17 / 08 / 2023

▪▪▪

PLAK!

Rana dengan wajah yang memerah karena marah, menampar Jeremy di tengah keramaian, emosinya sudah di ubun ubun. Sedangkan, Jeremy memalingkan wajahnya karena tamparan tersebut, rasanya panas dan perih, tamparan Rana tidak main main , memandang cewek itu dengan raut wajah menyesal.

Bagaimana tidak marah, ternyata selama ini Airana Regatha, hanya di jadikan taruhan oleh Jeremy dan teman temannya. Video berdurasi sekitar dua menit menampilkan cowok itu dan beberapa temannya yang dirinya tidak ketahui sedang mengobrol dan berakhir bertaruh.

"Kalau berhasil pacaran sama cewek itu tiga bulan, gue kasih mobil gue yang baru buat lo!"

"Gue taruhin apart gue!"

"Siap siap aja gue pasti bisa dapetin Rana secepatnya!"

"Inget!  Lo nggak boleh jatuh cinta sama dia!"

"Deal!"

Tidak ada yang harus di tangisi, karena kemarahannya lebih mendominasi, "Ada yang mau lo jelasin, Jeremy?" di tengah kemarahannya, dirinya berusaha tetap sadar dan memberikan kesempatan pada cowok itu untuk membela diri.

"Aku emang salah jadiin kamu bahan taruhan dulu, aku kira semua bakal berjalan lancar tapi, baru satu bulan aku malah jatuh cinta sama kamu, aku bilang sama mereka kalau aku kalah dan mereka nggak masalah— maaf," Jeremy menjelaskan dengan sejujurnya, matanya penuh penyesalan.

Setelah mendengar penjelasan itu Rana pergi begitu saja, dirinya bingung akan merespon bagaimana, memilih meninggalkan Jeremy dan teman temannya yang lain, dia pergi ke rooftop yang kebetulan sekali kosong, tidak ada siapapun di sana.

Ceklek!

Pintu rooftop terbuka menampilkan cowok dengan tinggi sekitar 170+ cm, berjalan mendekat Rana dan duduk di sebelahnya.

"Sekarang gimana?" tanyanya yang jelas Rana mengerti maksud perkataannya.

"Gimana? Nggak gimana gimana, gue nggak ada hak!" balas Rana menanggapi pertanyaan Rakana.

Setelahnya keduanya sama sama terdiam, berada pada pikiran masing masing, "Babe," lama berdiam akhirnya Rakana kembali membuka suara.

Rana menoleh dan berdehem sebagai jawaban, "Kana, gue merasa bersalah sama semuanya, gue udah bohongi mereka, gue takut semua bakal benci sama gue nantinya, apa gue— eumh!"

Belum selesai berbicara Rakana langsung menarik Rana mendekat dan menempelkan bibir keduanya, cewek itu melotot  dan berusaha mendorong, melepaskan diri namun, tenaganya kalah kuat dari Rakana.

Memilih pasrah dan membiarkan Rakana melakukan apapun padanya, sedangkan Rakana yang mendapat lampu hijau tersenyum,  perlahan melumat bibir yang menjadi candunya selama ini, hingga cewek itu juga terpancing nafsunya.

"Aakh!"

Rakana menggigit bibir tunangannya itu agar membuka sedikit celah untuk memasukkan lidahnya, Rakana tersenyum tipis saat berhasil membuat cewek itu terbuai akan perbuatannya.

A - ZER0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang